6 Penyebab Kejahilan, Terakhir Mengklaim Sudah Capai Tingkat Kesucian Tertentu
Kamis, 23 Februari 2023 - 14:55 WIB
Dan jika salah seorang di antara mereka tidak mendapatkan sebutir makanan yang dia pikir merupakan haknya, seluruh dunia akan tampak gelap dan sempit baginya. Bahkan, jika ada di antara mereka benar-benar bisa menaklukkan nafsu-nafsunya, mereka tidak punya hak untuk membuat klaim semacam itu, mengingat para nabi - jenis manusia yang tertinggi - terus-menerus mengakui dan meratapi dosa-dosa mereka.
Beberapa di antara mereka mempunyai dosa yang sedemikian besar, sehingga mereka bahkan menjauhkan diri dari hal-hal yang halal. Pernah diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa suatu hari ketika sebutir koma dibawa kepadanya, beliau tidak mau memakannya hanya lantaran tidak yakin bahwa korma tersebut diperoleh secara halal.
Sementara orang-orang yang berkehidupan bebas ini mau meneguk berliter-liter anggur dan mengklaim sebagai lebih unggul dari Nabi yang kesuciannya diancam oleh sebutir kurma, sementara mereka tidak terpengaruh oleh anggur sebanyak itu. Patutlah jika setan membenamkan mereka ke dalam kehancuran total.
Imam al-Ghazali mengingatkan orang-orang suci sejati mengetahui bahwa orang yang tidak bisa menguasai nafsu-nafsunya tidak pantas disebut sebagai seorang manusia. Dan bahwa seorang muslim sejati adalah orang yang dengan senang hati mau mengakui batas-batas yang ditetapkan oleh syariah.
"Orang yang berupaya dengan dalih apa pun untuk mengabaikan kewajiban-kewajibannya, sudah jelas berada dalam pengaruh setan dan harus diajak berbicara tidak dengan sebatang pena, tapi dengan sebilah pedang," tutur Imam al-Ghazali.
Para penganut mistik palsu semacam ini kadang-kadang berpura-pura telah tenggelam di dalam lautan ketakjuban. "Tetapi, jika anda bertanya kepada mereka tentang apa yang mereka takjubkan, mereka tidak tahu. Mereka mesti disuruh agar takjub semau mereka, tetapi pada saat yang sama agar mengingat bahwa Yang Maha Kuasa adalah penciptanya, dan bahwa mereka adalah abdi-abdi-Nya," demikian Imam al-Ghazali.
Lihat Juga: Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali: Banyak Orang yang Merenungkan Dirinya Tidak Juga Menemui Tuhan
Beberapa di antara mereka mempunyai dosa yang sedemikian besar, sehingga mereka bahkan menjauhkan diri dari hal-hal yang halal. Pernah diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa suatu hari ketika sebutir koma dibawa kepadanya, beliau tidak mau memakannya hanya lantaran tidak yakin bahwa korma tersebut diperoleh secara halal.
Sementara orang-orang yang berkehidupan bebas ini mau meneguk berliter-liter anggur dan mengklaim sebagai lebih unggul dari Nabi yang kesuciannya diancam oleh sebutir kurma, sementara mereka tidak terpengaruh oleh anggur sebanyak itu. Patutlah jika setan membenamkan mereka ke dalam kehancuran total.
Imam al-Ghazali mengingatkan orang-orang suci sejati mengetahui bahwa orang yang tidak bisa menguasai nafsu-nafsunya tidak pantas disebut sebagai seorang manusia. Dan bahwa seorang muslim sejati adalah orang yang dengan senang hati mau mengakui batas-batas yang ditetapkan oleh syariah.
"Orang yang berupaya dengan dalih apa pun untuk mengabaikan kewajiban-kewajibannya, sudah jelas berada dalam pengaruh setan dan harus diajak berbicara tidak dengan sebatang pena, tapi dengan sebilah pedang," tutur Imam al-Ghazali.
Para penganut mistik palsu semacam ini kadang-kadang berpura-pura telah tenggelam di dalam lautan ketakjuban. "Tetapi, jika anda bertanya kepada mereka tentang apa yang mereka takjubkan, mereka tidak tahu. Mereka mesti disuruh agar takjub semau mereka, tetapi pada saat yang sama agar mengingat bahwa Yang Maha Kuasa adalah penciptanya, dan bahwa mereka adalah abdi-abdi-Nya," demikian Imam al-Ghazali.
Lihat Juga: Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali: Banyak Orang yang Merenungkan Dirinya Tidak Juga Menemui Tuhan
(mhy)