8 Kebiasaan Masyarakat Indonesia di Bulan Ramadan
Rabu, 15 Maret 2023 - 15:13 WIB
Masyarakat muslim di Indonesia benar-benar serius dalam menyambut Ramadan . Lewat ragam tradisi yang tumbuh dan berkembang itu, bisa dilihat bahwa penyambutan Ramadan oleh masyarakat Indonesia dengan cara bersyukur, silaturahmi , mensucikan diri dan jiwa, saling memaafkan, berbagi rezeki kepada orang yang tak mampu.
"Bila etos nilai ini juga bisa berlangsung sepanjang tahun, maka akan menjadi kekuatan dahsyat," ujar Dr H Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib, Lc, MA, dalam tulisannya berjudul "Ramadhan di Indonesia: Amalan Dan Tradisi".
Dosen Fakultas Agama Islam di Universitas Dharmawangsa Medan ini mengatakan masyarakat Islam Indonesia juga memiliki beberapa kebiasaan yang lazim dilakukan pada bulan Ramadan di berbagai daerah di tanah air, antara lain:
Pertama, membangunkan tetangga sahur . Sejak tahun 1970-an kebiasaan membangunkan sahur orang-orang sekitar sudah dilakukan oleh banyak kalangan. Ya, membangunkan sahur para tetangga bahkan orang sekampung sudah ada sejak lama dan kebiasaan ini pun seperti sudah jadi tradisi.
Berbagai cara pun dilakukan untuk membuat “kegaduhan” agar orang-orang tidak terlambat sahur. Mulai dari berteriak “sahur, sahurr”, memukul-mukul tiang listrik, panci atau wajan hingga berbagai cara lainnya.
Sayangnya, kata Zamakhsyari, kebiasaan yang unik dan berpahala ini kadang diikuti dengan rasa amarah di saat para remaja sudah mulai bermain petasan.
Kedua, ngabuburit sambit menunggu berbuka puasa. Tidak hanya saat sahur saja yang disambut dengan suka cita, tapi berbuka puasa pun disambut dengan kemeriaan dan ngabuburit adalah salah satunya.
Banyak kalangan yang meluangkan waktu untuk ngabuburit bersama keluarga, rekan ataupun orang tercinta. Berkumpul bersama sambil bercerita, nongkrong di tepi pantai atau pun di sebuah kafe pun menjadi kebiasaan yang hanya ada di bulan Ramadan. Bercerita sambil menunggu beduk buka pun menjadi kesenangan tersendiri.
Ketiga, berbuka dengan menu kolak. Kolak sebenarnya merupakan menu yang bisa ditemukan di setiap waktu. Tapi di saat Ramadan sejauh mata memandang menu kolak selalu ada. Kolak seolah sudah menjadi menu wajib saat berbuka puasa.
Berbahan dasar, pisang maupun ubi dengan kuah santan manis yang berasal dari gula aren memang menjadi menu yang pas untuk menghilangkan dahaga dan rasa lapar setelah seharian penuh berpuasa.
Keempat, balas dendam saat berbuka. Bagi yang berpuasa, beduk magrib seperti menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Hal seperti ini tentunya wajar karena seharian menahan rasa lapar dan haus tentu bukan hal mudah.
Nah, salah satu kebiasaan unik masyarakat Indonesia saat Ramadan pun terjadi saat waktu berbuka puasa. Tidak sedikit orang yang seperti “balas dendam” karena menahan rasa lapar dan haus sehari penuh. Sehingga saat berbuka biasanya hampir setiap menu yang tersedia dihabiskan. Selain unik kebiasaan ini sebenarnya cukup miris karena faktanya makan ataupun minum berlebihan saat berbuka justru berdampak buruk pada pencernaan.
Kelima, jam kerja diubah. Ibadah puasa adalah ibadah yang bersifat wajib bagi yang mampu. Untuk itu setiap umat muslim yang mampu menjalankan ibadah puasa dituntut untuk berpuasa selama sehari penuh, tidak terkecuali bagi mereka yang sibuk bekerja.
Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, sebenarnya juga menjadi berkah tersendiri bagi para pekerja. Baik itu yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa, pasalnya saat Ramadan kantor maupun perusahaan pun biasanya akan mengubah jam kerja. Datang sedikit lebih lambat dan pulang sedikit lebih cepat, bahkan di beberapa perusahaan selama Ramadan beban kerja pun biasanya dikurangi.
Kebiasaan seperti ini tentu menjadi “berkah” tersendiri yang bisa dinikmati oleh umat Islam maupun non-Islam.
Keenam, banyak lahir pasar kaget. Bulan Ramadan yang datang setiap tahunnya memberikan berkah tersendiri dari sisi perekonomian masyarakat. Di bulan Ramadan, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang tiba-tiba jadi seorang pedagang. Kemunculan pasar kaget menjadi satu kebiasaan unik yang menjamur disetiap daerah.
Meningkatnya daya beli masyarakat tanah air selama bulan Ramadan apalagi mendekati hari lebaran membuat beberapa kalangan mencoba mengais rejeki sebagai pedagang. Tak pelak hampir di setiap sudut jalan ditemukan pedagang-pedagang kecil yang menjajakan barang dagangannya.
"Bila etos nilai ini juga bisa berlangsung sepanjang tahun, maka akan menjadi kekuatan dahsyat," ujar Dr H Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib, Lc, MA, dalam tulisannya berjudul "Ramadhan di Indonesia: Amalan Dan Tradisi".
Dosen Fakultas Agama Islam di Universitas Dharmawangsa Medan ini mengatakan masyarakat Islam Indonesia juga memiliki beberapa kebiasaan yang lazim dilakukan pada bulan Ramadan di berbagai daerah di tanah air, antara lain:
Pertama, membangunkan tetangga sahur . Sejak tahun 1970-an kebiasaan membangunkan sahur orang-orang sekitar sudah dilakukan oleh banyak kalangan. Ya, membangunkan sahur para tetangga bahkan orang sekampung sudah ada sejak lama dan kebiasaan ini pun seperti sudah jadi tradisi.
Berbagai cara pun dilakukan untuk membuat “kegaduhan” agar orang-orang tidak terlambat sahur. Mulai dari berteriak “sahur, sahurr”, memukul-mukul tiang listrik, panci atau wajan hingga berbagai cara lainnya.
Sayangnya, kata Zamakhsyari, kebiasaan yang unik dan berpahala ini kadang diikuti dengan rasa amarah di saat para remaja sudah mulai bermain petasan.
Kedua, ngabuburit sambit menunggu berbuka puasa. Tidak hanya saat sahur saja yang disambut dengan suka cita, tapi berbuka puasa pun disambut dengan kemeriaan dan ngabuburit adalah salah satunya.
Banyak kalangan yang meluangkan waktu untuk ngabuburit bersama keluarga, rekan ataupun orang tercinta. Berkumpul bersama sambil bercerita, nongkrong di tepi pantai atau pun di sebuah kafe pun menjadi kebiasaan yang hanya ada di bulan Ramadan. Bercerita sambil menunggu beduk buka pun menjadi kesenangan tersendiri.
Ketiga, berbuka dengan menu kolak. Kolak sebenarnya merupakan menu yang bisa ditemukan di setiap waktu. Tapi di saat Ramadan sejauh mata memandang menu kolak selalu ada. Kolak seolah sudah menjadi menu wajib saat berbuka puasa.
Berbahan dasar, pisang maupun ubi dengan kuah santan manis yang berasal dari gula aren memang menjadi menu yang pas untuk menghilangkan dahaga dan rasa lapar setelah seharian penuh berpuasa.
Keempat, balas dendam saat berbuka. Bagi yang berpuasa, beduk magrib seperti menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Hal seperti ini tentunya wajar karena seharian menahan rasa lapar dan haus tentu bukan hal mudah.
Nah, salah satu kebiasaan unik masyarakat Indonesia saat Ramadan pun terjadi saat waktu berbuka puasa. Tidak sedikit orang yang seperti “balas dendam” karena menahan rasa lapar dan haus sehari penuh. Sehingga saat berbuka biasanya hampir setiap menu yang tersedia dihabiskan. Selain unik kebiasaan ini sebenarnya cukup miris karena faktanya makan ataupun minum berlebihan saat berbuka justru berdampak buruk pada pencernaan.
Kelima, jam kerja diubah. Ibadah puasa adalah ibadah yang bersifat wajib bagi yang mampu. Untuk itu setiap umat muslim yang mampu menjalankan ibadah puasa dituntut untuk berpuasa selama sehari penuh, tidak terkecuali bagi mereka yang sibuk bekerja.
Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, sebenarnya juga menjadi berkah tersendiri bagi para pekerja. Baik itu yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa, pasalnya saat Ramadan kantor maupun perusahaan pun biasanya akan mengubah jam kerja. Datang sedikit lebih lambat dan pulang sedikit lebih cepat, bahkan di beberapa perusahaan selama Ramadan beban kerja pun biasanya dikurangi.
Kebiasaan seperti ini tentu menjadi “berkah” tersendiri yang bisa dinikmati oleh umat Islam maupun non-Islam.
Keenam, banyak lahir pasar kaget. Bulan Ramadan yang datang setiap tahunnya memberikan berkah tersendiri dari sisi perekonomian masyarakat. Di bulan Ramadan, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang tiba-tiba jadi seorang pedagang. Kemunculan pasar kaget menjadi satu kebiasaan unik yang menjamur disetiap daerah.
Meningkatnya daya beli masyarakat tanah air selama bulan Ramadan apalagi mendekati hari lebaran membuat beberapa kalangan mencoba mengais rejeki sebagai pedagang. Tak pelak hampir di setiap sudut jalan ditemukan pedagang-pedagang kecil yang menjajakan barang dagangannya.