11 Adab di Masjid Saat Iktikaf yang Penting Diketahui
Jum'at, 14 April 2023 - 09:04 WIB
Di 10 hari terakhir Ramadan ini, banyak umat Muslim berbondong-bondong melaksanakan iktikaf. Masjid-masjid pun akan penuh dihadiri orang-orang yang beriktikaf tersebut. Sebagai tempat suci, masjid menempati kedudukan yang tinggi sebagai tempat terbaik dan yang mulia. Karena itu, hendaknya seorang muslim yang berada di dalam masjid memperhatikan adab-adabnya.
Dalam kitab 'Min Aadaabi al-Masajid', karya Abdullah bin Ahmad al-Alafah al-Ghamidiy menjelaskan tentang adab-adab yang harus diperhatikan ketika berada di dalam masjid. Di antaranya:
1. Menjaga pakaian, badan dan mulut dari bau yang tidak sedap
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa memakan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah ia menyingkir dari kami. Atau beliau bersabda “Menjauhi masjid kami dan hendaknya ia duduk saja di rumahnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Barangsiapa memakan bawang merah, bawang putih atau bawang bakung maka janganlah ia mendekati masjid kami. Karena malaikat juga merasa tertenggu dengan apa-apa yang membuat bani Adam merasa terganggu” (HR. Muslim)
2. Saat memasukinya berdoa memohon dibukakan pintu rahmatnya dan saat keluar darinya berdoa memohon karunianya
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk Masjid, maka hendaklah ia mengucapkan, “Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu. Dan apabila ia keluar, maka hendaknya ia mengucapkan, “Ya Allah sesungguhnya Aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu” (HR. Muslim)
3.Menjaga diri dari tindakan menyekutukan Allah SWT
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” ( QS. al-Jin: 18)
4.Mengenakan pakaian yang suci, bersih, dan menutup aurat
Allah Ta'ala berfirman:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid…”(Qs. al-A”raf: 31)
5. Melakukan salat dua rakaat tahiyatul masjid sebelum duduk
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid maka janganlah ia duduk hingga ia shalat dua rakaat” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain:
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid maka hendaklah ia salat dua rakaat sebelum ia duduk” (HR. Muslim)
6. Memanfaatkan waktu antara adzan dan iqomah untuk salat atau berdoa
Dari Abdullah bin Mughaffal, ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
“Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada kesempatan mengerjakan shalat, Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada kesempatan mengerjakan shalat. Kemudian, beliau mengatakan pada kali ketiganya, “Bagi siapa yang mau.” (HR. Bukhari)
Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
“Doa antara adzan dan iqomah diijabah, maka berdoalah kalian” (HR. Ibnu Hibban)
7. Menjaga kebersihan masjid dari kotoran
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
“Sesungguhnya masjid-masjid itu tidak layak untuk air kencing dan kotoran. Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur”an” (HR. Muslim)
8. Tidak melakukan transaksi jual beli
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
Jika kamu melihat seseorang berjual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya: “Semoga Allah tidak memberi keuntungan dari jual belimu” (HR. at-Tirmidzi)
9. Tidak mencari barang hilang di masjid
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa mendengar seseorang mencari barangnya yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya:”Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu !” Karena masjid bukan dibangun untuk ini” (HR. Muslim)
10. Tidak bertengkar dan meninggikan suara di dalam masjid
Diriwayatkan dari as-Saib bin Yazid, ia berkata:
“Suatu ketika aku berada di masjid Nabawi, tiba-tiba seseorang melemparku dengan kerikil kecil. Aku melihatnya ternyata orang itu Umar bin Khatthab. Ia berkata: “ Pergi dan bawalah kedua lelaki itu kemari.” Maka aku pun membawa kedua lelaki yang dimaksud ke hadapan beliau. Umar bertanya: “Darimana kalian berdua ? Dari Thaif, jawab mereka berdua. Umar berkata: “Sekiranya kalian berdua berasal dari kota ini (Madinah-pen), niscaya akan aku pukul kalian ! Karena kalian meninggikan suara di dalam Masjid Rasulullah (HR.Bukhari)
11. Tidak menjadikan masjid sebagai tempat melintas, tanpa mengerjakan shalat di dalamnya
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kalian jadikan masjid sebagai tempat melintas, kecuali untuk zikir dan sholat“ (HR. ath-Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir)
Wallahu A’lam
Dalam kitab 'Min Aadaabi al-Masajid', karya Abdullah bin Ahmad al-Alafah al-Ghamidiy menjelaskan tentang adab-adab yang harus diperhatikan ketika berada di dalam masjid. Di antaranya:
1. Menjaga pakaian, badan dan mulut dari bau yang tidak sedap
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ قَالَ فَلْيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ
Barangsiapa memakan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah ia menyingkir dari kami. Atau beliau bersabda “Menjauhi masjid kami dan hendaknya ia duduk saja di rumahnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
مَنْ أَكَلَ اَلْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ – فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
“Barangsiapa memakan bawang merah, bawang putih atau bawang bakung maka janganlah ia mendekati masjid kami. Karena malaikat juga merasa tertenggu dengan apa-apa yang membuat bani Adam merasa terganggu” (HR. Muslim)
2. Saat memasukinya berdoa memohon dibukakan pintu rahmatnya dan saat keluar darinya berdoa memohon karunianya
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ. وَإِذَا خَرَجَ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk Masjid, maka hendaklah ia mengucapkan, “Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu. Dan apabila ia keluar, maka hendaknya ia mengucapkan, “Ya Allah sesungguhnya Aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu” (HR. Muslim)
3.Menjaga diri dari tindakan menyekutukan Allah SWT
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” ( QS. al-Jin: 18)
4.Mengenakan pakaian yang suci, bersih, dan menutup aurat
Allah Ta'ala berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid…”(Qs. al-A”raf: 31)
5. Melakukan salat dua rakaat tahiyatul masjid sebelum duduk
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid maka janganlah ia duduk hingga ia shalat dua rakaat” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain:
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid maka hendaklah ia salat dua rakaat sebelum ia duduk” (HR. Muslim)
6. Memanfaatkan waktu antara adzan dan iqomah untuk salat atau berdoa
Dari Abdullah bin Mughaffal, ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ
“Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada kesempatan mengerjakan shalat, Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada kesempatan mengerjakan shalat. Kemudian, beliau mengatakan pada kali ketiganya, “Bagi siapa yang mau.” (HR. Bukhari)
Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
اَلدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ يُسْتَجَابُ فَادْعُوْا
“Doa antara adzan dan iqomah diijabah, maka berdoalah kalian” (HR. Ibnu Hibban)
7. Menjaga kebersihan masjid dari kotoran
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَىْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِىَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya masjid-masjid itu tidak layak untuk air kencing dan kotoran. Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur”an” (HR. Muslim)
8. Tidak melakukan transaksi jual beli
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُوْلُوْا لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ
Jika kamu melihat seseorang berjual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya: “Semoga Allah tidak memberi keuntungan dari jual belimu” (HR. at-Tirmidzi)
9. Tidak mencari barang hilang di masjid
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ رَجُلاً يَنْشُدُ ضَالَّةً فِى الْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ لاَ رَدَّهَا اللَّهُ عَلَيْكَ فَإِنَّ الْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا
“Barangsiapa mendengar seseorang mencari barangnya yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya:”Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu !” Karena masjid bukan dibangun untuk ini” (HR. Muslim)
10. Tidak bertengkar dan meninggikan suara di dalam masjid
Diriwayatkan dari as-Saib bin Yazid, ia berkata:
“Suatu ketika aku berada di masjid Nabawi, tiba-tiba seseorang melemparku dengan kerikil kecil. Aku melihatnya ternyata orang itu Umar bin Khatthab. Ia berkata: “ Pergi dan bawalah kedua lelaki itu kemari.” Maka aku pun membawa kedua lelaki yang dimaksud ke hadapan beliau. Umar bertanya: “Darimana kalian berdua ? Dari Thaif, jawab mereka berdua. Umar berkata: “Sekiranya kalian berdua berasal dari kota ini (Madinah-pen), niscaya akan aku pukul kalian ! Karena kalian meninggikan suara di dalam Masjid Rasulullah (HR.Bukhari)
11. Tidak menjadikan masjid sebagai tempat melintas, tanpa mengerjakan shalat di dalamnya
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَاتَتَّخِذُوْا الْمَسَاجِدَ طُرُقًا إِلَّا لِذِكْرٍ أَوْ صَلَاةٍ
“Janganlah kalian jadikan masjid sebagai tempat melintas, kecuali untuk zikir dan sholat“ (HR. ath-Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir)
Wallahu A’lam
(wid)