Pribadi Mulia: Mereka Mementingkan Orang Lain Ketimbang Dirinya Sendiri

Senin, 17 April 2023 - 05:15 WIB
Baca juga: Kisah Syahidnya Umar bin Khattab dan Kenaikan Pajak

Hal itu membuat sang tamu amat terkejut, maka ia segera bertanya kepada Umar: "Mengapa engkau melarangku untuk makan bersama orang lain berupa makanan dari daging dan minyak samin, malah engkau menghidangkan kepadaku makanan yang sama sekali tidak layak dikonsumsi ini?"

Umar menjawab: "Aku hanya memberikan makanan kepadamu dengan makanan yang biasa aku konsumsi".

Mereka kembali bertanya: "Apa yang menghalangimu untuk memakan makanan yang sama dikonsumsi oleh masyarakat, padahal engkau sendiri yang telah membagi-bagikan daging kepada masyarakat?"

Umar menjawab: "Aku telah berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak memakan minyak samin dan daging hingga kaum Muslimin seluruhnya telah kenyang dengan kedua macam makanan itu".

"Alangkah hebatnya sifat iitsaar 'mementingkan orang lain' yang telah diperlihatkan oleh Umar itu bukan? Dan apakah ada bandingnya sikapnya itu di dunia ini?" ujar Mushthafa as Siba'i.

Baca juga: Sikap Umar Bin Khattab dalam Menjaga Kemuliaan Perempuan

Kisah Perempuan Paris

Mushthafa as Siba'i selanjutnya menceritakan tentang sumbangsih dan pengorbanan yang telah diberikan oleh kaum perempuan Paris pada saat perang tahun tujuh puluhan (abad 19). Hingga mereka dengan suka rela menyerahkan perhiasan-perhiasan mereka untuk membantu membayar denda yang dikenakan oleh Jerman atas penduduk Paris sebagai tebusan untuk membebaskan mereka dari kepungan militer.

"Sikap kaum wanita Paris adalah suatu contoh yang bagus tentang pendahuluan kepentingan umum dan pengorbanan," katanya.

Namun, kata Mushthafa as Siba'i selanjutnya bertanya: apakah tingkat pengorbanan mereka itu mampu menyamai besarnya pengorbanan kalangan wanita kaum Muslim pada masa Rasulullah SAW, saat Rasulullah SAW mendorong mereka untuk memberikan sumbangan dan sedekah secara spontan seluruh kaum wanita mencopot segala perhiasan mereka hingga tidak tersisa sedikitpun dan mereka berikan kepada Rasulullah SAW, untuk kemudian beliau pergunakan harta tersebut bagi kepentingan kaum Muslimin. (HR Bukhari dan Muslim)

Baca juga: Para Suami Tirulah Sikap Romantis Umar bin Khattab

Sumbangan pada saat perang untuk menghadapi gempuran musuh adalah suatu tindakan yang amat terpuji. Namun memberikan sumbangan pada saat damai sebagai sumbangsih bagi proyek-proyek kemaslahatan umum sambil mengharapkan balasan Allah SWT adalah suatu tindakan yang lebih terpuji lagi.

"Tidak aneh jika jasa kaum wanita kita yang mendermakan perhiasan-perhiasan mereka pada saat damai, adalah lebih abadi dan lebih terpuji dari tindakan wanita Paris yang telah mendermakan perhiasan mereka pada saat perang," tuturnya.
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More