Mimar Sinan, Arsitek Legendaris Utsmani yang Memperkokoh Hagia Sophia
Kamis, 23 Juli 2020 - 18:03 WIB
ISTANBUL - Turki merupakan wilayah yang rawan gempa. Bahkan dalam rentan waktu 5 tahun terakhir, di Turki telah terjadi 50.000 gempa dengan berbagai level skala.
Istanbul merupakan salah satu wilayah yang paling rawan terkena gempa di Turki. Pada tahun 1990-an misal, Istanbul berkali-kali dilanda gempa besar. Puncaknya pada 1998 dengan 7,5 skala ritcher yang menelan 17.000 korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat banyak infrastruktur yang hancur. (Baca juga: Saksikan Live! Salat Jumat Pertama Hagia Sophia di SINDOnews)
Hagia Sophia juga tidak terelakkan dari gempa. Tercatat beberapa kali Hagia Sophia direnovasi akibat gempa. Pada 869, kubah Hagia Sophia pernah diperbaiki karena hancur akibat gempa. Pada pertengahan abad ke-14, kubah Hagia Sophia kembali rusak dengan keretakan yang parah di bangunannya, sehingga harus ditutup beberapa tahun.
Pada abad ke-15, menara yang sudah dibangun oleh Kesultanan Utsmani hancur sampai dibuat dua menara baru. Bahkan sejak saat itu, Hagia Sophia mulai rapuh secara keseluruhan. (Baca juga: Mengenal Imam dan Muazin Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia)
Atas dasar itu, pada masa Selim II, Hagia Sophia menjadi proyek khusus kesultanan. Proyek itu berada di bawah pimpinan arsitek andal Utsmani yang dianggap bapak arsitektur bangunan tahan gempa, Mimar Sinan.
Mimar Sinan Arsitek Legendaris Utsmani
Mimar Sinan merupakan arsitek yang paling dikenal sepanjang sejarah Utsmani. Jumlah proyek yang dilakukan Sinan adalah 79 masjid, 34 istana, 33 hamam (pemandian umum), 19 makam, 55 sekolah, 16 rumah miskin, 7 madrasah, 12 karavan, air mancur, rumah sakit, dan lumbung pertanian.
Meski demikian, Sinan dikenal sebagai arsitek masjid-masjid besar Utsmani yang kokoh dan bisa dilihat hingga sekarang, di antaranya Masjid Sehzade, Masjid Suleyman Istanbull, dan Masjid Selim di Edirne. (Baca juga: Ada di Arah Kiblat, Mozaik Bunda Maria di Hagia Sophia Ditutup Tirai)
Sinan mengadaptasi gereja Bizantium sebagai model untuk masjid-masjid yang dibangunnya. Oleh karena itu, kubah pusat yang besar menjadi titik fokus pengembangan dan menjadi khas masjid-masjid Utsmani. (Lihat grafis: Sejarah Panjang Hagia Sophia)
Dari kubah-kubah gereja Bizantium, Sinan mempelopori kubah yang lebih kecil untuk menghiasi kubah utama. Ia juga menggunakan menara tinggi yang ramping di setiap sudut masjid untuk membingkai karyanya. Menara dan kubah-kubah kecil yang mengelilingi kubah utama mampu mencolok pandangan dan memberi kesah gagah.
Secara khusus, pembangunan masjid-masjid yang dilakukan Sinan banyak dipengaruhi Hagia Sophia. Seperti Masjid Suleyman di Istanbul yang dibangun pada tahun 1550-1557. Masjid itu dianggap oleh banyak sarjana sebagai karya terbaiknya.
Masjid Suleyman memiliki kubah pusat besar yang ditembus oleh 32 lubang, sehingga memberi kubah efek ringan sementara juga banyak menerangi interior masjid. Ini adalah salah satu masjid terbesar yang pernah dibangun di Kekaisaran Ottoman.
Pada awalnya, Sinan terlahir sebagai Kristen dengan nama Joseph dari orang tua berkebangsaan Yunani. Ia mengawali karirnya sebagai tukang batu dan kayu. Namun setelah masuk korps militer Janisari ia masuk Islam dan mulai dinas secara resmi di Kesultanan Utsmani pada periode Sultan Suleyman I (1520-1566).
Sinan dan Proyek Hagia Sophia
Pada 1573, Mimar Sinan menjalankan proyek besarnya memperbaiki dan memperkokoh Hagia Sophia yang rawan hancur karena gempa. Pertama, Mimar Sinan memulai dengan membuka halaman Hagia Sophia yang dikelilingi banyak bangunan.
Daerah kumuh dan bangunan hancur di sekitar masjid dihilangkan. Berdasarkan penelitian Mustafa Efendi, tikus, musang, dan kelelawar saat itu banyak tersebar dan menyebabkan masalah besar bagi penduduk. (Baca juga: Konstantinopel Jadi Islambul: Al-Fatih Berambisi Jadikan Ibu Kota Terindah di Dunia)
Selain wilayah kumuh, Sinan juga sadar bahwa wilayah Istanbul yang rawan gempa akan menciptakan masalah dan berpotensi menghancurkan Hagia Sophia. Hal yang paling penting untuk mencegah ini adalah memperbarui penopang bangunan.
Ia memperbaiki kubah Hagia Sophia dengan membangun tembok bertulang di sekililingnya. Apa yang dilakukannya itu merupakan inovasi baru bagi dunia pengetahuan arsitektur secara luas untuk model bangunan tahan gempa.
Sinan juga membangun 2 menara kokoh mengelilingi Hagia Sophia. Dari 4 menara yang terlihat hingga sekarang, 2 di antaranya adalah menara buatan Sinan. Ia juga menambah kaligrafi pada dinding Hagia Sophia.
Sinan memperbaiki Hagia Sophia bukan hanya sebagai konstruksi bangunan, tetapi sebagai seni. Karena itu, kesatuan konstruksi memperindah Hagia Sophia hingga sekarang.
Istanbul merupakan salah satu wilayah yang paling rawan terkena gempa di Turki. Pada tahun 1990-an misal, Istanbul berkali-kali dilanda gempa besar. Puncaknya pada 1998 dengan 7,5 skala ritcher yang menelan 17.000 korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat banyak infrastruktur yang hancur. (Baca juga: Saksikan Live! Salat Jumat Pertama Hagia Sophia di SINDOnews)
Hagia Sophia juga tidak terelakkan dari gempa. Tercatat beberapa kali Hagia Sophia direnovasi akibat gempa. Pada 869, kubah Hagia Sophia pernah diperbaiki karena hancur akibat gempa. Pada pertengahan abad ke-14, kubah Hagia Sophia kembali rusak dengan keretakan yang parah di bangunannya, sehingga harus ditutup beberapa tahun.
Pada abad ke-15, menara yang sudah dibangun oleh Kesultanan Utsmani hancur sampai dibuat dua menara baru. Bahkan sejak saat itu, Hagia Sophia mulai rapuh secara keseluruhan. (Baca juga: Mengenal Imam dan Muazin Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia)
Atas dasar itu, pada masa Selim II, Hagia Sophia menjadi proyek khusus kesultanan. Proyek itu berada di bawah pimpinan arsitek andal Utsmani yang dianggap bapak arsitektur bangunan tahan gempa, Mimar Sinan.
Mimar Sinan Arsitek Legendaris Utsmani
Mimar Sinan merupakan arsitek yang paling dikenal sepanjang sejarah Utsmani. Jumlah proyek yang dilakukan Sinan adalah 79 masjid, 34 istana, 33 hamam (pemandian umum), 19 makam, 55 sekolah, 16 rumah miskin, 7 madrasah, 12 karavan, air mancur, rumah sakit, dan lumbung pertanian.
Meski demikian, Sinan dikenal sebagai arsitek masjid-masjid besar Utsmani yang kokoh dan bisa dilihat hingga sekarang, di antaranya Masjid Sehzade, Masjid Suleyman Istanbull, dan Masjid Selim di Edirne. (Baca juga: Ada di Arah Kiblat, Mozaik Bunda Maria di Hagia Sophia Ditutup Tirai)
Sinan mengadaptasi gereja Bizantium sebagai model untuk masjid-masjid yang dibangunnya. Oleh karena itu, kubah pusat yang besar menjadi titik fokus pengembangan dan menjadi khas masjid-masjid Utsmani. (Lihat grafis: Sejarah Panjang Hagia Sophia)
Dari kubah-kubah gereja Bizantium, Sinan mempelopori kubah yang lebih kecil untuk menghiasi kubah utama. Ia juga menggunakan menara tinggi yang ramping di setiap sudut masjid untuk membingkai karyanya. Menara dan kubah-kubah kecil yang mengelilingi kubah utama mampu mencolok pandangan dan memberi kesah gagah.
Secara khusus, pembangunan masjid-masjid yang dilakukan Sinan banyak dipengaruhi Hagia Sophia. Seperti Masjid Suleyman di Istanbul yang dibangun pada tahun 1550-1557. Masjid itu dianggap oleh banyak sarjana sebagai karya terbaiknya.
Masjid Suleyman memiliki kubah pusat besar yang ditembus oleh 32 lubang, sehingga memberi kubah efek ringan sementara juga banyak menerangi interior masjid. Ini adalah salah satu masjid terbesar yang pernah dibangun di Kekaisaran Ottoman.
Pada awalnya, Sinan terlahir sebagai Kristen dengan nama Joseph dari orang tua berkebangsaan Yunani. Ia mengawali karirnya sebagai tukang batu dan kayu. Namun setelah masuk korps militer Janisari ia masuk Islam dan mulai dinas secara resmi di Kesultanan Utsmani pada periode Sultan Suleyman I (1520-1566).
Sinan dan Proyek Hagia Sophia
Pada 1573, Mimar Sinan menjalankan proyek besarnya memperbaiki dan memperkokoh Hagia Sophia yang rawan hancur karena gempa. Pertama, Mimar Sinan memulai dengan membuka halaman Hagia Sophia yang dikelilingi banyak bangunan.
Daerah kumuh dan bangunan hancur di sekitar masjid dihilangkan. Berdasarkan penelitian Mustafa Efendi, tikus, musang, dan kelelawar saat itu banyak tersebar dan menyebabkan masalah besar bagi penduduk. (Baca juga: Konstantinopel Jadi Islambul: Al-Fatih Berambisi Jadikan Ibu Kota Terindah di Dunia)
Selain wilayah kumuh, Sinan juga sadar bahwa wilayah Istanbul yang rawan gempa akan menciptakan masalah dan berpotensi menghancurkan Hagia Sophia. Hal yang paling penting untuk mencegah ini adalah memperbarui penopang bangunan.
Ia memperbaiki kubah Hagia Sophia dengan membangun tembok bertulang di sekililingnya. Apa yang dilakukannya itu merupakan inovasi baru bagi dunia pengetahuan arsitektur secara luas untuk model bangunan tahan gempa.
Sinan juga membangun 2 menara kokoh mengelilingi Hagia Sophia. Dari 4 menara yang terlihat hingga sekarang, 2 di antaranya adalah menara buatan Sinan. Ia juga menambah kaligrafi pada dinding Hagia Sophia.
Sinan memperbaiki Hagia Sophia bukan hanya sebagai konstruksi bangunan, tetapi sebagai seni. Karena itu, kesatuan konstruksi memperindah Hagia Sophia hingga sekarang.
(poe)