2 Minuman Kesukaan Nabi Muhammad SAW Ampuh Obati Berbagai Penyakit
Senin, 29 Mei 2023 - 20:01 WIB
Ada dua jenis minuman kesukaan Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam yang terbukti ampuh obati berbagai penyakit. Dalam urusan makanan atau minuman, Nabi Muhammad SAW layak kita jadikan teladan.
Apa yang dikonsumsi beliau sudah pasti memiliki keberkahan dan banyak khasiat. Dalam Hadis sahih disebutkan dua minuman favorit Rasulullah SAW yang terbukti ampuh menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan para ilmuwan barat membenarkan bahwa minuman yang digemari Rasulullah SAW ini berkhasiat untuk kesehatan. Berikut keterangan Hadis riwayat Al-Bukhari tentang minuman yang dimaksud:
Artinya: "Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali dari Abu Usamah dari Hisyam ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Bapakku dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyukai manisan dan madu." (HR Al-Bukhari 5011)
Penjelasan Hadis
Mengutip syarah Hadis dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dijelaskan, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyukai makanan apa saja yang manis dan madu. Apabila beliau telah selesai menunaikan salat Ashar, beliau berkeliling masuk ke rumah istri-istrinya serta mendekati salah seorang dari mereka untuk mencium dan mencumbunya tanpa menggaulinya.
Pada suatu waktu beliau masuk ke rumah Hafsah radhiyallahu 'anha dan menetap di rumahnya lebih lama dari biasanya. Aisyah bertanya tentang hal itu dan mengetahui bahwa salah seorang kerabat Hafsah telah memberinya hadiah sebotol kecil madu, dan Hafṣah menyuguhkan minuman dari madu tersebut.
Lalu Sayyidah Aisyah merasa cemburu dan sepakat bersama dengan Saudah dan Safiyyah bahwa apabila beliau masuk ke rumah salah seorang dari mereka, mereka akan bertanya kepada beliau. Apakah beliau telah memakan beberapa magafiir, yaitu sejenis makanan dari getah pohon lengket dan berbau tidak sedap.
Rasulullah SAW tidak suka adanya bau tidak sedap pada diri beliau. Tatkala beliau masuk ke rumah Hafsah kali berikutnya, ia pun menyuguhkan minuman dari madu namun beliau menolaknya.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau sampai bersumpah untuk tidak meminumnya kembali. Terjadi perbedaan riwayat yang menyebutkan tentang siapakah istri yang memberikan minuman madu itu kepada Nabi Muhammad SAW. Dikatakan bahwa beliau meminumnya di rumah Zainab, dalam riwayat lain di rumah Saudah. Sebagian ulama merajihkan bahwa pemilik madu itu adalah Zainab, dan yang bersepakat dengan Aisyah adalah Hafsah.
Sebagian lainnya menjadikannya sebagai kisah yang berbeda-beda, karena beragamnya suatu sebab tidak menghalangi munculnya satu perkara, sehingga hal itu menjadi kisah lain tersendiri.
Manisan dan Madu
Dalam Kitab Tha'amur-Rasul SAW wat-Tadawi bil-Ghidza, Syaikh Prof Abdul Basith Muhammad as-Sayyid menukil perkataan Ats-Tsa'labi bahwa manisan yang disukai Rasulullah SAW adalah adalah manisan yang terbuat dari kurma yang dicampur susu. Al-Khathabi berkata, "Kata manisan hanya digunakan untuk makanan di dalamnya terdapat unsur buatan makanan-makanan manusia."
Al-Laits menambahkan, "Manisan adalah setiap makanan yang manis dan dapat dimakan." Rasulullah SAW sangat menyukai manisan, bahkan beliau selalu memakannya. Beliau merasa senang jika manisan itu dihadiahkan kepadanya. Tetapi, Rasulullah tidak pernah berlebih-lebihan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat gula karena dapat membahayakan tubuh.
Selain manisan, dalam hadis itu ada kata الْعَسَلَ atau madu. Kebenaran akan khasiat madu lebah (عَسَلُ النَّحْلِ) yang telah diamalkan Rasulullah SAW ribuan tahun lalu telah dibuktikan para ilmuwan. Para ilmuwan dari berbagai negara termasuk Amerika mengesahkan berkenaan khasiat madu lebah di World Apiculture Conference yang diadakan pada 20-26 September 1993 di China.
Seorang doktor dari Romania mengungkapkan pengalamannya menggunakan madu lebah untuk merawat 2094 pesakit-pesakit katarak mata dan mendapati 2002 dari mereka sembuh sepenuhnya. Pada pertemuan yang sama, doktor-doktor dari Polandia menyampaikan khasiat madu lebah dalam mengobati penyakit buasir, penyakit kulit dan penyakit lainnya.
Dalam Al-Qur'an, madu disebutkan secara khusus dalam Surat An-Nahl ayat 68-69. Kesitimewaan lebah ini dijelaskan sebagaimana firman-Nya:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Apa yang dikonsumsi beliau sudah pasti memiliki keberkahan dan banyak khasiat. Dalam Hadis sahih disebutkan dua minuman favorit Rasulullah SAW yang terbukti ampuh menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan para ilmuwan barat membenarkan bahwa minuman yang digemari Rasulullah SAW ini berkhasiat untuk kesehatan. Berikut keterangan Hadis riwayat Al-Bukhari tentang minuman yang dimaksud:
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ عَنْ أَبِي أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ الْحَلْوَاءَ وَالْعَسَلَ
Artinya: "Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali dari Abu Usamah dari Hisyam ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Bapakku dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyukai manisan dan madu." (HR Al-Bukhari 5011)
Penjelasan Hadis
Mengutip syarah Hadis dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dijelaskan, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyukai makanan apa saja yang manis dan madu. Apabila beliau telah selesai menunaikan salat Ashar, beliau berkeliling masuk ke rumah istri-istrinya serta mendekati salah seorang dari mereka untuk mencium dan mencumbunya tanpa menggaulinya.
Pada suatu waktu beliau masuk ke rumah Hafsah radhiyallahu 'anha dan menetap di rumahnya lebih lama dari biasanya. Aisyah bertanya tentang hal itu dan mengetahui bahwa salah seorang kerabat Hafsah telah memberinya hadiah sebotol kecil madu, dan Hafṣah menyuguhkan minuman dari madu tersebut.
Lalu Sayyidah Aisyah merasa cemburu dan sepakat bersama dengan Saudah dan Safiyyah bahwa apabila beliau masuk ke rumah salah seorang dari mereka, mereka akan bertanya kepada beliau. Apakah beliau telah memakan beberapa magafiir, yaitu sejenis makanan dari getah pohon lengket dan berbau tidak sedap.
Rasulullah SAW tidak suka adanya bau tidak sedap pada diri beliau. Tatkala beliau masuk ke rumah Hafsah kali berikutnya, ia pun menyuguhkan minuman dari madu namun beliau menolaknya.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau sampai bersumpah untuk tidak meminumnya kembali. Terjadi perbedaan riwayat yang menyebutkan tentang siapakah istri yang memberikan minuman madu itu kepada Nabi Muhammad SAW. Dikatakan bahwa beliau meminumnya di rumah Zainab, dalam riwayat lain di rumah Saudah. Sebagian ulama merajihkan bahwa pemilik madu itu adalah Zainab, dan yang bersepakat dengan Aisyah adalah Hafsah.
Sebagian lainnya menjadikannya sebagai kisah yang berbeda-beda, karena beragamnya suatu sebab tidak menghalangi munculnya satu perkara, sehingga hal itu menjadi kisah lain tersendiri.
Manisan dan Madu
Dalam Kitab Tha'amur-Rasul SAW wat-Tadawi bil-Ghidza, Syaikh Prof Abdul Basith Muhammad as-Sayyid menukil perkataan Ats-Tsa'labi bahwa manisan yang disukai Rasulullah SAW adalah adalah manisan yang terbuat dari kurma yang dicampur susu. Al-Khathabi berkata, "Kata manisan hanya digunakan untuk makanan di dalamnya terdapat unsur buatan makanan-makanan manusia."
Al-Laits menambahkan, "Manisan adalah setiap makanan yang manis dan dapat dimakan." Rasulullah SAW sangat menyukai manisan, bahkan beliau selalu memakannya. Beliau merasa senang jika manisan itu dihadiahkan kepadanya. Tetapi, Rasulullah tidak pernah berlebih-lebihan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat gula karena dapat membahayakan tubuh.
Selain manisan, dalam hadis itu ada kata الْعَسَلَ atau madu. Kebenaran akan khasiat madu lebah (عَسَلُ النَّحْلِ) yang telah diamalkan Rasulullah SAW ribuan tahun lalu telah dibuktikan para ilmuwan. Para ilmuwan dari berbagai negara termasuk Amerika mengesahkan berkenaan khasiat madu lebah di World Apiculture Conference yang diadakan pada 20-26 September 1993 di China.
Seorang doktor dari Romania mengungkapkan pengalamannya menggunakan madu lebah untuk merawat 2094 pesakit-pesakit katarak mata dan mendapati 2002 dari mereka sembuh sepenuhnya. Pada pertemuan yang sama, doktor-doktor dari Polandia menyampaikan khasiat madu lebah dalam mengobati penyakit buasir, penyakit kulit dan penyakit lainnya.
Dalam Al-Qur'an, madu disebutkan secara khusus dalam Surat An-Nahl ayat 68-69. Kesitimewaan lebah ini dijelaskan sebagaimana firman-Nya:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ