Tata Cara Salat Seorang Difabel Sesuai Ajaran Islam
Senin, 10 Juli 2023 - 14:40 WIB
Tata cara salat seorang difabel, ketika dia tidak mampu melaksanakan dengan sempurna, dia bisa melaksanakannya semampunya. Allah SWT memberikan kemudahan bagi umat manusia dalam beribadah.
Allah berfirman:
ArtinyaL Bertakwalah kepada Allah semampu kalian ( QS at-Taghabun : 16)
Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengizinkan seseorang untuk salat semampunya. Sahabat Imran bin Hushain ra terkena penyakit wasir, sehingga menyulitkan beliau untuk salat dengan sempurna. Rasulullah SAW bersabda kepada beliau:
“Salatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu sambil duduk, dan jika kamu tidak mampu, sambil berbaring miring.” (HR Bukhari 1117, Abu Daud 952, dan yang lainnya).
Allah sama sekali tidak menghendaki kesulitan bagi para hamba-Nya. Allah berfirman:
Artinya: Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. ( QS al-Maidah : 6)
Allah juga berfirman:
Artinya: Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. ( QS al-Hajj : 78)
Allah juga menegaskan bahwa Dia tidak membebani jiwa manusia di luar batas kemampuannya,
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( QS al-Baqarah : 286)
Allah SWT memberi keringanan, bagi mereka yang memiliki kekurangan secara fisik, sehingga tidak bisa melakukan kewajiban yang dikerjakan oleh kaum muslimin lainnya.
Ketika orang-orang munafik yang sehat fisik meminta izin kepada Nabi SAW untuk tidak ikut jihad, Rasulullah SAW membiarkan dan tidak mempedulikan mereka. Dan hakikatnya itu celaan bagi mereka. Allah menyindir mereka habis-habisan dalam Al-Qur'an. Allah sebut mereka layaknya orang banci, para pengecut.
Keadaan ini membuat sedih para orang buta, orang terbatas fisik, atau orang sakit. Sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk bergabung jihad, namun keterbatasan fisiknya tidak memungkinkan bagi mereka untuk ikut jihad. Meskipun mereka tidak ikut, Allah tetap memuji mereka,
Artinya: "Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. ( QS. al-Fath : 17)
Allah berfirman:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
ArtinyaL Bertakwalah kepada Allah semampu kalian ( QS at-Taghabun : 16)
Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengizinkan seseorang untuk salat semampunya. Sahabat Imran bin Hushain ra terkena penyakit wasir, sehingga menyulitkan beliau untuk salat dengan sempurna. Rasulullah SAW bersabda kepada beliau:
صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ
“Salatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu sambil duduk, dan jika kamu tidak mampu, sambil berbaring miring.” (HR Bukhari 1117, Abu Daud 952, dan yang lainnya).
Allah sama sekali tidak menghendaki kesulitan bagi para hamba-Nya. Allah berfirman:
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. ( QS al-Maidah : 6)
Allah juga berfirman:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ
Artinya: Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. ( QS al-Hajj : 78)
Allah juga menegaskan bahwa Dia tidak membebani jiwa manusia di luar batas kemampuannya,
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( QS al-Baqarah : 286)
Allah SWT memberi keringanan, bagi mereka yang memiliki kekurangan secara fisik, sehingga tidak bisa melakukan kewajiban yang dikerjakan oleh kaum muslimin lainnya.
Ketika orang-orang munafik yang sehat fisik meminta izin kepada Nabi SAW untuk tidak ikut jihad, Rasulullah SAW membiarkan dan tidak mempedulikan mereka. Dan hakikatnya itu celaan bagi mereka. Allah menyindir mereka habis-habisan dalam Al-Qur'an. Allah sebut mereka layaknya orang banci, para pengecut.
Keadaan ini membuat sedih para orang buta, orang terbatas fisik, atau orang sakit. Sebenarnya mereka memiliki keinginan untuk bergabung jihad, namun keterbatasan fisiknya tidak memungkinkan bagi mereka untuk ikut jihad. Meskipun mereka tidak ikut, Allah tetap memuji mereka,
لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا
Artinya: "Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. ( QS. al-Fath : 17)
(mhy)