3 Alasan Kenapa Harus Berkurban di Hari Raya Idul Adha
Senin, 27 Juli 2020 - 17:52 WIB
Di pengujung bulan ini bertepatan Jumat 31 Juli 2020 (10 Dzulhijjah 1441 Hijriyah) umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha . Idul Adha selalu identik dengan tradisi menyembelih kurban .
Ada yang bertanya kenapa harus berkurban di Hari Idul Adha ? Kenapa amalan ini begitu dianjurkan dalam Islam? Berikut penjelasan singkat Ustaz Hanif Luthfi (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) yang kami kutip dalam bukunya "Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah". ( )
Untuk diketahui, berkurban merupakan salah satu amalan istimewa di bulan Dzulhijjah di samping berhaji dan puasa sunnah. Kata Ustaz Hanif, hakikat berkurban (Udhiyyah) ialah untuk meneladani dan menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim dan melatih kerelaan melepas sebagian "hak milik" kepada sebenar-benarnya pemilik.
Ibadah kurban disyariatkan untuk kita umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم karena di dalamnya ada keutamaan ampunan, keutamaan pahala berbagi, bahkan sekedar menyaksikan prosesinya saja bagi yang tidak mampu menyembelih sendiri, juga merupakan keutamaan. Itulah ibadah Kurban yang merupakan amalan tercinta seorang hamba di sisi Allah Ta'ala pada hari raya.
Ada tiga alasan kenapa kita harus berkurban di Hari Raya Idul Adha , di antaranya:
1. Mengagungkan Syiar Allah 'Azza wa Jalla.
Ibadah kurban merupakan syiar Allah kepada manusia. Sebagaimana ayat Al-Qur'an : "Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (untaunta itu) untukmu, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Hajj: 36)
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Hajj: 37).
Orang yang mengagungkan syiar Allah termasuk wujud ketakwaan dari dalam hati, sebagaimana ayat: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati". (Al Hajj ayat 32)
2. Memenuhi Perintah Allah Ta'ala dan Rasulullah SAW.
Dalam Surat Al-Kautsar disebutkan: "Maka salatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah hewan kurban ." (QS. Al-Kautsar: ayat 2).
Dalam ayat lain: "Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (QS. Al-Hajj: ayat 28).
Dalam hadis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih kurban , janganlah mendekati tempat salat kami". (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). ( )
Dalam hadits lain disebutkan dari Mikhnaf ibn Sulaim, dia berkata: "Ketika kami sedang wuquf di Arafah bersama Nabi, aku mendengar beliau SAW bersabda: "Wahai manusia, setiap keluarga di setiap tahunnya diperintahkan untuk berkurban ".
3. Amalan yang Paling Utama.
Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari Nahr kecuali menyembelih hewan kurban . Hewan itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya, dan darah itu di sisi Allah Ta'ala segera menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah. (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).
Meski demikian, berkurban bukanlah kewajiban. Imam as-Syafi'i (wafat 204 H) menyebutkan dalam Kitabnya al-Umm: "Dan telah sampai kepada kami bahwa Abu Bakar dan Umar radhiyallahu 'anhuma pernah tidak melaksanakan ibadah kurban karena khawatir beliau berdua selalu dijadikan teladan sampai ada yang melihat mereka berdua kemudian mengira bahwa berkurban itu wajib.
Ibadah kurban hukumnya sunnah Mu'akkadah. Yaitu ibadah yang jika dilakukan mendapatkan pahala di sisi Allah, jika tidak dilakukan pun tidak akan berdosa. Namun, seyogyanya bagi yang memiliki keluasan rezeki diperintahkan untuk tidak meninggalkan ibadah yang satu ini. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Ada yang bertanya kenapa harus berkurban di Hari Idul Adha ? Kenapa amalan ini begitu dianjurkan dalam Islam? Berikut penjelasan singkat Ustaz Hanif Luthfi (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) yang kami kutip dalam bukunya "Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah". ( )
Untuk diketahui, berkurban merupakan salah satu amalan istimewa di bulan Dzulhijjah di samping berhaji dan puasa sunnah. Kata Ustaz Hanif, hakikat berkurban (Udhiyyah) ialah untuk meneladani dan menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim dan melatih kerelaan melepas sebagian "hak milik" kepada sebenar-benarnya pemilik.
Ibadah kurban disyariatkan untuk kita umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم karena di dalamnya ada keutamaan ampunan, keutamaan pahala berbagi, bahkan sekedar menyaksikan prosesinya saja bagi yang tidak mampu menyembelih sendiri, juga merupakan keutamaan. Itulah ibadah Kurban yang merupakan amalan tercinta seorang hamba di sisi Allah Ta'ala pada hari raya.
Ada tiga alasan kenapa kita harus berkurban di Hari Raya Idul Adha , di antaranya:
1. Mengagungkan Syiar Allah 'Azza wa Jalla.
Ibadah kurban merupakan syiar Allah kepada manusia. Sebagaimana ayat Al-Qur'an : "Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (untaunta itu) untukmu, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Hajj: 36)
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Hajj: 37).
Orang yang mengagungkan syiar Allah termasuk wujud ketakwaan dari dalam hati, sebagaimana ayat: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati". (Al Hajj ayat 32)
2. Memenuhi Perintah Allah Ta'ala dan Rasulullah SAW.
Dalam Surat Al-Kautsar disebutkan: "Maka salatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah hewan kurban ." (QS. Al-Kautsar: ayat 2).
Dalam ayat lain: "Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (QS. Al-Hajj: ayat 28).
Dalam hadis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih kurban , janganlah mendekati tempat salat kami". (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). ( )
Dalam hadits lain disebutkan dari Mikhnaf ibn Sulaim, dia berkata: "Ketika kami sedang wuquf di Arafah bersama Nabi, aku mendengar beliau SAW bersabda: "Wahai manusia, setiap keluarga di setiap tahunnya diperintahkan untuk berkurban ".
3. Amalan yang Paling Utama.
Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari Nahr kecuali menyembelih hewan kurban . Hewan itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya, dan darah itu di sisi Allah Ta'ala segera menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah. (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).
Meski demikian, berkurban bukanlah kewajiban. Imam as-Syafi'i (wafat 204 H) menyebutkan dalam Kitabnya al-Umm: "Dan telah sampai kepada kami bahwa Abu Bakar dan Umar radhiyallahu 'anhuma pernah tidak melaksanakan ibadah kurban karena khawatir beliau berdua selalu dijadikan teladan sampai ada yang melihat mereka berdua kemudian mengira bahwa berkurban itu wajib.
Ibadah kurban hukumnya sunnah Mu'akkadah. Yaitu ibadah yang jika dilakukan mendapatkan pahala di sisi Allah, jika tidak dilakukan pun tidak akan berdosa. Namun, seyogyanya bagi yang memiliki keluasan rezeki diperintahkan untuk tidak meninggalkan ibadah yang satu ini. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)