Sejarah Kalender Hijriah dan Penetapan Muharam Sebagai Bulan Pertama

Jum'at, 21 Juli 2023 - 05:10 WIB
Empat bulan haram (mulia) dijelaskan oleh at-Thabari dalam tafsirnya yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab.

2. Muharam Adalah Bulan Allah (Syahrullah)

Menukil perkataan Al-Zamakhsyari dalam Kitab Faidh al-Qadir karya Abd al-Ra'uf al-Munawi disebutlan, "Bulan Muharram ini disebut Syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah 'Allah' yang menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut "Baitullah" (rumah Allah) atau "Ahlullah" (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy." Adanya penyandaran khusus terhadap bulan Muharam menunjukkan keutamaan bulan itu yang tidak ditemui pada bulan selainnya.

3. Adanya Anjuran Puasa Tasu'a dan 'Asyura di Bulan Muharram

Salah satu keutamaan Muharram adalah adanya anjuran untuk puasa Tasu'a dan 'Asyura. Sebagaimana dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah bersabda: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram." (HR Muslim)

Adapun anjuran berpuasa dua hari dalam bulan Muharram berdasarkan riwayat dari sahabat Ibnu Abbas. "Ketika Rasulullah berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para sahabatnya juga berpuasa, maka mereka berkata: 'Wahai Rasulullah SAW, hari Asyura itu hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.' Maka Beliau bersabda: "Kalau demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa pada hari yang kesembilan." (HR Muslim dan Abu Dawud)

Itulah sekilas sejarah kalender Hijrah dan penetapan Muharam sebagai bulan pertama dalam kalender Islam. Semoga bermanfaat.

(rhs)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Al Aswad bin Yazid, dia berkata; Abdullah berkata, Saya pernah mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dan barangsiapa yang keinginannya beraneka ragam pada urusan dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memperdulikan dimanapun ia binasa.

(HR. Ibnu Majah No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More