10 Adab Makan Rasulullah SAW yang Patut Diteladani
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 20:27 WIB
Adab dan cara makan Rasulullah ﷺ penting diteladani seluruh umat Islam di dunia. Selain terdapat keberkahan dan nilai ibadah, mengikuti cara makan Rasulullah terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Cara makan Rasulullah ini merupakan adab terbaik dan paling sehat. Salah satu rahasia kesehatan Nabi Muhammad ﷺ adalah menjaga pola makan dan makanan yang dikonsumsi beliau.
Berikut 10 adab dan cara makan baginda Rasulullah ﷺ yang patut kita teladani:
1. Niat dan Berdoa
Rasulullah ﷺ mengajarkan pentingnya niat dan berdoa sebelum memulai aktivitas. Ketika hendak makan, Nabi mengawalinya dengan ucapan "Bismillah" (dengan menyebut nama Allah) untuk mengundang berkah Allah dalam makanan tersebut. Atau bisa membaca doa berikut:
Allahumma barik lanaa fihi wa 'ath'imna khairan minhu. (Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di dalam makanan itu dan berilah makan kepada kami dengan makanan yang lebih baik).
Jika salah seorang di antara kalian makan, tetapi dia lupa menyebut nama Allah, maka hendaklah dia membaca, "Bismillâhi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya). (HR at-Tirmidzi)
2. Menggunakan Tangan Kanan
Ibnu 'Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Jika di antara kalian makan, hendaklah dia makan salah seorang dengan tangan kanannya. Dan jika dia minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanan. Karena setan itu selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri." (HR Muslim)
Sebagaimana makan dan minum dengan tangan kanan, kita juga diperintahkan mengambil atau memberi sesuatu dengan tangan kanan. Dengan demikian, kita dapat menutup semua pintu yang akan dimasuki setan. "Jika ada uzur yang menyebabkan seseorang tidak dapat makan atau minum dengan tangan kanan baik berupa sakit, luka, maupun uzur lainnya, dia boleh makan atau minum dengan tangan kiri." (Syaikh an-Nawawi, dalam penjelasan Shahih Muslim)
3. Makan dengan Posisi Duduk, Tidak Bersandar
Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Aku tidak makan sambil bersandar. Aku adalah seorang hamba, maka aku minum seperti minumnya hamba dan makan pun seperti makannya seorang hamba."
Meski ada riwayat menyebutkan Nabi pernah minum sambil berdiri, namun lebih afdholnya dan lebih selamat adalah dengan posisi duduk. Dari Anas bin Malik berkata:
عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri." Qatadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), "Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?" Anas menjawab: "Itu lebih parah dan lebih jelek." (HR Muslim)
Tiga jenis duduk yang dianjurkan ketika makan:
- Duduk iq'a (menegakkan kedua telapak kaki lalu duduk di atas kedua tumitnya).
- Duduk bertumpu pada kedua lutut dan punggung telapak kaki.
- Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Perlu diingat, bukan berarti makan di atas kursi dilarang oleh syariat. Hanya saja makan dengan posisi duduk dapat menjauhkan seorang hamba dari sifat sombong.
4. Makan dengan Menggunakan Jari
Rasulullah ﷺ lebih menyukai makan dengan tangan dan jari daripada alat makan seperti sendok atau garpu. Beliau mengajarkan bahwa ini adalah cara yang lebih alami sesuai fitrah manusia.
Makan menggunakan jari-jari tangan merupakan kebiasaan Rasulullah yang bernilai ibadah dan sangat baik untuk kesehatan. Bagi yang melakukannya juga mendapat keberkahan dan pahala sunnah. Sedangkan makan menggunakan sendok garpu hanyalah kebiasaan orang-orang di luar Islam. Meskipun boleh dalam keadaan tertentu, tapi cara itu tidak bernilai ibadah.
5. Tidak Meniup Makanan dan Minuman
Apabila makanan dalam keadaan panas, sebaiknya didinginkan dulu. Tidak diperkenankan meniup makanan atau minuman yang panas. Apabila hendak bernafas, maka lakukanlah di luar gelas. Hadis dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu bahwa: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang meniup (dalam gelas) ketika minum." (HR Tirmidzi)
6. Tidak Mencela Makanan
Nabi mengajarkan untuk tidak mencela makanan atau memilih-milih makanan. Beliau menghargai setiap jenis makanan yang diberikan dan bersyukur atas nikmat tersebut.
مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعاَماً قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَ إِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
"Rasulullah ﷺ tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau berselera (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya. Jika tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
7. Mengunyah dengan Baik dan Sempurna
Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk mengunyah makanan dengan baik sebelum menelannya. Ini membantu dalam melancarakan pencernaan. Dalam hadis, beliau bersabda: "Kecilkan suapan dan baguskan mengunyahnya." Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ mengunyah makanannya sebanyak 33 kali.
8. Tidak Tergesa-gesa dan Tidak Berlebihan
Rasulullah menekankan agar umatnya tidak tergesa-gesa ketika makan dan minum. Beliau juga mengajarkan untuk makan secukupnya dan menghindari perbuatan boros. Tunggu hidangan yang kita makan atau minum itu mencapai suhu normal, tidak terlalu dingin (seperti susu, krim, sup, dan minyak samin). Allah telah mengumpulkan seluruh aspek kedokteran hanya dalam separuh ayat saja, yaitu ketika Dia berfirman: "...Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS Al-A'raf Ayat 31)
Rasulullah bersabda: "Tidak ada yang lebih jahat dari pada orang yang memadati perutnya dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernafas)." (HR At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda: "Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai." (Muttafaq 'alaih)
9. Berdoa Setelah Makan
Setelah selesai makan, Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk mengucapkan doa "Alhamdulillah" (segala puji bagi Allah) sebagai tanda syukur atas makanan yang diberikan. Doa lain yang dapat dibaca:
مَنَ أَكَلَ طَعَاماً وَقَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barangsiapa sesudah selesai makan berdoa:'Alhamdulillaahilladzi ath'amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin (segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku)' niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Abu Dawud)
10. Makan Bersama, Tidak Sendirian
Nabi Muhammad ﷺ seumur hidupnya tidak pernah makan sendirian. Beliau selalu mencari para sahabatnya. Makanan itu menjadi berkah jika banyak orang yang menyantapnya. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda: "Makanan dua orang cukup untuk dimakan tiga orang, makanan tiga orang cukup dimakan empat orang." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Dari hadis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa berkumpul untuk menikmati suatu makanan merupakan perbuatan yang disunnahkan dan mendatangkan keberkahan. Sebaiknya seseorang tidak makan seorang diri seperti yang sering dilakukan orang bakhil.
Itulah 10 adab dan cara makan Rasulullah ﷺ yang patut kita contoh. Sebenarnya masih banyak sunnah-sunnah lain ketika makan. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Cara makan Rasulullah ini merupakan adab terbaik dan paling sehat. Salah satu rahasia kesehatan Nabi Muhammad ﷺ adalah menjaga pola makan dan makanan yang dikonsumsi beliau.
Berikut 10 adab dan cara makan baginda Rasulullah ﷺ yang patut kita teladani:
1. Niat dan Berdoa
Rasulullah ﷺ mengajarkan pentingnya niat dan berdoa sebelum memulai aktivitas. Ketika hendak makan, Nabi mengawalinya dengan ucapan "Bismillah" (dengan menyebut nama Allah) untuk mengundang berkah Allah dalam makanan tersebut. Atau bisa membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْراً مِنْهُهُ
Allahumma barik lanaa fihi wa 'ath'imna khairan minhu. (Ya Allah, berilah keberkahan kepada kami di dalam makanan itu dan berilah makan kepada kami dengan makanan yang lebih baik).
Jika salah seorang di antara kalian makan, tetapi dia lupa menyebut nama Allah, maka hendaklah dia membaca, "Bismillâhi Awwalahu wa Akhirahu" (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya). (HR at-Tirmidzi)
2. Menggunakan Tangan Kanan
Ibnu 'Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: "Jika di antara kalian makan, hendaklah dia makan salah seorang dengan tangan kanannya. Dan jika dia minum, hendaklah dia minum dengan tangan kanan. Karena setan itu selalu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri." (HR Muslim)
Sebagaimana makan dan minum dengan tangan kanan, kita juga diperintahkan mengambil atau memberi sesuatu dengan tangan kanan. Dengan demikian, kita dapat menutup semua pintu yang akan dimasuki setan. "Jika ada uzur yang menyebabkan seseorang tidak dapat makan atau minum dengan tangan kanan baik berupa sakit, luka, maupun uzur lainnya, dia boleh makan atau minum dengan tangan kiri." (Syaikh an-Nawawi, dalam penjelasan Shahih Muslim)
3. Makan dengan Posisi Duduk, Tidak Bersandar
Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Aku tidak makan sambil bersandar. Aku adalah seorang hamba, maka aku minum seperti minumnya hamba dan makan pun seperti makannya seorang hamba."
Meski ada riwayat menyebutkan Nabi pernah minum sambil berdiri, namun lebih afdholnya dan lebih selamat adalah dengan posisi duduk. Dari Anas bin Malik berkata:
عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri." Qatadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), "Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?" Anas menjawab: "Itu lebih parah dan lebih jelek." (HR Muslim)
Tiga jenis duduk yang dianjurkan ketika makan:
- Duduk iq'a (menegakkan kedua telapak kaki lalu duduk di atas kedua tumitnya).
- Duduk bertumpu pada kedua lutut dan punggung telapak kaki.
- Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Perlu diingat, bukan berarti makan di atas kursi dilarang oleh syariat. Hanya saja makan dengan posisi duduk dapat menjauhkan seorang hamba dari sifat sombong.
4. Makan dengan Menggunakan Jari
Rasulullah ﷺ lebih menyukai makan dengan tangan dan jari daripada alat makan seperti sendok atau garpu. Beliau mengajarkan bahwa ini adalah cara yang lebih alami sesuai fitrah manusia.
Makan menggunakan jari-jari tangan merupakan kebiasaan Rasulullah yang bernilai ibadah dan sangat baik untuk kesehatan. Bagi yang melakukannya juga mendapat keberkahan dan pahala sunnah. Sedangkan makan menggunakan sendok garpu hanyalah kebiasaan orang-orang di luar Islam. Meskipun boleh dalam keadaan tertentu, tapi cara itu tidak bernilai ibadah.
5. Tidak Meniup Makanan dan Minuman
Apabila makanan dalam keadaan panas, sebaiknya didinginkan dulu. Tidak diperkenankan meniup makanan atau minuman yang panas. Apabila hendak bernafas, maka lakukanlah di luar gelas. Hadis dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu bahwa: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang meniup (dalam gelas) ketika minum." (HR Tirmidzi)
6. Tidak Mencela Makanan
Nabi mengajarkan untuk tidak mencela makanan atau memilih-milih makanan. Beliau menghargai setiap jenis makanan yang diberikan dan bersyukur atas nikmat tersebut.
مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعاَماً قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَ إِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
"Rasulullah ﷺ tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau berselera (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya. Jika tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
7. Mengunyah dengan Baik dan Sempurna
Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk mengunyah makanan dengan baik sebelum menelannya. Ini membantu dalam melancarakan pencernaan. Dalam hadis, beliau bersabda: "Kecilkan suapan dan baguskan mengunyahnya." Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ mengunyah makanannya sebanyak 33 kali.
8. Tidak Tergesa-gesa dan Tidak Berlebihan
Rasulullah menekankan agar umatnya tidak tergesa-gesa ketika makan dan minum. Beliau juga mengajarkan untuk makan secukupnya dan menghindari perbuatan boros. Tunggu hidangan yang kita makan atau minum itu mencapai suhu normal, tidak terlalu dingin (seperti susu, krim, sup, dan minyak samin). Allah telah mengumpulkan seluruh aspek kedokteran hanya dalam separuh ayat saja, yaitu ketika Dia berfirman: "...Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS Al-A'raf Ayat 31)
Rasulullah bersabda: "Tidak ada yang lebih jahat dari pada orang yang memadati perutnya dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernafas)." (HR At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda: "Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai." (Muttafaq 'alaih)
9. Berdoa Setelah Makan
Setelah selesai makan, Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk mengucapkan doa "Alhamdulillah" (segala puji bagi Allah) sebagai tanda syukur atas makanan yang diberikan. Doa lain yang dapat dibaca:
مَنَ أَكَلَ طَعَاماً وَقَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Barangsiapa sesudah selesai makan berdoa:'Alhamdulillaahilladzi ath'amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin (segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku)' niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Abu Dawud)
10. Makan Bersama, Tidak Sendirian
Nabi Muhammad ﷺ seumur hidupnya tidak pernah makan sendirian. Beliau selalu mencari para sahabatnya. Makanan itu menjadi berkah jika banyak orang yang menyantapnya. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda: "Makanan dua orang cukup untuk dimakan tiga orang, makanan tiga orang cukup dimakan empat orang." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Dari hadis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa berkumpul untuk menikmati suatu makanan merupakan perbuatan yang disunnahkan dan mendatangkan keberkahan. Sebaiknya seseorang tidak makan seorang diri seperti yang sering dilakukan orang bakhil.
Itulah 10 adab dan cara makan Rasulullah ﷺ yang patut kita contoh. Sebenarnya masih banyak sunnah-sunnah lain ketika makan. Semoga ulasan ini bermanfaat.
(rhs)