Maryam binti Imran, Sosok yang Taat dalam Menjaga Kesucian
Selasa, 04 Agustus 2020 - 06:00 WIB
Maryam binti Imran, dialah ibunda Nabi Isa Alaihisalam. Maryam menjadi figur perempuan mulia yang menjaga kehormatan dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah, sehingga Allah memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak.
Kemuliaan yang sekaligus ujian bagi Maryam. Mengandung bayi tanpa disentuh seorang laki-lakipun. Maryam pun perempuan yang tegar menghadapi cercaan dan tuduhan kaumnya.
Al-Qur’an menyebutkan kisah Maryam yang perawan dan putranya, Isa, lebih dari sekali, tetapi kisahnya secara terperinci dipaparkan sempurna pada dua lokasi utama; yang pertama pada surat Maryam, dan yang kedua pada surat Ali ‘Imran, berdasarkan urutan turunnya. (Baca juga : Khadijah binti Khuwailid, sang Cinta Abadi Rasulullah )
Maryam menjalani kehidupan masa kecilnya bersama ibundanya dalam sebuah keluarga yang mulia, hingga dia berusia lima tahun, lantas sang ibu membawanya dan menyerahkannya ke haikal (rumah Allah) di mana Maryam sudah dinadzarkan akan menjadi pelayan yang berkhidmat melayani keperluan di rumah Allah (QS Ali ‘Imran: 37).
Ini adalah untuk pertama kalinya sekaligus menjadi yang terakhir kalinya seorang perempuan menjadi pelayan yang berkhidmat di haikal. Dikarenakan ayah Maryam sudah meninggal sehingga harus ada orang yang mengurusinya selama di haikal, maka dilakukan pengundian dan keluarlah nama Zakariyya, suami kakak Maryam, Elizabeth.
Maryam tumbuh dewasa dan usianya telah mencapai enam belas tahun. Dia selalu tinggal di mihrab tempat ibadah itu. Dia beribadah kepada Allah, senantiasa melakukan i’tikaf di sana, dan nyaris tidak pernah keluar dari tempat itu. Zakariyya senantiasa memeriksa keadaanya dan mengunjunginya di mihrab , lalu Zakariyya mendapati seseuatu yang aneh di sana, setiap kali iya berkunjung, selalu iya dapati makanan di dekat Maryam saat ditanya jawaban Maryam begitu mengguncangkan hati Zakariyya, Maryam menjawab, “Makanan itu berasal dari hadapan Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab” (QS Ali ‘Imran: 37).
Seketika Zakariyya berdoa kepada Rabbnya agar dikaruniai seorang anak walaupun kondisi istrinya yang mandul namun ia yakin tiada yang dapat mewujudkan segala harapan dan cita-cita kecuali Allah semata. Dan Allah mengabulkan doa Zakariyya, istrinya mengandung nabi Allah , Yahya bin Zakariyya.
Allah mengutus malaikat kepada Maryam untuk menyampaikan terpilihnya dia sebanyak dua kali (QS Ali ‘Imran: 42). Pemilihan pertama adalah diterimanya Maryam untuk berkhidmat kepada Allah di haikal padahal dia adalah seorang perempuan. Dia menjadi perempuan pertama yang berkhidmat dan ini tidak diberikan kepada seorang wanita pun selain dia. Pemilihan kedua adalah penyucian dirinya. (Baca juga : Berbanggalah Menjadi Seorang Muslimah, Inilah Kemuliaannya! )
Orang-orang Yahudi terus-menerus menuduh Maryam yang masih gadis itu telah melakukan zina, karena mereka mendapati Maryam bersama bayi dari pria yang meminangnya. Perkara ini terus berlangsung dan orang-orang Kristen tidak mendapati dalam kitab mereka dalil yang membebaskan Isa atau Al-Masih kecuali bahwa dia merupakan anak angkat Yusuf si tukang kayu dan bahwa dia adalah anak sulung Maryam dari Yusuf, karena keduanya menikah sesudah itu keduanya mendapatkan anugerah berupa empat orang anak, yang menjadi saudara Isa sebagaimana yang dituturkan di dalam injil.
Tuduhan zina itu terus melekat kepada Maryam dari orang-orang Yahudi, sedangkan orang-orang Kristen tidak mampu mempertahankan sesuatu yang mereka Imani, yakni terbebasnya Maryam dari kesalahan sampai datangnya Al-Qur’an.
Al-Qur’an menyatakan bahwa Maryam itu suci dan bahwa dia adalah perempuan yang menjaga kehormatannya. Allah menyebutkannya sebagai contoh bagi wanita shalihah (QS At-Tahrim: 12). Kemudian Allah menempatkannya pada kedudukan orang-orang yang benar lagi jujur (QS Al-Ma’idah: 75). Akhirnya, Allah mendeskripsikan sifat Bani Israil dengan kekafiran karena tuduhan keji mereka terhadap Maryam (QS An- Nisa: 156).
Mukjizat yang tak berulang dan takkan pernah berulang sampai kapanpun adalah kehamilan Maryam dan mengandung dengan kalimat Allah tanpa disetubuhi oleh seorang pria pun. Sesungguhnya ini adalah keterpilihan atas semua wanita sekalian alam dengan keutamaan dan kebaikan. (Baca juga : Terapi Hati Kala Dilanda Kegelisahan )
Sungguh Maryam mengajarkan kita tentang menjadi perempuan spesial, hanya dia yang Allah pilih akan karunia tersebut. Selain itu, bagaimana perjuangan menjaga kesucian serta ketabahannya dalam menjalani segala cobaan sudah semestinya membawa kita pada keyakinan setiap perempuan yang beriman pasti akan dapat menjalaninya. (bersambung)
Wallahu A'lam
Kemuliaan yang sekaligus ujian bagi Maryam. Mengandung bayi tanpa disentuh seorang laki-lakipun. Maryam pun perempuan yang tegar menghadapi cercaan dan tuduhan kaumnya.
Al-Qur’an menyebutkan kisah Maryam yang perawan dan putranya, Isa, lebih dari sekali, tetapi kisahnya secara terperinci dipaparkan sempurna pada dua lokasi utama; yang pertama pada surat Maryam, dan yang kedua pada surat Ali ‘Imran, berdasarkan urutan turunnya. (Baca juga : Khadijah binti Khuwailid, sang Cinta Abadi Rasulullah )
Maryam menjalani kehidupan masa kecilnya bersama ibundanya dalam sebuah keluarga yang mulia, hingga dia berusia lima tahun, lantas sang ibu membawanya dan menyerahkannya ke haikal (rumah Allah) di mana Maryam sudah dinadzarkan akan menjadi pelayan yang berkhidmat melayani keperluan di rumah Allah (QS Ali ‘Imran: 37).
Ini adalah untuk pertama kalinya sekaligus menjadi yang terakhir kalinya seorang perempuan menjadi pelayan yang berkhidmat di haikal. Dikarenakan ayah Maryam sudah meninggal sehingga harus ada orang yang mengurusinya selama di haikal, maka dilakukan pengundian dan keluarlah nama Zakariyya, suami kakak Maryam, Elizabeth.
Maryam tumbuh dewasa dan usianya telah mencapai enam belas tahun. Dia selalu tinggal di mihrab tempat ibadah itu. Dia beribadah kepada Allah, senantiasa melakukan i’tikaf di sana, dan nyaris tidak pernah keluar dari tempat itu. Zakariyya senantiasa memeriksa keadaanya dan mengunjunginya di mihrab , lalu Zakariyya mendapati seseuatu yang aneh di sana, setiap kali iya berkunjung, selalu iya dapati makanan di dekat Maryam saat ditanya jawaban Maryam begitu mengguncangkan hati Zakariyya, Maryam menjawab, “Makanan itu berasal dari hadapan Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab” (QS Ali ‘Imran: 37).
Seketika Zakariyya berdoa kepada Rabbnya agar dikaruniai seorang anak walaupun kondisi istrinya yang mandul namun ia yakin tiada yang dapat mewujudkan segala harapan dan cita-cita kecuali Allah semata. Dan Allah mengabulkan doa Zakariyya, istrinya mengandung nabi Allah , Yahya bin Zakariyya.
Allah mengutus malaikat kepada Maryam untuk menyampaikan terpilihnya dia sebanyak dua kali (QS Ali ‘Imran: 42). Pemilihan pertama adalah diterimanya Maryam untuk berkhidmat kepada Allah di haikal padahal dia adalah seorang perempuan. Dia menjadi perempuan pertama yang berkhidmat dan ini tidak diberikan kepada seorang wanita pun selain dia. Pemilihan kedua adalah penyucian dirinya. (Baca juga : Berbanggalah Menjadi Seorang Muslimah, Inilah Kemuliaannya! )
Orang-orang Yahudi terus-menerus menuduh Maryam yang masih gadis itu telah melakukan zina, karena mereka mendapati Maryam bersama bayi dari pria yang meminangnya. Perkara ini terus berlangsung dan orang-orang Kristen tidak mendapati dalam kitab mereka dalil yang membebaskan Isa atau Al-Masih kecuali bahwa dia merupakan anak angkat Yusuf si tukang kayu dan bahwa dia adalah anak sulung Maryam dari Yusuf, karena keduanya menikah sesudah itu keduanya mendapatkan anugerah berupa empat orang anak, yang menjadi saudara Isa sebagaimana yang dituturkan di dalam injil.
Tuduhan zina itu terus melekat kepada Maryam dari orang-orang Yahudi, sedangkan orang-orang Kristen tidak mampu mempertahankan sesuatu yang mereka Imani, yakni terbebasnya Maryam dari kesalahan sampai datangnya Al-Qur’an.
Al-Qur’an menyatakan bahwa Maryam itu suci dan bahwa dia adalah perempuan yang menjaga kehormatannya. Allah menyebutkannya sebagai contoh bagi wanita shalihah (QS At-Tahrim: 12). Kemudian Allah menempatkannya pada kedudukan orang-orang yang benar lagi jujur (QS Al-Ma’idah: 75). Akhirnya, Allah mendeskripsikan sifat Bani Israil dengan kekafiran karena tuduhan keji mereka terhadap Maryam (QS An- Nisa: 156).
Mukjizat yang tak berulang dan takkan pernah berulang sampai kapanpun adalah kehamilan Maryam dan mengandung dengan kalimat Allah tanpa disetubuhi oleh seorang pria pun. Sesungguhnya ini adalah keterpilihan atas semua wanita sekalian alam dengan keutamaan dan kebaikan. (Baca juga : Terapi Hati Kala Dilanda Kegelisahan )
Sungguh Maryam mengajarkan kita tentang menjadi perempuan spesial, hanya dia yang Allah pilih akan karunia tersebut. Selain itu, bagaimana perjuangan menjaga kesucian serta ketabahannya dalam menjalani segala cobaan sudah semestinya membawa kita pada keyakinan setiap perempuan yang beriman pasti akan dapat menjalaninya. (bersambung)
Wallahu A'lam
(wid)