Pentingnya Rasa Percaya Diri dan Dalilnya dalam Islam

Senin, 23 Oktober 2023 - 10:53 WIB
Kepercayaan diri ini adalah salah satu sifat orang yang bertakwa yang merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Foto ilustrasi/ist
Dalam Islam, ternyata sangat penting seorang muslim itu mempunyai rasa kepercayaan diri yang baik. Sebab, kepercayaan diri ini adalah salah satu sifat orang bertakwa yang merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul pada manusia.

Rasa percaya diri juga berperan penting untuk kebaikan diri sendiri dan kesehatan mental. Kepercayaan diri berhubungan dengan kepuasan dalam hidup, rasa optimis, rasa bahagia dan lain sebagainya.

Lantas, bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri sesuai tuntunan syariat ini? Percaya diri dalam islam tentu sangat dianjurkan. Dengan bersikap percaya diri sama saja Anda melakukan prasangka baik terhadap diri sendiri.

Percaya diri juga mendorong Anda untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, karena kemampuan yang Anda percayai tersebut akhirnya muncul sikap selalu ingin bersyukur.

Dalil Tentang Percaya Diri

Dalam Islam, tujukan utama dalam berbuat sesuatu adalah Al-qur’an. Begitu pula tentang percaya diri ini, Al Qur'an dengan jelas menegaskan dalam ayat-ayat tentang perlunya rasa percaya diri tersebut.



Di antaranya seperti berikut ini:

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ


Wa lā tahinụ wa lā taḥzanụ wa antumul-a’launa ing kuntum mu`minīn

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 139) َ

Juga ayat berikut:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ


Innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ tatanazzalu ‘alaihimul-malā`ikatu allā takhāfụ wa lā taḥzanụ wa absyirụ bil-jannatillatī kuntum tụ’adụn

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fussilat: 30).

Ayat-ayat di atas dapat dikategorikan dengan ayat yang berbicara tentang persoalan percaya diri, karena berkaitan dengan sifat dan sikap seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat.

Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri

Lalu, bagaimana cara meningkatkan diri dalam Islam ini? Berikut di antaranya:

1. Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Jangan pernah membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Sebaiknya tanamkan dalam diri Anda, bahwa hidup bukanlah sebuah kompetisi. Anda mungkin sering merasa kalah dari pencapaian rekan Anda, iri saat mendengar gaji sahabat lebih tinggi atau merasa tidak percaya diri karena fisik orang lain menurut Anda lebih baik.

Dengan membandingkan diri dengan orang lain, tentu saja membuat Anda iri dan perilaku tersebut bukanlah hal yang sehat dan Allah pun tidak menyukai orang yang iri.

Apabila merasa iri karena hal fisik, sebaiknya Anda bersyukur karena Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk. Ataupun hal lain soal pencapaian, ingatlah bahwa Allah akan memberikan rezeki pada hamba-Nya sesuai dengan porsinya.

2. Menerima Keraguan Diri

Seringkali merasakan keraguan dalam diri? Hal tersebut merupakan hal yang wajar, bahkan bagi orang yang sudah berpengalaman sekalipun. Sebetulnya Anda tidak harus 100% percaya diri, sebelum melakukan sesuatu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Siapa yang meninggal, sedangkan ia masih memiliki hutang puasa, maka yang membayarnya adalah walinya.

(HR. Muslim No. 1935)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More