Konspirasi Yahudi: Kisah di Balik Pembunuhan Raja Charles I
Rabu, 22 November 2023 - 05:15 WIB
Seorang tokoh militer Inggris, Oliver Cromwell (1599 – 1658), diduga kuat terlibat dalam konspirasi Yahudi dalam kasus pembunuhan Raja Charles I pada bulan Januari 1649.
William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut tujuan persekongkolan Yahudi ini bukan sekadar membunuh Raja Charles I, tapi lebih jauh ingin menguasai perekonomian Inggris, dan menyalakan api peperangan antara Inggris melawan negara lain-lain.
"Peperangan yang berkecamuk pasti memerlukan biaya yang besar," tulisnya.
Para penguasa Eropa diharapkan akan meminjam uang dari para pemilik modal Yahudi itu dengan bunga berlipat-ganda. Dan ketergantungan keuangan itu akan memberi mereka kesempatan untuk mendikte kebijakan pemerintah yang bersangkutan, di samping akan mendapat keuntungan uang berlipat ganda dari utang yang mereka pinjamkan.
Menurut William G. Carr, sebenarnya sudah bisa diperkirakan mengenai peristiwa yang bakal terjadi, setelah terbunuhnya Raja Charles tahun 1649 hingga berdirinya Bank Inggris tahun 1694, yang di antara periode itu utang nasional kerajaan Inggris telah naik sampai tingkat yang mencemaskan.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat kronologi peristiwa sejak meninggalnya Charles sebagai berikut:
1649 : Cromwell menyerbu ke Irlandia dengan mengandalkan dukungan finansial dari para pemilik modal internasional, sehingga api pertikaian berkobar antara orang-orang Irlandia yang beragama Katolik, disebabkan oleh penderitaan mereka akibat serbuan Inggris yang membawa bendera Protestan.
1650 : Pemberontakan meletus terhadap Cromwell di bawah panglima Inggris Son Trous, tapi bisa dipatahkan, dan pemimpin pemberontak itu ditangkap.
1651 : Charles 11 putra raja Charles I memerangi Cromwell, tapi tidak berhasil,dan kemudian ia dibuang ke Perancis.
1652 : Inggris terlibat perang melawan Belanda.
1653 : Cromwell mengumumkan diri sebagai penguasa mutlak dengan gelar The Lord Defender of Great Britain.
1654 : Inggris terlibat perang di Eropa lagi.
1656 : Pergolakan koloni Inggris di Amerika, yang kemudian lahir Negara Amerika Serikat.
1657 : Cromwell meninggal dunia, disusul dengan penobatan putranya, Richard sebagai penguasa Inggris.
1659 : Richard jemu dalam persekongkolan dengan Yahudi yang berkepanjangan, kemudian ia mengundurkan diri dari pemerintah.
1660 : Jenderal Monk dari angkatan bersenjata Inggris menduduki London, kemudian mengangkat Charles II sebagai raja Inggris.
1661 : Skandal persekongkolan antara Cromwell dan para pemimpin Yahudi terungkap, dan menimbulkan reaksi menggemparkan di London. Makam Cromwell diserbu oleh massa, dan dibongkar sebagai pelampiasan kemarahan mereka.
William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut tujuan persekongkolan Yahudi ini bukan sekadar membunuh Raja Charles I, tapi lebih jauh ingin menguasai perekonomian Inggris, dan menyalakan api peperangan antara Inggris melawan negara lain-lain.
"Peperangan yang berkecamuk pasti memerlukan biaya yang besar," tulisnya.
Para penguasa Eropa diharapkan akan meminjam uang dari para pemilik modal Yahudi itu dengan bunga berlipat-ganda. Dan ketergantungan keuangan itu akan memberi mereka kesempatan untuk mendikte kebijakan pemerintah yang bersangkutan, di samping akan mendapat keuntungan uang berlipat ganda dari utang yang mereka pinjamkan.
Baca Juga
Menurut William G. Carr, sebenarnya sudah bisa diperkirakan mengenai peristiwa yang bakal terjadi, setelah terbunuhnya Raja Charles tahun 1649 hingga berdirinya Bank Inggris tahun 1694, yang di antara periode itu utang nasional kerajaan Inggris telah naik sampai tingkat yang mencemaskan.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat kronologi peristiwa sejak meninggalnya Charles sebagai berikut:
1649 : Cromwell menyerbu ke Irlandia dengan mengandalkan dukungan finansial dari para pemilik modal internasional, sehingga api pertikaian berkobar antara orang-orang Irlandia yang beragama Katolik, disebabkan oleh penderitaan mereka akibat serbuan Inggris yang membawa bendera Protestan.
1650 : Pemberontakan meletus terhadap Cromwell di bawah panglima Inggris Son Trous, tapi bisa dipatahkan, dan pemimpin pemberontak itu ditangkap.
1651 : Charles 11 putra raja Charles I memerangi Cromwell, tapi tidak berhasil,dan kemudian ia dibuang ke Perancis.
1652 : Inggris terlibat perang melawan Belanda.
1653 : Cromwell mengumumkan diri sebagai penguasa mutlak dengan gelar The Lord Defender of Great Britain.
1654 : Inggris terlibat perang di Eropa lagi.
1656 : Pergolakan koloni Inggris di Amerika, yang kemudian lahir Negara Amerika Serikat.
1657 : Cromwell meninggal dunia, disusul dengan penobatan putranya, Richard sebagai penguasa Inggris.
1659 : Richard jemu dalam persekongkolan dengan Yahudi yang berkepanjangan, kemudian ia mengundurkan diri dari pemerintah.
1660 : Jenderal Monk dari angkatan bersenjata Inggris menduduki London, kemudian mengangkat Charles II sebagai raja Inggris.
1661 : Skandal persekongkolan antara Cromwell dan para pemimpin Yahudi terungkap, dan menimbulkan reaksi menggemparkan di London. Makam Cromwell diserbu oleh massa, dan dibongkar sebagai pelampiasan kemarahan mereka.
Baca Juga