Mantiqu't-Thair: Musyawarah Dibuka, Pengejawantahan Simurgh yang Pertama
Sabtu, 08 Agustus 2020 - 06:21 WIB
"Begitulah, ribuan kepala pun bergerak ke sana ke mari, dan hanya ratap dan keluh kerinduan saja yang terdengar. Banyak laut dan daratan di tengah jalan. Jangan kira perjalanan itu singkat; dan kita mesti berhati singa untuk menempuh jalan yang luar biasa itu, karena jalan itu amat panjang dan laut itu dalam."
"Ada yang berjalan dengan susah payah dan keheranan, sambil kadang-kadang tersenyum dan kadang-kadang menangis. Adapun bagiku, aku akan merasa bahagia menemukan biar hanya jejaknya saja. Itu akan ada juga artinya, tetapi hidup tanpa dia tentulah akan menjadi sesalan."
)
"Janganlah kita menutup jiwa kita terhadap yang kita kasihi, tetapi hendaklah kita ada dalam keadaan yang serasi untuk menuntun jiwa kita ke istana Raja kita itu. Cucilah tangan kalian dari kehidupan ini bila kalian ingin disebut pengamal. Demi yang kalian kasihi, tinggalkan kehidupan kalian yang berharga ini, sebagai muliawan. Bila kalian menyerahkan diri dengan manis, sang kekasih pun akan memberikan seluruh hidupnya pada kalian."
Pengejawantahan Simurgh yang Pertama
"Sungguh ajaib! Pengejawantahan Simurgh yang pertama terjadi di Cina pada tengah malam. Sehelai bulunya jatuh di Cina dan kemasyhuran namanya pun memenuhi dunia."
"Setiap orang membuat lukisan yang menggambarkan bulu ini, dan dari lukisan itu dibentuk susunan pikirannya sendiri dan dengan demikian tergelincirlah ia dalam kekacauan. Lukisan ini masih ada di gedung lukisan di negeri itu; maka dihadiskan, 'Carilah ilmu, walau ke Cina!'
"Tetapi terhadap pengejawantahan itu tak begitu banyak ribut-ribut di dunia mengenai Wujud yang penah rahasia ini. Tanda akan adanya itu membuktikan keagungannya. Semua jiwa menyimpan kesan gambaran angan tentang bulunya. Karena penggambaran tentang Simurgh tanpa kepala maupun ekor, tanpa awal maupun akhir, maka tak perlu pemberian lebih lanjut. Kini siapa pun di antara kalian yang hendak menempuh perjalanan yang kusebutkan, siapkan diri dan injakkan kaki di Jalan itu."
Setelah Hudhud selesai bicara, dengan bersemangat burung-burung pun mulai membicarakan keagungan Raja itu, dan dicekam keinginan hendak menjadikan Raja itu penguasa mereka, maka tak sabar mereka pun ingin berangkat.
Mereka memutuskan untuk pergi bersama-sama; masing-masing pun menjadi kawan bagi yang lain dan menjadi lawan dirinya sendiri. Tetapi ketika mereka mulai menyadari betapa jauh dan pedihnya perjalanan mereka nanti, maka mereka pun ragu-ragu, dan meskipun jelas mereka berkemauan baik, namun mereka mulai berdalih menyatakan keberatan, masing-masing sesuai dengan wataknya. (
Catatan:
1. Pada paruh burung Hudhud ada tanda yang menyerupai huruf-huruf Parsi "Bismillah".
2. Kaf = barisan gunung yang melingkungi bumi.
3. Simurgh = Juga disebut Sen-Simurgh, burung raksasa. Dalam Mahabarata, Garuda. Ada dua Simurgh. Yang satu tinggal di gunung Elbruz di Pegunungan Kaukasus, jauh dari manusia. Sarangnya terbuat dari tiang-tiang gading, kayu cendana dan gaharu. Ia dapat bicara dan bulu-bulunya memiliki daya-daya magis. Ia merupakan lambang Tuhan dan pelindung para pahlawan. Simurgh yang lain ialah gergasi yang menakutkan, yang juga tinggal di sebuah gunung, tetapi ia menyerupai awan hitam. (bersambung)
(mhy)