Kekuatan Konspirasi Yahudi di Balik Bangun dan Jatuhnya Napoleon Bonaparte
Senin, 04 Desember 2023 - 14:22 WIB
Napoleon Bonaparte sukses menjadi Kaisar Prancis dari tahun 1804 sampai tahun 1814, dan kembali pada tahun 1815. Siapa sangka bahwa di balik kekuasaan dan jatuhnya Napoleon di bawah kendali Konspirasi Yahudi Internasional.
William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebutkan kekuatan Konspirasi mengulurkan dana besar-besaran kepada Napoleon untuk membiayai perang, dengan tujuan menyingkirkan sistem kerajaan di seluruh negara Eropa.
Napoleon pun mengerahkan pasukannya besar-besaran ke berbagai negara Eropa . Puncak pengerahan pasukan itu terjadi pada tahun 1804, ketika ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Prancis, dan mengangkat saudara-saudaranya menjadi raja di negara-negara Eropa yang ditaklukkan.
Joseph dijadikan raja Napoli, Louis raja Belanda, dan Jerume raja Lostvalia (salah satu wilayah Jerman ketika itu).
Nathan Rothschild
Di sisi lain, konglomerat Yahudi, Esleim Mayer Rothschild mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris untuk membuka cabang perusahaan raksasa milik mereka di kota London . Tujuannya untuk mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi Internasional di seluruh kota Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka dalam bidang politik dan ekonomi lebih dalam lagi.
Tujuannya yang lebih khusus lagi ialah, agar mereka bisa mengadakan hubungan lebih mudah antar-konglomerat yang menguasai bank Inggris , Belanda , Prancis dan Jerman .
Rothschild telah mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang sekaligus ini menunjukkan kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader Konspirasi, sejak Nathan masih belia.
Nah, tatkala Napoleon dan saudara-saudaranya menjadi kaisar di empat wilayah Eropa, Nathan Rothschild juga dengan diam-diam mengangkat keempat saudaranya menjadi raja uang di keempat kerajaan Eropa itu. Dengan demikian, merekalah penguasa yang sebenarnya di balik tahta kerajaan keluarga Napoleon.
Selanjutnya, pihak Konspirasi memilih negara Swiss sebagai pusat lembaga keuangan yang aman. Mereka berusaha menyelamatkan negara ini dari perang dan pertikaian umum. Dengan kata lain, Swiss akan dijadikan negara netral untuk selamanya.
Setelah itu, kekuatan Konspirasi melangkah lagi kepada bisnis baru yang banyak memberi keuntungan, yaitu perdagangan 'perang'. Untuk mencapai tujuan ini mereka harus menguasai pabrik-pabrik senjata, amunisi dan kapal perang, dan menguasai industri-industri baja, besi, kimia dan pabrik yang memproduksi alat perang lainnya.
Dengan strategi ini, kekuatan Konspirasi mempersiapkan dana besar-besaran yang membanjiri berbagai proyek itu, yang kemudian produknya dialirkan kepada pihak yang bersengketa tanpa kecuali.
Akan tetapi muncul kendala bagi mereka, yang datang dari Napoleon sendiri. Awal mulanya Napoleon merasa puas terhadap para sesepuh Yahudi yang mengulurkan pinjaman uang besar-besaran kepadanya, untuk membiayai perlengkapan pasukannya sebesar itu.
Kekuatan Terselubung
Lama-kelamaan Napoleon menyadari, bahwa di balik itu ada kekuatan terselubung yang menggerakkan tangannya. Napoleon mengambil langkah lebih hati-hati dan waspada, di samping berusaha untuk memukul kekuatan terselubung itu, apabila telah cukup bukti dan saat yang tepat telah tiba.
Namun sebelum Napoleon bisa melaksanakan niatnya karena ia dan pasukannya masih mati-matian berperang melawan Rusia, kekuatan Konspirasi telah memergoki gelagat yang tidak menyenangkan dari Napoleon.
Di sela-sela kesibukan Napoleon itulah pihak Konspirasi melihat adanya kesempatan yang tepat untuk memukul Napoleon, sehingga pasukan Napoleon menjadi kacau dan dipukul roboh oleh pasukan Rusia. Dalam lembaran sejarah pada umumnya disebutkan, bahwa kekalahan Napoleon oleh Rusia disebabkan oleh adanya kesulitan cuaca dingin dan salju tebal yang menghalangi laju pasukannya.
Padahal, penyebab yang sebenarnya adalah karena jalur penghubung yang menuju pasukan Napoleon diputus oleh tangan-tangan terselubung, sehingga senjata dan amunisi yang dikirim untuk pasukannya tidak bisa sampai.
Sementara itu, amunisi pasukan Rusia terus mengalir dengan deras. Langkah kekuatan Konspirasi yang dilakukan untuk menghancurkan pasukan Napoleon kemudian memaksa Napoleon turun tahta.
Langkah ini oleh Konspirasi Internasional dijadikan tradisi untuk melangkah dan mengadakan kegiatan di masa-masa selanjutnya, pihak Konspirasi dalam melakukan taktik itu menggunakan kaki tangan orang-orang Serbia untuk menyelusup ke jajaran penting dalam industri, transportasi, logistik dan posisi rawan lainnya.
Ketika itulah negara-negara yang telah dimasuki oleh mereka jatuh di bawah pengaruh kekuatan terselubung. Posisi kunci yang dikendalikan mereka memungkinkan mereka melaksanakan kegiatan yang bisa menimbulkan kekacauan dalam suplai pasukan yang sedang bertempur di medan laga.
Taktik Konspirasi yang dipakai untuk menghancurkan pasukan Napoleon dipakai lagi di kemudian hari untuk menghancurkan pasukan Czar Rusia pada tahun 1904 dalam menghadapi pasukan Jepang .
William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebutkan kekuatan Konspirasi mengulurkan dana besar-besaran kepada Napoleon untuk membiayai perang, dengan tujuan menyingkirkan sistem kerajaan di seluruh negara Eropa.
Napoleon pun mengerahkan pasukannya besar-besaran ke berbagai negara Eropa . Puncak pengerahan pasukan itu terjadi pada tahun 1804, ketika ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Prancis, dan mengangkat saudara-saudaranya menjadi raja di negara-negara Eropa yang ditaklukkan.
Joseph dijadikan raja Napoli, Louis raja Belanda, dan Jerume raja Lostvalia (salah satu wilayah Jerman ketika itu).
Baca Juga
Nathan Rothschild
Di sisi lain, konglomerat Yahudi, Esleim Mayer Rothschild mengirimkan putranya Nathan Mayer ke Inggris untuk membuka cabang perusahaan raksasa milik mereka di kota London . Tujuannya untuk mempermudah hubungan antar-sesepuh Yahudi Internasional di seluruh kota Eropa, dan untuk menancapkan kuku mereka dalam bidang politik dan ekonomi lebih dalam lagi.
Tujuannya yang lebih khusus lagi ialah, agar mereka bisa mengadakan hubungan lebih mudah antar-konglomerat yang menguasai bank Inggris , Belanda , Prancis dan Jerman .
Rothschild telah mempersiapkan Nathan selama 26 tahun, yang sekaligus ini menunjukkan kehebatan Rothschild dalam pembinaan kader Konspirasi, sejak Nathan masih belia.
Nah, tatkala Napoleon dan saudara-saudaranya menjadi kaisar di empat wilayah Eropa, Nathan Rothschild juga dengan diam-diam mengangkat keempat saudaranya menjadi raja uang di keempat kerajaan Eropa itu. Dengan demikian, merekalah penguasa yang sebenarnya di balik tahta kerajaan keluarga Napoleon.
Selanjutnya, pihak Konspirasi memilih negara Swiss sebagai pusat lembaga keuangan yang aman. Mereka berusaha menyelamatkan negara ini dari perang dan pertikaian umum. Dengan kata lain, Swiss akan dijadikan negara netral untuk selamanya.
Setelah itu, kekuatan Konspirasi melangkah lagi kepada bisnis baru yang banyak memberi keuntungan, yaitu perdagangan 'perang'. Untuk mencapai tujuan ini mereka harus menguasai pabrik-pabrik senjata, amunisi dan kapal perang, dan menguasai industri-industri baja, besi, kimia dan pabrik yang memproduksi alat perang lainnya.
Dengan strategi ini, kekuatan Konspirasi mempersiapkan dana besar-besaran yang membanjiri berbagai proyek itu, yang kemudian produknya dialirkan kepada pihak yang bersengketa tanpa kecuali.
Akan tetapi muncul kendala bagi mereka, yang datang dari Napoleon sendiri. Awal mulanya Napoleon merasa puas terhadap para sesepuh Yahudi yang mengulurkan pinjaman uang besar-besaran kepadanya, untuk membiayai perlengkapan pasukannya sebesar itu.
Kekuatan Terselubung
Lama-kelamaan Napoleon menyadari, bahwa di balik itu ada kekuatan terselubung yang menggerakkan tangannya. Napoleon mengambil langkah lebih hati-hati dan waspada, di samping berusaha untuk memukul kekuatan terselubung itu, apabila telah cukup bukti dan saat yang tepat telah tiba.
Namun sebelum Napoleon bisa melaksanakan niatnya karena ia dan pasukannya masih mati-matian berperang melawan Rusia, kekuatan Konspirasi telah memergoki gelagat yang tidak menyenangkan dari Napoleon.
Di sela-sela kesibukan Napoleon itulah pihak Konspirasi melihat adanya kesempatan yang tepat untuk memukul Napoleon, sehingga pasukan Napoleon menjadi kacau dan dipukul roboh oleh pasukan Rusia. Dalam lembaran sejarah pada umumnya disebutkan, bahwa kekalahan Napoleon oleh Rusia disebabkan oleh adanya kesulitan cuaca dingin dan salju tebal yang menghalangi laju pasukannya.
Padahal, penyebab yang sebenarnya adalah karena jalur penghubung yang menuju pasukan Napoleon diputus oleh tangan-tangan terselubung, sehingga senjata dan amunisi yang dikirim untuk pasukannya tidak bisa sampai.
Sementara itu, amunisi pasukan Rusia terus mengalir dengan deras. Langkah kekuatan Konspirasi yang dilakukan untuk menghancurkan pasukan Napoleon kemudian memaksa Napoleon turun tahta.
Langkah ini oleh Konspirasi Internasional dijadikan tradisi untuk melangkah dan mengadakan kegiatan di masa-masa selanjutnya, pihak Konspirasi dalam melakukan taktik itu menggunakan kaki tangan orang-orang Serbia untuk menyelusup ke jajaran penting dalam industri, transportasi, logistik dan posisi rawan lainnya.
Ketika itulah negara-negara yang telah dimasuki oleh mereka jatuh di bawah pengaruh kekuatan terselubung. Posisi kunci yang dikendalikan mereka memungkinkan mereka melaksanakan kegiatan yang bisa menimbulkan kekacauan dalam suplai pasukan yang sedang bertempur di medan laga.
Taktik Konspirasi yang dipakai untuk menghancurkan pasukan Napoleon dipakai lagi di kemudian hari untuk menghancurkan pasukan Czar Rusia pada tahun 1904 dalam menghadapi pasukan Jepang .
Baca Juga
(mhy)