Bersabar Atas Tabiatnya yang Seperti Tulang Rusuk
Senin, 10 Agustus 2020 - 21:15 WIB
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam Bersabda :
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Berwasiatlah kalian terhadap para wanita dengan kebaikan, karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesuatu yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian paling atasnya. Jika engkau bertindak untuk meluruskannya, maka engkau akan memecahkannya (mematahkannya). Namun jika engkau membiarkannya, maka selamanya ia akan bengkok. Maka berwasiatlah kalian terhadap para wanita dengan kebaikan.” (HR Imam Bukhari, dari Abu Hurairah dalam kitab Fath Al-Bari)
Dari hadis itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa, hendaklah perempuan itu dibiarkan dalam kebengkokannya, jika kekurangan yang telah menjadi tabiatnya itu melampaui batas (melanggar aturan) dengan melakukan kemaksiatan secara langsung ataupun meninggalkan kewajiban.
Yang dimaksud dengan membiarkan perempuan dalam kebengkokannya hanyalah dalam hal-hal yang bersifat mubah. Dalam hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut ada kesesuaian dengan kecenderungan jiwa dan ketertautan hati .(Baca juga : Salah Satu Tanda Lemah Iman : Tidak Konsekuen )
Di dalam hadis tersebut juga ada ruang para perempuan untuk bisa memperoleh maaf atas segala kelakuan mereka, bersabar atas kebengkokan mereka, dan bahwa sesungguhnya orang yang berhasrat untuk meluruskan mereka, hilanglah kesempatan untuk merasakan kenikmatan dengan mereka.
Padahal, tidak ada seorang manusia pun yang tidak butuh terhadap perempuan, ia akan menjadi tentram bersamanya dan selalu butuh pada bantuannya dalam kehidupannya. Dengan semua itu, maka seolah-olah Ibnu Hajar berkata, “Merasakan kenikmatan bersama wanita tidak akan pernah menjadi sempurna kecuali dengan bersabar terhadapnya.” (Fath Al-Bari).
Penjelasan di atas mengisyarakatkan bahwa perempuan muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah perempuan muslimah yang saleha karena banyak perempuan muslimah yang tidak saleha. Allah Subhaanahu wa ta’ala sangat memuji perempuan muslimah, mu’minah yang sabar dan khusyuk. Bahkan Allah Subhaanahu wa ta’ala mensifati mereka sebagai para pemelihara yang taat. (Baca juga : Laki-laki Wajib Menjaga dan Melindunginya )
Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman:
".... فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ...."
Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An Nisa’:34)
Begitulah, perempuan dalam keseharian memiliki peran penting. Perempuan dibutuhkan pada hampir setiap aspek kehidupan , mulai dari yang terkecil yaitu dalam keluarga, tentu akan terasa berbeda tanpa kehadiran seorang wanita atau ibu. Perempuan juga mampu bekerja sama dalam hal apapun, dalam kehidupan masyarakat, partner kerja, juga sebagai pendukung atau pemberi motivasi bagi orang lain.
Lelaki tidak boleh memperlakukan perempuan dengan seenaknya. Dalam bergaul dengan perempuan, lelaki wajib memperlakukan mereka dengan baik, diantaranya ialah dengan sikap dan tutur kata yang baik, dengan perlindungan, dengan kasih sayang, dan dengan dipenuhi kebutuhan lahir batinnya. “Dan bergaullah dengan mereka secara patut”. keutamaan memuliakan istri adalah kewajiban bagi suami.
Allah Ta'ala melindungi perempuan yang mampu menjaga diri dengan kebaikan yang banyak, diantaranya ialah Allah memberinya lelaki atau suami yang saleh dan menjadikannya seseorang yang mampu memberikan ketenangan pada orang lain. “Sedang mereka pun wanita wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan pula wanita wanita yang mengambil laki laki hanya sebagai teman mainnya”. (QS An Nisa : 25)
Dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 33, Allah melindungi perempuan dengan cara menjaganya, Allah menganjurkan perempuan untuk berada di rumah kecuali jika terdapat keperluan yang diizinkan oleh syariat islam dan mendapat izin dari suaminya. Hal demikian bertujuan untuk melindungi perempuan dari segala marabahaya . “Dan hendaklah kalian menetap di rumah kalian serta janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang orang jahiliyah dahulu”.
Terakhir, ada catatan penting dari Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya’ Ulum Ad-Diin. Beliau berkata :
قَالَ بَعْضُ العَرَبِ (لاَ تَنْكِحُوا مِنَ النِّسَاءِ سِتَّةٌ لاَ أَنَّانَةَ وَلاَ مَنَّانَةَ وَلاَ حَنَّانَةَ وَلاَ تَنْكِحُوْا حَدَّاقَةَ وَلاَ بَرَّاقَةَ وَلاَ شَدَّاقَةَ)
Sebagian orang Arab berkata, janganlah menikahi enamperempuan: annaanah, mannaanah, hannanah, haddaqah, barroqoh, dan syaddaqah.
Adapun Annanah, dia adalah perempuan yang banyak mengeluh dan mengaduh, dia seperti membalut kepalanya dengan perban setiap waktu. Jika wanita ini dinikahi sama saja menikahi orang sakit atau orang yang pura-pura sakit, tidak ada kebaikan bagi suami. Mannanah, dia adalahperempuan yang terus mengungkit kebaikan-kebaikannya pada suaminya, ia berkata, “Aku sudah melakukan ini dan itu karenamu.” (Baca juga : Mengajarkan Anak tentang Agama di Rumah, Ini Panduannya )
Hannanah, dia adalahperempuan yang merindukan suami yang lain atau anak dari suami yang lain. Haddaqah,dia adalahperempuanyang memandang tajam segala sesuatu dengan biji matanya, ia tertarik sehingga membebani suaminya dalam belanja (boros dan konsumtif). Sedangkan barroqoh adalah tipeperempuan yang sepanjang hari mengilapkan wajahnya, berhias diri, supaya wajahnya berkilau, bersinar, dan itu dibuat-buat dan tipeperempuan yang sering marah pada makanan.
Wallahu A'lam
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Berwasiatlah kalian terhadap para wanita dengan kebaikan, karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesuatu yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian paling atasnya. Jika engkau bertindak untuk meluruskannya, maka engkau akan memecahkannya (mematahkannya). Namun jika engkau membiarkannya, maka selamanya ia akan bengkok. Maka berwasiatlah kalian terhadap para wanita dengan kebaikan.” (HR Imam Bukhari, dari Abu Hurairah dalam kitab Fath Al-Bari)
Dari hadis itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa, hendaklah perempuan itu dibiarkan dalam kebengkokannya, jika kekurangan yang telah menjadi tabiatnya itu melampaui batas (melanggar aturan) dengan melakukan kemaksiatan secara langsung ataupun meninggalkan kewajiban.
Yang dimaksud dengan membiarkan perempuan dalam kebengkokannya hanyalah dalam hal-hal yang bersifat mubah. Dalam hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut ada kesesuaian dengan kecenderungan jiwa dan ketertautan hati .(Baca juga : Salah Satu Tanda Lemah Iman : Tidak Konsekuen )
Di dalam hadis tersebut juga ada ruang para perempuan untuk bisa memperoleh maaf atas segala kelakuan mereka, bersabar atas kebengkokan mereka, dan bahwa sesungguhnya orang yang berhasrat untuk meluruskan mereka, hilanglah kesempatan untuk merasakan kenikmatan dengan mereka.
Padahal, tidak ada seorang manusia pun yang tidak butuh terhadap perempuan, ia akan menjadi tentram bersamanya dan selalu butuh pada bantuannya dalam kehidupannya. Dengan semua itu, maka seolah-olah Ibnu Hajar berkata, “Merasakan kenikmatan bersama wanita tidak akan pernah menjadi sempurna kecuali dengan bersabar terhadapnya.” (Fath Al-Bari).
Penjelasan di atas mengisyarakatkan bahwa perempuan muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah perempuan muslimah yang saleha karena banyak perempuan muslimah yang tidak saleha. Allah Subhaanahu wa ta’ala sangat memuji perempuan muslimah, mu’minah yang sabar dan khusyuk. Bahkan Allah Subhaanahu wa ta’ala mensifati mereka sebagai para pemelihara yang taat. (Baca juga : Laki-laki Wajib Menjaga dan Melindunginya )
Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman:
".... فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ...."
Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An Nisa’:34)
Begitulah, perempuan dalam keseharian memiliki peran penting. Perempuan dibutuhkan pada hampir setiap aspek kehidupan , mulai dari yang terkecil yaitu dalam keluarga, tentu akan terasa berbeda tanpa kehadiran seorang wanita atau ibu. Perempuan juga mampu bekerja sama dalam hal apapun, dalam kehidupan masyarakat, partner kerja, juga sebagai pendukung atau pemberi motivasi bagi orang lain.
Lelaki tidak boleh memperlakukan perempuan dengan seenaknya. Dalam bergaul dengan perempuan, lelaki wajib memperlakukan mereka dengan baik, diantaranya ialah dengan sikap dan tutur kata yang baik, dengan perlindungan, dengan kasih sayang, dan dengan dipenuhi kebutuhan lahir batinnya. “Dan bergaullah dengan mereka secara patut”. keutamaan memuliakan istri adalah kewajiban bagi suami.
Allah Ta'ala melindungi perempuan yang mampu menjaga diri dengan kebaikan yang banyak, diantaranya ialah Allah memberinya lelaki atau suami yang saleh dan menjadikannya seseorang yang mampu memberikan ketenangan pada orang lain. “Sedang mereka pun wanita wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan pula wanita wanita yang mengambil laki laki hanya sebagai teman mainnya”. (QS An Nisa : 25)
Dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 33, Allah melindungi perempuan dengan cara menjaganya, Allah menganjurkan perempuan untuk berada di rumah kecuali jika terdapat keperluan yang diizinkan oleh syariat islam dan mendapat izin dari suaminya. Hal demikian bertujuan untuk melindungi perempuan dari segala marabahaya . “Dan hendaklah kalian menetap di rumah kalian serta janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang orang jahiliyah dahulu”.
Terakhir, ada catatan penting dari Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya’ Ulum Ad-Diin. Beliau berkata :
قَالَ بَعْضُ العَرَبِ (لاَ تَنْكِحُوا مِنَ النِّسَاءِ سِتَّةٌ لاَ أَنَّانَةَ وَلاَ مَنَّانَةَ وَلاَ حَنَّانَةَ وَلاَ تَنْكِحُوْا حَدَّاقَةَ وَلاَ بَرَّاقَةَ وَلاَ شَدَّاقَةَ)
Sebagian orang Arab berkata, janganlah menikahi enamperempuan: annaanah, mannaanah, hannanah, haddaqah, barroqoh, dan syaddaqah.
Adapun Annanah, dia adalah perempuan yang banyak mengeluh dan mengaduh, dia seperti membalut kepalanya dengan perban setiap waktu. Jika wanita ini dinikahi sama saja menikahi orang sakit atau orang yang pura-pura sakit, tidak ada kebaikan bagi suami. Mannanah, dia adalahperempuan yang terus mengungkit kebaikan-kebaikannya pada suaminya, ia berkata, “Aku sudah melakukan ini dan itu karenamu.” (Baca juga : Mengajarkan Anak tentang Agama di Rumah, Ini Panduannya )
Hannanah, dia adalahperempuan yang merindukan suami yang lain atau anak dari suami yang lain. Haddaqah,dia adalahperempuanyang memandang tajam segala sesuatu dengan biji matanya, ia tertarik sehingga membebani suaminya dalam belanja (boros dan konsumtif). Sedangkan barroqoh adalah tipeperempuan yang sepanjang hari mengilapkan wajahnya, berhias diri, supaya wajahnya berkilau, bersinar, dan itu dibuat-buat dan tipeperempuan yang sering marah pada makanan.
Wallahu A'lam
(wid)