Pembebasan Irak: Doa Khalid bin Walid dan Kisah Sungai Darah

Rabu, 17 Januari 2024 - 16:50 WIB
Sejenak pertempuran itu begitu sengit yang membuat Khalid jadi bingung. Ia menghadapkan diri kepada Tuhan dan memohonkan pertolongan: "Allahumma ya Allah, berilah hamba pertolongan. Kalau Engkau memberikan kemenangan kepada kami menghadapi mereka, jangan biarkan seorang pun yang hidup dari mereka. Berilah kekuatan kepada kami agar kubanjiri sungai mereka dengan darah mereka sendiri."

Haekal mengatakan kita tentu tahu arti kata-kata yang keluar dari lubuk hati Saifullah ini, lubuk hati yang paling dalam, yang tak pernah kenal takut, tak pernah mengelak dari maut dan tidak gamang melihat darah.

Pasukan Persia dan pembela-pembelanya itu cukup tabah, sedang Bahman belum juga muncul. Selama itu Khalid tidak meninggalkan segala macam muslihat perangnya, yang memang menjadi ciri khasnya sebagai seorang jenius dalam memimpin pertempuran, membuat musuhnya itu terjepit.

Sesudah ketabahan dan kekuatannya berangsur surut, sehingga tak dapat tidak mereka harus mengalami kehancuran, barisan mereka jadi centang perenang, mereka berbalik ke belakang dan cepat-cepat lari. Tak ada tujuan lain buat mereka selain mencari selamat.



Khalid melihat mereka lari, maka disuruhnya orang yang biasa ditugaskan memanggil-manggil untuk berseru kepada mereka: "Tawanan! Tawanan! Jangan dibunuh kecuali yang melawan!"

Pasukan berkuda Muslimin dapat menyusul pasukan Persia dan orang-orang Arab sekutunya itu. Mereka dibawa berbondong-bondong sebagai tawanan perang, diseret seperti binatang ternak.

Sebelum terjadi pertempuran pasukan Persia sudah menyiapkan makanan, tetapi Khalid sudah mendahului mereka. Setelah mereka rontok, Khalid berdiri di depan makanan itu seraya berseru kepada pasukannya: "Apa yang sudah diperoleh sebagai rampasan perang ini untuk kalian."

Pasukan Muslimin itu pun duduk menghadapi makan malam dengan begitu berselera, yang kebanyakan menganggap sebagai suatu keanehan. Melihat sejenis roti tipis-tipis yang belum mereka kenal, mereka bertanya: Yang bertambal-tambal putih ini apa! Orang yang sudah tahu menjawab bergurau: Pernah kalian mendengar tentang roti yang dikerat tipis-tipis? Inilah dia! Karena itu dinamai roti tipis-tipis. Orang Arab menamakannya hiburan untuk tamu.

Sungai Darah

Khalid meminta agar tawanan-tawanan itu diperiksa untuk memenuhi janjinya hendak membanjiri sungai dengan darah mereka. Ia wakilkan kepada beberapa orang pasukannya memenggal leher mereka di sungai setelah airnya dibendung.



Selama sehari semalam mereka yang ditunjuk oleh Khalid membantai mereka tetapi sungai itu tidak mengalirkan darah. Beberapa orang yang dekat kepada Khalid berkata: "Kalaupun penghuni dunia ini kau bantai darah mereka tak akan mengalir. Darah itu akan lancar mengalir bersama air. Begitulah kalau kau ingin memenuhi janjimu."

Atas perintah Khalid air di sungai dibuka kembali; maka darah segar pun mengalir. Sejak itu sungai tersebut dinamai "Sungai Darah."

Tabari menceritakan bahwa di tepi sungai itu terdapat beberapa penggilingan, yang selama tiga hari menggiling makanan untuk delapan belas ribu orang anggota pasukan, sementara air sungai berwarma merah padam mengalir deras di bawahnya.

Khalid belum puas dengan sungai yang sudah banjir darah itu. Bahkan ia pergi ke sebuah tempat yang disebut Amgisyia atau Manisyia - sebuah kota seperti Hirah - di dekat Ullais, terletak di hilir Furat di anak sungai Badaqli. Penduduknya pernah terlibat dalam perang di luar kota Ullais.



Khalid memerintahkan pasukannya agar menghancurkan kota itu. Mereka mengambil semua yang ada di situ dan dianggapnya sebagai harta rampasan perang. Dari sana anggota pasukan berkuda mendapat bagian seribu lima ratus (dirham) di samping hadiah yang diperoleh dari Khalid bagi mereka yang sudah mati-matian bertempur di Ullais.

Khalid mengirimkan laporan berikut seperlima rampasan perangnya dan orang-orang tawanan kepada Khalifah Abu Bakar di tangan seseorang benama Jandal dari suku Banu Ijl.

Setelah disampaikan apa yang terjadi dan melaporkan tentang dikuasainya Ullais dengan hasil rampasan dan tawanan perang serta beberapa orang yang telah berjasa dan bagaimana pula strategi Khalid, Abu Bakar tak dapat menahan diri berteriak: "Tak akan ada perempuan dapat melahirkan anak seperti Khalid!"
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: Orang yang paling Allah benci adalah orang yang suka membantah dan sengit permusuhannya.

(HR. Bukhari No. 4161)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More