8 Ciri Pemimpin Zalim dalam Islam, Salah Satunya Menipu Rakyatnya
Jum'at, 26 Januari 2024 - 17:16 WIB
Setidaknya ada 8 ciri pemimpin zalim dalam Islam. Namun sebelum kita menyebut kedelapan ciri itu, sebaiknya kita bahas dulu definisi pemimpin dan zalim.
Dalam Islam, pemimpin adalah figur yang memiliki otoritas dan kekuasaan pada suatu wilayah atau komunitas. Pemimpin dapat berupa seorang raja, presiden , atau kepala organisasi.
Ibnu Taimiyah (w. 728 H) dalam bukunya berjudul "Menuju Umat Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988) menyebutkan pemimpin dengan kata ulil amri yang berarti bahwa orang yang mempunyai wewenang dan kompetensi dalam suatu urusan. Mereka menyuruh manusia kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar, yang termasuk ulil amri ialah pemerintahan, ulama dan ilmuwan .
Sedangkan zalim, dalam Islam, adalah meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya. Secara sederhana, kata zalim adalah tidak adil dan kejam.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian zalim adalah tidak memiliki belas kasih. Dengan artian seorang individu atau kelompok yang menyakiti perasaan orang lain secara lahir maupun batin.
Sifat zalim ini termasuk dalam sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT. Oleh karena itu, setiap muslim harus menjauhi sifat zalim.
Secara etimologi, kata zalim berasal dari bahasa Arab yakni dzho lam mim yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain.
Kalimat zalim dapat digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidakadilan, dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Firman Allah Ta’ala: “Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan yang tidak diperintahkan kepada mereka”. ( QS Al-Baqarah : 59)
Nabi SAW juga bersabda: “Sesungguhnya sejahat-jahat pemimpin adalah pemimpin yang zalim. Maka janganlah kamu termasuk daripada golongan mereka”. (HR. Muttafaq’alaih)
Di antara ciri-ciri pemimpin zalim yang di sebutkan dalam hadis Rasulullah SAW tersebut di antaranya adalah:
1. Para pemimpin sesat
Diriwayatkan dari Aus RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Aku tidak takut (ujian yang akan menimpa) pada umatku, kecuali (ujian) para pemimpin sesat.” (HR. Ibnu Hibban).
Sufyan as-Tsauri menggambarkan mereka dengan mengatakan: “Tidaklah kalian menjumpai para pemimpin sesat, kecuali kalian mengingkari mereka dengan hati, agar amal kalian tidak sia-sia.”
2. Para pemimpin yang jahil agama
Dalam Islam, pemimpin adalah figur yang memiliki otoritas dan kekuasaan pada suatu wilayah atau komunitas. Pemimpin dapat berupa seorang raja, presiden , atau kepala organisasi.
Ibnu Taimiyah (w. 728 H) dalam bukunya berjudul "Menuju Umat Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988) menyebutkan pemimpin dengan kata ulil amri yang berarti bahwa orang yang mempunyai wewenang dan kompetensi dalam suatu urusan. Mereka menyuruh manusia kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar, yang termasuk ulil amri ialah pemerintahan, ulama dan ilmuwan .
Sedangkan zalim, dalam Islam, adalah meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya. Secara sederhana, kata zalim adalah tidak adil dan kejam.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian zalim adalah tidak memiliki belas kasih. Dengan artian seorang individu atau kelompok yang menyakiti perasaan orang lain secara lahir maupun batin.
Sifat zalim ini termasuk dalam sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT. Oleh karena itu, setiap muslim harus menjauhi sifat zalim.
Secara etimologi, kata zalim berasal dari bahasa Arab yakni dzho lam mim yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain.
Kalimat zalim dapat digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidakadilan, dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Firman Allah Ta’ala: “Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan yang tidak diperintahkan kepada mereka”. ( QS Al-Baqarah : 59)
Nabi SAW juga bersabda: “Sesungguhnya sejahat-jahat pemimpin adalah pemimpin yang zalim. Maka janganlah kamu termasuk daripada golongan mereka”. (HR. Muttafaq’alaih)
Di antara ciri-ciri pemimpin zalim yang di sebutkan dalam hadis Rasulullah SAW tersebut di antaranya adalah:
1. Para pemimpin sesat
Diriwayatkan dari Aus RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِنِّي لاَ أَخَافُ عَلىَ أُمَّتيِ إِلاَّ الأَئِمَّةَ المُضَلِّينَ.
Artinya: “Aku tidak takut (ujian yang akan menimpa) pada umatku, kecuali (ujian) para pemimpin sesat.” (HR. Ibnu Hibban).
Sufyan as-Tsauri menggambarkan mereka dengan mengatakan: “Tidaklah kalian menjumpai para pemimpin sesat, kecuali kalian mengingkari mereka dengan hati, agar amal kalian tidak sia-sia.”
2. Para pemimpin yang jahil agama