Mullah Nashruddin, Keledai, dan Kualitas Magis Berkah
Kamis, 13 Agustus 2020 - 08:21 WIB
Diyakini bahwa pengaruh mistis dari tujuh cerita Nashruddin, yang dipelajari secara beruntun, adalah cukup untuk mempersiapkan seseorang menuju pencerahan.
Hussein, yang menguping hal itu, menyadari bahwa dari setiap situasi akan muncul pengobatannya sendiri, dan dengan demikian dari cara dimana kejahatan-kejahatan Pendosa-Tua terjadi itulah bisa dibawa pada perspektifnya yang sejati. Ia akan menjaga kebenaran melalui Nashruddin.
Ia memanggil Nashruddin dalam mimpi dan menanamkan sejumlah berkahnya ke dalam dirinya. Barakah merupakan kekuatan sufi, menembus secara batin ke dalam signifikansi-nominal dari makna.
Dari sinilah semua cerita tentang Nashruddin menjadi karya seni "independen". Mereka bisa dipahami sebagai lelucon; mereka memiliki suatu makna metafisis; cerita-cerita itu demikian kompleks dan mengandung sebagian dari sifat keutuhan dan kesempurnaan yang telah dicuri dari kesadaran manusia karena aktivitas-aktivitas dari Pendosa-Tua tersebut (sistem pemikiran yang mentah).
Dilihat dari sudut pandang biasa, barakah memiliki kualitas "magis" -- meskipun ia secara esensial merupakan suatu kesatuan dan pendorong serta substansi dari realitas obyektif.
bagian ( 1 ) dan ( 2 )
Salah satu dari kualitas ini adalah siapa saja yang diberi barakah, atau setiap obyektif yang terkait dengannya, tidak menjadi soal berapa banyak ia telah diubah karena dampak dari orang ini secara spiritual tercurahkan. Oleh sebab itu, pengulangan semata-mata sebuah lelucon Nashruddin akan membawa barakah.
"Maka dengan cara inilah ajaran-ajaran Nashruddin dari jalur Hussein ditanamkan selamanya di dalam suatu piranti yang secara keseluruhan tidak bisa diselewengkan tanpa bisa diperbaiki kembali. Seperti air, secara esensial semuanya adalah air, maka dalam pengalaman-pengalaman Nashruddin terdapat suatu takaran minimum yang tidak teredaksi yang bisa memberikan jawaban suatu panggilan, dan akan berkembang jika didorong."
Takaran minimum tersebut adalah kebenaran (truth), dan melalui kebenaran inilah dicapai kesadaran sejati.(
Hussein, yang menguping hal itu, menyadari bahwa dari setiap situasi akan muncul pengobatannya sendiri, dan dengan demikian dari cara dimana kejahatan-kejahatan Pendosa-Tua terjadi itulah bisa dibawa pada perspektifnya yang sejati. Ia akan menjaga kebenaran melalui Nashruddin.
Ia memanggil Nashruddin dalam mimpi dan menanamkan sejumlah berkahnya ke dalam dirinya. Barakah merupakan kekuatan sufi, menembus secara batin ke dalam signifikansi-nominal dari makna.
Dari sinilah semua cerita tentang Nashruddin menjadi karya seni "independen". Mereka bisa dipahami sebagai lelucon; mereka memiliki suatu makna metafisis; cerita-cerita itu demikian kompleks dan mengandung sebagian dari sifat keutuhan dan kesempurnaan yang telah dicuri dari kesadaran manusia karena aktivitas-aktivitas dari Pendosa-Tua tersebut (sistem pemikiran yang mentah).
Dilihat dari sudut pandang biasa, barakah memiliki kualitas "magis" -- meskipun ia secara esensial merupakan suatu kesatuan dan pendorong serta substansi dari realitas obyektif.
bagian ( 1 ) dan ( 2 )
Salah satu dari kualitas ini adalah siapa saja yang diberi barakah, atau setiap obyektif yang terkait dengannya, tidak menjadi soal berapa banyak ia telah diubah karena dampak dari orang ini secara spiritual tercurahkan. Oleh sebab itu, pengulangan semata-mata sebuah lelucon Nashruddin akan membawa barakah.
"Maka dengan cara inilah ajaran-ajaran Nashruddin dari jalur Hussein ditanamkan selamanya di dalam suatu piranti yang secara keseluruhan tidak bisa diselewengkan tanpa bisa diperbaiki kembali. Seperti air, secara esensial semuanya adalah air, maka dalam pengalaman-pengalaman Nashruddin terdapat suatu takaran minimum yang tidak teredaksi yang bisa memberikan jawaban suatu panggilan, dan akan berkembang jika didorong."
Takaran minimum tersebut adalah kebenaran (truth), dan melalui kebenaran inilah dicapai kesadaran sejati.(
(mhy)