Cinta Sepak Bola Masyarakat Gaza: Tak Luntur oleh Bom-Bom Israel
Kamis, 07 Maret 2024 - 07:59 WIB
Pria berusia 23 tahun itu tinggal di sepanjang Jalan Salah al-Din. Terakhir kali Barcelona bermain di Liga Champions, Abdul-Jawwad bersorak kegirangan saat Robert Lewandowski mencetak gol untuk juara Spanyol tersebut.
“Sepak bola mengalihkan perhatian saya dari pemboman yang sepertinya tidak pernah berhenti dan kenyataan perang brutal ini,” tambah Abdul-Jawwad.
Dengan sebagian besar penduduk Gaza – lebih dari 1,5 juta – mengungsi ke Rafah di selatan di tengah penghancuran rumah dalam skala besar, ratusan ribu orang kini berlindung di tenda-tenda.
Hani Qarmoot adalah penggemar Barcelona lainnya yang pindah ke Rafah dari utara setelah rumahnya di Kamp Pengungsi Jabalia digerebek dan diserang oleh pasukan Israel. Itu terjadi pada 27 Oktober, sehari sebelum El Clasico.
“Saya sedang menghitung mundur hingga pertandingan tiba ketika rumah saya diserang,” katanya.
“Sepupu saya, yang merupakan penggemar Real Madrid dan biasa menonton sepak bola bersama saya meskipun ada persaingan sengit antar tim, tewas dalam pemboman.”
Patah hati dan terlantar, Qarmoot tidak punya cara untuk mengikuti tim kesayangannya. Mereka yang dapat terhubung ke internet dalam waktu singkat berbagi berita dengan semua orang di tenda pemukiman.
Di luar tenda, anak-anak masih bermain sepak bola meski di bawah bayang-bayang drone yang melayang dan di tengah ketakutan akan bom Israel.
Terlepas dari pergolakan di sekitar mereka, penggemar sepak bola beralih ke pertandingan tersebut untuk mencari kelegaan dari rasa sakit mereka.
Percakapan kini telah berubah dari mengenang momen favorit mereka dalam sebuah game menjadi bertanya-tanya kapan mereka bisa mengikutinya seperti dulu sebelum tanggal 7 Oktober.
(mhy)