Ini Kewajiban Para Penyembunyi Kebenaran Agar Dosanya Diampuni

Rabu, 19 Agustus 2020 - 05:00 WIB
Syaikh Yusuf al Qardhawi dalam at Taubat Ila Allah mengatakan agar tobat mereka diterima, disyaratkan agar mereka memperbaiki apa yang mereka telah rusak, dan menjelaskan apa yang mereka sembunyikan.( )

Jika ini adalah dosa orang yang menyembunyikan kebenaran, maka dapat dibayangkan apa dosa orang yang "mendistorsi kebenaran" itu, serta menampakkan kebenaran itu seakan suatu yang batil, sehingga manusia tidak memilihnya.

Sementara mereka menghias kebatilan, dengan lidah dan tulisan mereka, sehingga manusia memilihnya? "Tak diragukan lagi, dosa mereka lebih besar, dan kesalahan mereka lebih berbahaya," ujar Syaikh Yusuf Qardhawi. (Baca juga: Kematian Itu Mendadak, Perbaiki Amal Mulai Sekarang )

Menurutnya, dalam masalah ini banyak tergelincir penulis, pengarang, jurnalis, kalangan pers, seniman, para ahli pidato dan semacamnya. Yaitu mereka yang menciptakan opini publik serta menggerakkan kecenderungan mereka.

Tobat mereka tidak sah hanya dengan sekadar menyesal. Namun mereka harus memperbaiki dan menjelaskannya kepada orang banyak. Karena mereka telah banyak merusak akal dan dhamir banyak manusia, serta menyesatkannya.

"Mereka harus melenyapkan atau menarik peredaran faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan itu, baik berupa buku, kaset, atau film dengan segala cara. Dan jika mereka tidak mampu maka mereka harus menjelaskan kepada khalayak melalui koran atau media lainnya. Dan mereka harus menjelaskan dengan gamblang sikap mereka yang baru dan kembalinya dia dari sikap dan tindakannya sebelumnya, dengan berani dan yakin," demikian Syaikh Yusuf Qardhawi. (
(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:  Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.  Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.  Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),  dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 350)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More