Kematian Itu Mendadak, Perbaiki Amal Mulai Sekarang

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 09:00 WIB
loading...
Kematian Itu Mendadak, Perbaiki Amal Mulai Sekarang
Maka orang yang sudah mati memang hidup, namun di alam barzakh yang berbeda dengan kehidupan dunia.
A A A
Kematian akan menjumpai dan menjemput siapa saja yang bernafas. Kematian datang tidak kenal tempat dan waktu. Hanya keimanan dan ketakwaan seseorang yang menyelamatkan dari azab kubur dan siksa di akhirat. Siapa yang berhasil melewati fitnah kubur maka ia akan bahagia di alam kubur, siapa yang tidak bisa melewati fitnah kubur dengan baik, maka ia sengsara di alam kubur.

Utsman bin Affan Radhiyallaahu ’anhu berkata:

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « إن القبر أول منازل الآخرة فمن نجا منه فما بعده أيسر منه، ومن لم ينج منه فما بعده أشد منه » قال : فقال عثمان رضي الله عنه : ما رأيت منظرا قط إلا والقبر أفظع منه

“Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, alam kubur adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih berat. Utsman radhiallahu’anhu berkata: ‘Aku tidak pernah memandang sesuatu yang lebih mengerikan dari kuburan.’” *(HR. Tirmidzi)

Sehingga di alam kubur, seseorang tidak lepas dari 2 kemungkinan: merasakan azab kubur atau merasakan nikmat kubur . Tidak ada pilihan ketiga: gentayangan. Lagipula kalau dipikir secara logis, andaikan mayit bisa gentayangan, tentu akan melakukan hal-hal yang jauh lebih penting seperti menyuruh keluarganya untuk shalat dan melaksanakan kewajiban agar tidak sengsara di alam kubur. (Baca juga : Doa dan Zikir, Cara Mengatasi Kecemasan Tanpa Cemas )

Allah Ta'ala berfirman :

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al Baqarah: 154).

Al Hafidz Ibnu Katsir memaparkan tentang ayat itu bahwa Allah Ta’ala mengabarkan bahwa para syuhada itu hidup di alam barzakh dalam keadaan senantiasa diberi rezeki oleh Allah, sebagaimana dalam hadis yang terdapat pada Shahih Muslim….(lalu beliau menyebutkan hadisnya).” Para syuhada setelah wafat mereka mendapatkan kenikmatan di sisi Allah di alam barzakh, dengan kehidupan yang berbeda dengan kehidupan dunia. (Tafsir Ath Thabari, Jalalain, Al Baghawi, dan lainnya).

Maka orang yang sudah mati memang hidup, namun di alam barzakh yang berbeda dengan kehidupan dunia. Sehingga hidupnya mereka bukan gentayangan dan berpergian di dunia sebagaimana orang yang masih hidup.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata:

"Setiap kali hatimu lalai, dan jiwamu masuk dalam kehidupan dunia, maka keluarlah ke perkuburan! Dan pikirkan mereka yang kemarin seperti dirimu di atas muka bumi." (Syarah Riyadhus Shalihin)

Sahabat Nabi yang mulia, Abdullah bin Mas'ud radhiyallah'anhu pernah memberi nasihat yang menyentuh hati :

إنكم في ممر من الليل والنهار، في آجال منقوصة، و أعمال محفوظة، والموت يأتي بغتة، فمن زرع خيرا فيوشك أن يحصد رغبة، ومن زرع شرا فيوشك أن يحصد ندامة، ولكل زارع مثل ما زرع، لا يسبق بطيء بحظه، ولا يدرك حريص ما لم يقدر له، فإن أعطي خيرا فالله أعطاه

"Sesungguhnya kalian berada di tengah perjalanan malam dan siang. Dalam umur yang terus berkurang, dan dalam berbagai amalan yang selalu dijaga catatannya (yakni, tersimpan dalam catatan amal). Sedangkan kematian itu akan datang secara tiba-tiba. Barangsiapa menanam kebaikan , niscaya dia akan memetik kebahagiaan. Dan barangsiapa menanam kejelekan, niscaya dia akan menuai penyesalan. Setiap orang yang menanam, dia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia tanam.Orang yang berlambat-lambat, dia tidak akan bersegera mendapatkan bagiannya. Dan orang yang rakus, dia tidak akan mendapatkan apa yang tidak ditetapkan baginya. Barangsiapa yang dikaruniai kebaikan, maka Allah-lah yang memberinya. Dan barangsiapa yang dijaga dari kejelekan, maka Allah-lah yang menjaganya." (Shifatus Shafwah)

Dengan merenungi nasihat sahabat dan ulama, hendaknya kita selalu menyadari, bahwa setiap saat kematian dapat datang secara mendadak, tiba-tiba menghampiri, tanpa mengenal tempat dan waktu. Dan ketahuilah pula, bahwa sifat dari kematian itu tidak bisa ditunda atau diakhirkan barang sesaatpun, dan tidak pula bisa dipercepat. (lihat QS. Yunus: 49, Al-Jum'ah: 6 dan Al-Munafiqun: 10-11). (Baca juga : Doa dan Zikir, Cara Mengatasi Kecemasan Tanpa Cemas )

Kita mesti sadar, banyak kematian datang secara mendadak atau tiba-tiba, yakni tanpa didahului adanya tanda-tandanya, seperti sakit. Sehingga terkadang orang yang mengalami kematian itu tidak sempat bertobat dari kemaksiatan dan dosa-dosanya, dan tidak sempat pula beramal shalih. Dan banyaknya orang yang mengalami kematian mendadak ini, termasuk salah satu tanda dekatnya hari kiamat, sebagaimana dalam hadis Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إن من أمارات الساعة .......أن يظهر موت الفجأة...

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda (dekatnya) hari kiamat adalah... banyaknya terjadi kematian tiba-tiba/mendadak..."(HR. Ath-Thabrani)

Kebanyakan manusia menjalani kehidupan dunianya begitu saja tanpa meperhitungkan kehidupannya di akhirat kelak. Padahal seandainya kita tahu betapa beratnya kehidupan setelah kematian, maka kita tidak akan bersantai dalam memanfaatkan waktu kita. Seandainya kita tahu betapa kita sangat memerlukan akan pahala demi pahala dari amal saleh yang kita lakukan dan semuanya akan ditimbang, maka kita pasti akan berlomba-lomba dalam memperbanyak amal-amal kebaikan dan menjauhi berbagai perbuatan dosa , maksiat, keculasan, kecurangan, keserakahan, hingga kedzaliman.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1544 seconds (0.1#10.140)