Umar bin Khattab: Amr bin Ash Memenangkan Perang dengan Kata-Kata

Rabu, 10 Juli 2024 - 05:15 WIB
Khalifah Umar bin Khattab mengagumi cara diplomasi dan berperang Amr bin Ash. Ilustrasi: Art station
Khalifah Umar bin Khattab sangat mengagumi Amr bin Ash saat penaklukan Mesir . Dia menyebut, Amr berperang dengan kata-kata, orang lain berperang dengan pedang. "Cara berperangnya lemah lembut, tiada dengan kekerasan dan berkobar-kobar seperti biasanya dalam perang," ujar Khalifah Umar.

Pernyataan Umar ini dikisahkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000).

Alkisah, setelah sukses menaklukkan benteng Babilon Mesir, Amr bin Ash duduk di tengah-tengah pasukannya, mengumpulkan mereka semua, kemudian mengatur dan menyusun kembali daerah­-daerah yang sudah dikuasainya. Setelah itu ia menulis surat kepada Khalifah Umar bin Khattab meminta izin akan meneruskan perjalanannya ke Iskandariah atau Aleksandria.



Wilayah ini merupakan pelabuhan utama di Mesir, dan kota terbesar kedua di negara tersebut. Letaknya di pantai Laut Tengah di sebelah barat laut Kairo.

Haekal menceritakan ketika mengajukan permintaan izin itu ia sudah yakin sekali bahwa Allah akan membukakan jalan untuk mencapai tujuannya itu.

Ia sudah melihat bagaimana bencinya orang-orang Kopti kepada pihak Romawi. Juga ia melihat betapa rapuh dan lemahnya pasukan Romawi itu. Inilah yang membuatnya lebih yakin bahwa pintu ibu kota Iskandariah yang besar itu akan terbuka baginya.

Kota itu akan menyambutnya, seperti dulu telah menyambut Julius Caesar dan Antonius, dan dia akan menduduki takhta Ptolemaeus dan Roma, seperti yang sudah juga dilakukan oleh Sa'd bin Abi Waqqas atas istana-istana para kisra dinasti Sasani.

Amr bin Ash tak sabar menanti izin dari Khalifah Uma. Ia ingin Amirulmukminin segera mengirimkan berangkat. Dilihatnya bumi di sekitarnya sudah tunduk kepadanya.



Sesudah keadaan lebih stabil, ia memerintahkan agar dibuat jembatan terdiri dari kapal-kapal antara benteng Babilon dengan pulau Raudah, dan antara pulau itu dengan Jizah.

Dengan demikian, dapat menghubungi pantai Sungai serta memudahkan pengawasan atas semua perjalanan kapal dan barang-barang.

Setelah itu ia dapat menyebarkan pasukannya ke daerah-daerah yang sudah dikuasainya. Ia dapat menyaksikan pasukan garda nasional yang terdiri dari orang­-orang Kopti melihat curiga kepada mereka sambil berkata:

"Alangkah kolot dan sederhananya orang-orang Arab itu! Kita tidak melihat orang­-orang kita yang menganut cara-cara mereka."

Amr khawatir hal demikian akan membuat orang-orang Kopti itu tidak senang kepada pasukan muslim. Amr memerintahkan agar anak buahnya memotong hewan dan dimasak dengan air dan garam. Orang-orang Kopti itu diundang dan didudukkan di samping orang-orang Arab anggota pasukannya.

Orang-orang Arab itu mencicipi kuah dan menggerogoti daging demikian rupa, yang membuat orang-orang Kopti tambah mencemoohkan mereka dan tambah ingin tahu tentang mereka.

Keesokan harinya ia minta dibuatkan macam-macam makanan Mesir dan anggota pasukannya disuruh mengenakan pakaian orang Mesir berikut sepatunya.



Orang-orang Kopti itu diundang lagi seperti kemarin. Orang-orang Arab makan seperti orang-orang Mesir dan berperilaku seperti mereka.

Sesudah makan orang-orang Kopti itu terpencar dan apa yang telah mereka saksikan telah menimbulkan bermacam-macam pertanyaan dalam hati mereka.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنۡ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحۡيًا اَوۡ مِنۡ وَّرَآىٴِ حِجَابٍ اَوۡ يُرۡسِلَ رَسُوۡلًا فَيُوۡحِىَ بِاِذۡنِهٖ مَا يَشَآءُ‌ؕ اِنَّهٗ عَلِىٌّ حَكِيۡمٌ
Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana.

(QS. Asy-Syura Ayat 51)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More