Kisah Pemimpin Yahudi yang Masuk Islam dan Jadi Sahabat Nabi Muhammad SAW
Jum'at, 26 Juli 2024 - 14:16 WIB
Kisah Pemimpin Yahudi yang masuk Islam dan jadi sahabat Nabi Muhammad SAW diceritakan dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam. Nama aslinya adalah Hushain bin Salam bin Harits.
Tatkala Rahib-rahib Yahudi melancarkan permusuhan terhadap Islam, Abdullah bin Salam justru mengakui kebenaran Islam dan kenabianMuhammad SAW. Beliau memeluk Islam di masa Nabi pada tahun 622 M.
Abdullah bin Salam awalnya seorang Rahib dan pemuka Yahudi yang dihormati di Madinah. Sebagai Rahib Yahudi, ia mengetahui betul isi kandungan Kitab Taurat dan kabar akan datangnya seorang Nabi dari kalangan bangsa Arab. Kesaksiannya membenarkan Al-Qur'an dan keimanannya kepada Nabi Muhammad SAW diabadikan Allah dalam Al-Qur'an.
Artinya: "Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman, kamu menyombongkan diri. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." ( QS Al-Ahqaf Ayat 10)
Abdullah bin Salam mempelajari dan memahami dengan baik isi Taurat yang menyebutkan akan datangnya seorang Rasul terakhir yang berasal dari Nabi Ibrahim , dan dari jalur Nabi Ismail di Jazirah Arab.
Menunggu Lama
Setelah Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah , Abdullah bin Salam memperhatikan sifat-sifat Rasulullah dan ajaran yang disampaikannya berupa ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepadanya.
Sudah lama ia menunggu kedatangan Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah. Berikut ini penuturan Abdullah bin Salam sekitar masuknya Islam dirinya:
Ketika aku mendengar Rasulullah SAW, aku pun mengetahui ciri-ciri beliau, nama beliau, dan zaman kemunculan beliau yang kami tunggu-tunggu. Aku merahasiakan hal ini dan mendiamkannya hingga beliau tiba di Madinah.
Ketika beliau singgah di Quba' di Bani Amr bin Auf, seseorang datang memberi tahu kedatangan beliau. Pada saat itu, aku sedang bekerja di atas pohon kurma, dan bibiku Khalidah binti Al-Harts duduk di bawahku. Ketika aku mendengar kedatangan beliau, aku bertakbir. Ketika bibiku mendengar takbirku, ia berkata kepadaku: "Semoga Allah menggagalkanmu! Demi Allah, jika engkau mendengar kedatangan Musa bin Imran, engkau tidak akan menambah takbirmu."
Aku berkata kepada bibiku: "Bibi, demi Allah, beliau (Rasulullah SAW) adalah saudara Musa bin Imran, seagama dengannya, dan diutus membawa seperti yang dibawa Musa bin Imran."
Bibiku berkata: "Hai anak saudaraku, apakah dia Nabi yang diberitahukan kepada kita bahwa dia akan diutus pada zaman sekarang?" Aku berkata kepada bibiku: "Ya."
Bibiku berkata, "Kalau begitu, dialah Nabi itu." Setelah itu, aku pergi kepada Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam di hadapan beliau. Setelah masuk Islam, aku pulang ke rumahku dan menyuruh keluargaku memeluk Islam, dan mereka pun masuk Islam. Aku rahasiakan keislamanku dari orang-orang Yahudi."
Aku kemudian menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum yang pandai membuat kebohongan. Aku ingin engkau memasukkanku ke rumahmu dan merahasiakanku dari mereka. Setelah itu, engkau tanyakan kepada mereka tentang diriku hingga mereka menjelaskan padamu bagaimana kedudukanku di mata mereka sebelum mereka mengetahui keislamanku. Jika mereka mengetahui keislamanku, mereka pasti mendustakanku dan mencelaku."
Rasulullah SAW pun memasukkanku ke dalam salah satu rumah beliau. Pada saat yang sama orang-orang Yahudi datang menemui Rasulullah dan bertanya kepada beliau. Setelah itu, Rasulullah bertanya kepada mereka: "Bagaimana kedudukan orang yang bernama Al-Hushaini bin Salam di tempat kalian?"
Orang-orang Yahudi itu menjawab: "Ia pemimpin kami dan anak pemimpin kami. Ia uskup kami dan ulama kami."
Usai mereka berkata seperti itu, aku keluar menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Yahudi, bertakwalah kalian kepada Allah, dan terimalah apa yang telah datang kepada kalian. Demi Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau utusan Allah. Kalian mendapati beliau tertulis dalam kitab kalian di Kitab Taurat lengkap dengan nama beliau, dan ciri-ciri beliau. Sesungguhnya aku bersaksi bahwa beliau utusan Allah, beriman kepada beliau, membenarkan beliau, dan mengenal beliau."
Mereka berkata, "Engkau berkata bohong." Mereka pun mencaci-makiku. Aku berkata kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, bukankah aku telah jelaskan padamu bahwa mereka kaum yang pandai membuat kebohongan, berkhianat, berdusta, dan jahat?" Aku tetap memperlihatkan keislamanku dan keislaman keluargaku. Bibiku, Khalidah binti Al-Harts juga masuk Islam dan keislamannya bagus."
Penghuni Surga
Salah satu keistimewaan Abdullah bin Salam dijuluki sebagai penghuni surga yang berjalan di muka bumi oleh Rasulullah SAW. Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Mardawaih dari 'Abdullah bin Salam sendiri. Ia menyatakan:
"Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an tentang diriku. Diturunkan tentang diriku ayat: wa syahida syahidun min Bani Israil 'ala mitslihi, dan ayat: Qul kafa billahi syahidan baini wa bainakum wa man 'indahu 'ilmul kitab." (HR at-Tirmidzi)
Pernyataan Abdullah bin Salam ini dikuatkan oleh Hadis Rasulullah SAW dari Sa'ad bin Abi Waqqas, ia berkata: "Aku belum pernah mendengar Rasulullah SAW mengatakan kepada seorang yang ada di muka bumi bahwa ia termasuk ahli surga kecuali kepada Abdullah bin Salam; dan berhubungan dengan dirinya turun ayat: "Wa syahida syahidun min bani Isra'ila 'ala mitslihi." (HR Al-Bukhari)
Tatkala Rahib-rahib Yahudi melancarkan permusuhan terhadap Islam, Abdullah bin Salam justru mengakui kebenaran Islam dan kenabianMuhammad SAW. Beliau memeluk Islam di masa Nabi pada tahun 622 M.
Abdullah bin Salam awalnya seorang Rahib dan pemuka Yahudi yang dihormati di Madinah. Sebagai Rahib Yahudi, ia mengetahui betul isi kandungan Kitab Taurat dan kabar akan datangnya seorang Nabi dari kalangan bangsa Arab. Kesaksiannya membenarkan Al-Qur'an dan keimanannya kepada Nabi Muhammad SAW diabadikan Allah dalam Al-Qur'an.
قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ كَانَ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ وَكَفَرۡتُمۡ بِهٖ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنۡۢ بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ عَلٰى مِثۡلِهٖ فَاٰمَنَ وَاسۡتَكۡبَرۡتُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَ
Artinya: "Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman, kamu menyombongkan diri. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." ( QS Al-Ahqaf Ayat 10)
Abdullah bin Salam mempelajari dan memahami dengan baik isi Taurat yang menyebutkan akan datangnya seorang Rasul terakhir yang berasal dari Nabi Ibrahim , dan dari jalur Nabi Ismail di Jazirah Arab.
Menunggu Lama
Setelah Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah , Abdullah bin Salam memperhatikan sifat-sifat Rasulullah dan ajaran yang disampaikannya berupa ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepadanya.
Sudah lama ia menunggu kedatangan Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah. Berikut ini penuturan Abdullah bin Salam sekitar masuknya Islam dirinya:
Ketika aku mendengar Rasulullah SAW, aku pun mengetahui ciri-ciri beliau, nama beliau, dan zaman kemunculan beliau yang kami tunggu-tunggu. Aku merahasiakan hal ini dan mendiamkannya hingga beliau tiba di Madinah.
Ketika beliau singgah di Quba' di Bani Amr bin Auf, seseorang datang memberi tahu kedatangan beliau. Pada saat itu, aku sedang bekerja di atas pohon kurma, dan bibiku Khalidah binti Al-Harts duduk di bawahku. Ketika aku mendengar kedatangan beliau, aku bertakbir. Ketika bibiku mendengar takbirku, ia berkata kepadaku: "Semoga Allah menggagalkanmu! Demi Allah, jika engkau mendengar kedatangan Musa bin Imran, engkau tidak akan menambah takbirmu."
Aku berkata kepada bibiku: "Bibi, demi Allah, beliau (Rasulullah SAW) adalah saudara Musa bin Imran, seagama dengannya, dan diutus membawa seperti yang dibawa Musa bin Imran."
Bibiku berkata: "Hai anak saudaraku, apakah dia Nabi yang diberitahukan kepada kita bahwa dia akan diutus pada zaman sekarang?" Aku berkata kepada bibiku: "Ya."
Bibiku berkata, "Kalau begitu, dialah Nabi itu." Setelah itu, aku pergi kepada Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam di hadapan beliau. Setelah masuk Islam, aku pulang ke rumahku dan menyuruh keluargaku memeluk Islam, dan mereka pun masuk Islam. Aku rahasiakan keislamanku dari orang-orang Yahudi."
Aku kemudian menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum yang pandai membuat kebohongan. Aku ingin engkau memasukkanku ke rumahmu dan merahasiakanku dari mereka. Setelah itu, engkau tanyakan kepada mereka tentang diriku hingga mereka menjelaskan padamu bagaimana kedudukanku di mata mereka sebelum mereka mengetahui keislamanku. Jika mereka mengetahui keislamanku, mereka pasti mendustakanku dan mencelaku."
Rasulullah SAW pun memasukkanku ke dalam salah satu rumah beliau. Pada saat yang sama orang-orang Yahudi datang menemui Rasulullah dan bertanya kepada beliau. Setelah itu, Rasulullah bertanya kepada mereka: "Bagaimana kedudukan orang yang bernama Al-Hushaini bin Salam di tempat kalian?"
Orang-orang Yahudi itu menjawab: "Ia pemimpin kami dan anak pemimpin kami. Ia uskup kami dan ulama kami."
Usai mereka berkata seperti itu, aku keluar menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Yahudi, bertakwalah kalian kepada Allah, dan terimalah apa yang telah datang kepada kalian. Demi Allah, kalian telah mengetahui bahwa beliau utusan Allah. Kalian mendapati beliau tertulis dalam kitab kalian di Kitab Taurat lengkap dengan nama beliau, dan ciri-ciri beliau. Sesungguhnya aku bersaksi bahwa beliau utusan Allah, beriman kepada beliau, membenarkan beliau, dan mengenal beliau."
Mereka berkata, "Engkau berkata bohong." Mereka pun mencaci-makiku. Aku berkata kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, bukankah aku telah jelaskan padamu bahwa mereka kaum yang pandai membuat kebohongan, berkhianat, berdusta, dan jahat?" Aku tetap memperlihatkan keislamanku dan keislaman keluargaku. Bibiku, Khalidah binti Al-Harts juga masuk Islam dan keislamannya bagus."
Penghuni Surga
Salah satu keistimewaan Abdullah bin Salam dijuluki sebagai penghuni surga yang berjalan di muka bumi oleh Rasulullah SAW. Dalam Hadis yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Mardawaih dari 'Abdullah bin Salam sendiri. Ia menyatakan:
"Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an tentang diriku. Diturunkan tentang diriku ayat: wa syahida syahidun min Bani Israil 'ala mitslihi, dan ayat: Qul kafa billahi syahidan baini wa bainakum wa man 'indahu 'ilmul kitab." (HR at-Tirmidzi)
Pernyataan Abdullah bin Salam ini dikuatkan oleh Hadis Rasulullah SAW dari Sa'ad bin Abi Waqqas, ia berkata: "Aku belum pernah mendengar Rasulullah SAW mengatakan kepada seorang yang ada di muka bumi bahwa ia termasuk ahli surga kecuali kepada Abdullah bin Salam; dan berhubungan dengan dirinya turun ayat: "Wa syahida syahidun min bani Isra'ila 'ala mitslihi." (HR Al-Bukhari)
(mhy)