Potret Majelis Sholawatan di Rumah Ismail Haniyeh
Senin, 12 Agustus 2024 - 11:47 WIB
Ismail Haniyeh , tokoh Hamas Palestina yang tewas dibom di Iran ternyata sosok yang tidak pernah terlewat bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan sebelum terjadi Genosida terjadi di Gaza, almarhum Pimpinan Tertinggi Hamas ini sering mengadakan Majelis Sholawatan di kediamannya.
Di rumah beliau di Gaza Palestina yang sangat sederhana, almarhum sering membuat agenda pekanan membaca Sholawat bersama. Hal ini pernah disampaikan saat kajian bersama Pizarro Ghozali Penulis Buku HMS Superpower Baru Dunia Islam dan juga bisa dilihat di laman Tiktok@aziiel_syahid_007.
Kegiatan sholawatan yang dilakukan di rumah pemimpin Hamas tersebut, dikarenakan mahzab mayoritas di Gaza adalah Imam Syafi'i sama seperti Indonesia dan Mesir yang jelas berakidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
KH. Idrus Ramli, Ulama Pakar Aswaja asal Jawa Timur pernah mengatakan Indonesia dan Palestina memiliki kemiripan dalam hal Akidah dan muamalah fiqh ibadah serta sama sama menjadi bangsa pejuang melawan penjajahan dengan jangka waktu yang lama.
Tidak jauh dari kediamannya terdapat zawiyah, yakni tempat berkumpulnya para pengamal thariqah.
"Dekat rumah kami terdapat zawiyah, dan kami tumbuh dengan suasana pengamalan thariqah pada saat itu, ayah mengajak untuk acara maulid dan ta'ziyah dengan bacaan Al-Qur'an, Anasid (Qosidah), Shalawat," ujar Pemimpin Hamas saat wawancara di Channel Jazirah, beberapa waktu lalu sebelum beliau wafat.
Ia juga mengalami pengungsian dari desanya dekat Ashqelon (kini bagian dari Israel) pada tahun 1948, Haniyeh mengalami masa kecilnya di Jalur Gaza.
Haniyeh menjadi sosok politikus pemberani dan menjadi tokoh masyhur sehingga memenangkan pemilu dan menjabat pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza (2007-2014). Pada 2017, dia terpilih untuk menggantikan Khaled Meshaal sebagai kepala biro politik Hamas.
Hingga kini pasukan perlawanan Hamas terus berjihad untuk meraih kemerdekaan rakyat Palestina.
Di rumah beliau di Gaza Palestina yang sangat sederhana, almarhum sering membuat agenda pekanan membaca Sholawat bersama. Hal ini pernah disampaikan saat kajian bersama Pizarro Ghozali Penulis Buku HMS Superpower Baru Dunia Islam dan juga bisa dilihat di laman Tiktok@aziiel_syahid_007.
Kegiatan sholawatan yang dilakukan di rumah pemimpin Hamas tersebut, dikarenakan mahzab mayoritas di Gaza adalah Imam Syafi'i sama seperti Indonesia dan Mesir yang jelas berakidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
KH. Idrus Ramli, Ulama Pakar Aswaja asal Jawa Timur pernah mengatakan Indonesia dan Palestina memiliki kemiripan dalam hal Akidah dan muamalah fiqh ibadah serta sama sama menjadi bangsa pejuang melawan penjajahan dengan jangka waktu yang lama.
Protret Keseharian Almarhum Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh lahir pada 1963 dari keluarga Arab Palestina ayahnya merupakan Syekh Sufi (pengamal thariqah).Tidak jauh dari kediamannya terdapat zawiyah, yakni tempat berkumpulnya para pengamal thariqah.
"Dekat rumah kami terdapat zawiyah, dan kami tumbuh dengan suasana pengamalan thariqah pada saat itu, ayah mengajak untuk acara maulid dan ta'ziyah dengan bacaan Al-Qur'an, Anasid (Qosidah), Shalawat," ujar Pemimpin Hamas saat wawancara di Channel Jazirah, beberapa waktu lalu sebelum beliau wafat.
Ia juga mengalami pengungsian dari desanya dekat Ashqelon (kini bagian dari Israel) pada tahun 1948, Haniyeh mengalami masa kecilnya di Jalur Gaza.
Haniyeh menjadi sosok politikus pemberani dan menjadi tokoh masyhur sehingga memenangkan pemilu dan menjabat pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza (2007-2014). Pada 2017, dia terpilih untuk menggantikan Khaled Meshaal sebagai kepala biro politik Hamas.
Hingga kini pasukan perlawanan Hamas terus berjihad untuk meraih kemerdekaan rakyat Palestina.
(wid)
Lihat Juga :