Kisah Nabi Zakariya Mendambakan Anak Saleh, Allah Karuniakan Nabi Yahya
Kamis, 27 Agustus 2020 - 17:31 WIB
Nabi Zakariya (زَكَرِيَّا) 'alaihissalam merupakan keturunan Nabi Sulaiman 'alaihisalam. Periode kenabian Zakariya sangat dekat dengat dengan Nabi Isa 'alaihissalam. Beliau diutus sebagai Nabi untuk berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebut 8 kali di dalam Al-Qur'an Al-Karim .
Kisah Nabi Zakariya dalam Al-Qur'an diabadikan dalam Surah Maryam ayat 1-15. Beliau memiliki seorang anak dan wafat di negeri Syam. Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga dipenuhi padahal usianya sudah tua. ( )
Dikisahkan, suatu hari datanglah Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah. Istri Imran menyerahkan bayi perempuannya bernama Maryam kepada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu.
Namun setelah mendapat penjelasan dari istri Imran bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah Ta'ala, mereka pun mengerti. Setelah itu muncul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk itu, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke dalam air. Barangsiapa yang penanya terapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakariya lah yang terapung sehingga beliau berhak menjadi pengasuh Maryam.
Semua keperluan Maryam ditanggung oleh Nabi Zakariya . Namun, kemudian rasa sayang Nabi Zakariya kepada Maryam berubah menjadi rasa takjub. Suatu hari ketika melihat Maryam, beliau melihat ada buah-buahan berada di dekat Maryam. Ada juga buah-buahan yang bukan musimnya. Maryam menjelaskan bahwa semua itu datang dari Allah Ta'ala.
Nabi Zakariya kaget dan merasa takjub. Beliau ingin mendapat kemuliaan dari Allah. Maka beliau pun bermunajat kepada-Nya, memohon agar dikuruniakan anak. Allah berfirman melalui Malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan dikaruniai anak bernama Yahya dengan tanda tidak boleh bercakap-cakap selama 3 hari 3 malam.
Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga diutus sebagai Nabi. Sebelum kelahiran Yahya, Nabi Zakariya sempat sedih dan karena belum juga mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun.
Namun, beliau terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. (Baca Juga: Keluarga Imran: Keluarga Istimewa, Sejajar dengan Keluarga Nabi)
Doa Nabi Zakariya Memohon Anak
Pada suatu malam, Nabi Zakariya duduk di mihrabnya dan bermunajat kepada Allah, berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut beliau berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putra yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan pembimbing kepada Bani Isra'il. Aku risau sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang istriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaan-Mu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengurniakan seorang anak yang soleh dan Engkau ridha padaku."
Allah pun mengabulkan doa Nabi Zakariya dan berfirman: "Wahai Zakariya, kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang soleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri daripada nafsu dan godaan syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi."
Kemudian Nabi Zakariya berkata: "Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia." Allah berfirman: "Hal demikian itu mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali."
Kisah Wafatnya Nabi Zakariya
Setelah dikarunia anak bernama Yahya , Raja Herodus memerintahkan untuk membunuhnya. Na'udzubillah, itulah kerusakan dan perbuatan keji Bani Israel yang dilaknat Allah. Setelah Nabi Zakariya mengetahui kematian putra kesayangannya Nabi Yahya , Nabi Zakariya melarikan diri untuk menghindari penangkapan, karena sudah tersiar pula kabar bahwa beliau juga akan dibunuh.
Qadarullah, beliau bersembunyi di dalam sebuah kebun dekat Kota Yerusalem. Akhirnya kebun itupun dikepung untuk menangkapnya. Saat persitiwa itu, sebuah pohon kayu yang besar membelah dirinya dan mempersilakan Nabi Zakariya masuk bersembunyi di dalam batangnya. Tetapi Iblis laknatullah memberitahukan kepada para pengepung Bani Israel bahwa Nabi Zakariya bersembunyi di dalam pokok kayu itu. Mereka pun memotong kayu itu sehingga Nabi Zakariya wafat syahid.
Dengan wafatnya Nabi Yahya dan Nabi Zakariya , Allah menimpakan bencana dahsyat kepada Bani Israel , berupa serangan serangan dari tentara musuh yang amat ganas, sebagaimana juga sudah sering terjadi sebelumnya. Pernah dalam suatu serangan yang dilakukan oleh musuh mereka berkekuatan 120.000 orang, termasuk pembesar mereka mati terbunuh semuanya. Hanya sedikit saja yang meloloskan diri dan pembunuhan itu. Dalam sejarah dunia peritiwa itu dikenal dengan serangan Nebukadnezar dari Babilon dan serangan Titus dan Roma, sebelum dan sesudah lahirnya Nabi Isa al-Masih 'alahissalam.
Demikian kisah Nabi Zakariya mendambakan anak dan kisah wafat beliau dan putranya Nabi Yahya yang berakhir tragis. Dalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka termasuk Nabi Zakariya dan Nabi Yahya yang memikul beban kenabian memberi kita hikmah dan pelajaran berharga. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS. Yusuf: Ayat 111). ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Kisah Nabi Zakariya dalam Al-Qur'an diabadikan dalam Surah Maryam ayat 1-15. Beliau memiliki seorang anak dan wafat di negeri Syam. Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga dipenuhi padahal usianya sudah tua. ( )
Dikisahkan, suatu hari datanglah Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah. Istri Imran menyerahkan bayi perempuannya bernama Maryam kepada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu.
Namun setelah mendapat penjelasan dari istri Imran bahwa kehamilannya ialah kehendak Allah Ta'ala, mereka pun mengerti. Setelah itu muncul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk itu, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke dalam air. Barangsiapa yang penanya terapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi Zakariya lah yang terapung sehingga beliau berhak menjadi pengasuh Maryam.
Semua keperluan Maryam ditanggung oleh Nabi Zakariya . Namun, kemudian rasa sayang Nabi Zakariya kepada Maryam berubah menjadi rasa takjub. Suatu hari ketika melihat Maryam, beliau melihat ada buah-buahan berada di dekat Maryam. Ada juga buah-buahan yang bukan musimnya. Maryam menjelaskan bahwa semua itu datang dari Allah Ta'ala.
Nabi Zakariya kaget dan merasa takjub. Beliau ingin mendapat kemuliaan dari Allah. Maka beliau pun bermunajat kepada-Nya, memohon agar dikuruniakan anak. Allah berfirman melalui Malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan dikaruniai anak bernama Yahya dengan tanda tidak boleh bercakap-cakap selama 3 hari 3 malam.
Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga diutus sebagai Nabi. Sebelum kelahiran Yahya, Nabi Zakariya sempat sedih dan karena belum juga mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun.
Namun, beliau terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab Maryam. (Baca Juga: Keluarga Imran: Keluarga Istimewa, Sejajar dengan Keluarga Nabi)
Doa Nabi Zakariya Memohon Anak
Pada suatu malam, Nabi Zakariya duduk di mihrabnya dan bermunajat kepada Allah, berdoa dengan khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut beliau berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putra yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan pembimbing kepada Bani Isra'il. Aku risau sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang istriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaan-Mu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengurniakan seorang anak yang soleh dan Engkau ridha padaku."
Allah pun mengabulkan doa Nabi Zakariya dan berfirman: "Wahai Zakariya, kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Yahya yang soleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri daripada nafsu dan godaan syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi."
Kemudian Nabi Zakariya berkata: "Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut usia." Allah berfirman: "Hal demikian itu mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu itu kamu tidak ada sama sekali."
Kisah Wafatnya Nabi Zakariya
Setelah dikarunia anak bernama Yahya , Raja Herodus memerintahkan untuk membunuhnya. Na'udzubillah, itulah kerusakan dan perbuatan keji Bani Israel yang dilaknat Allah. Setelah Nabi Zakariya mengetahui kematian putra kesayangannya Nabi Yahya , Nabi Zakariya melarikan diri untuk menghindari penangkapan, karena sudah tersiar pula kabar bahwa beliau juga akan dibunuh.
Qadarullah, beliau bersembunyi di dalam sebuah kebun dekat Kota Yerusalem. Akhirnya kebun itupun dikepung untuk menangkapnya. Saat persitiwa itu, sebuah pohon kayu yang besar membelah dirinya dan mempersilakan Nabi Zakariya masuk bersembunyi di dalam batangnya. Tetapi Iblis laknatullah memberitahukan kepada para pengepung Bani Israel bahwa Nabi Zakariya bersembunyi di dalam pokok kayu itu. Mereka pun memotong kayu itu sehingga Nabi Zakariya wafat syahid.
Dengan wafatnya Nabi Yahya dan Nabi Zakariya , Allah menimpakan bencana dahsyat kepada Bani Israel , berupa serangan serangan dari tentara musuh yang amat ganas, sebagaimana juga sudah sering terjadi sebelumnya. Pernah dalam suatu serangan yang dilakukan oleh musuh mereka berkekuatan 120.000 orang, termasuk pembesar mereka mati terbunuh semuanya. Hanya sedikit saja yang meloloskan diri dan pembunuhan itu. Dalam sejarah dunia peritiwa itu dikenal dengan serangan Nebukadnezar dari Babilon dan serangan Titus dan Roma, sebelum dan sesudah lahirnya Nabi Isa al-Masih 'alahissalam.
Demikian kisah Nabi Zakariya mendambakan anak dan kisah wafat beliau dan putranya Nabi Yahya yang berakhir tragis. Dalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka termasuk Nabi Zakariya dan Nabi Yahya yang memikul beban kenabian memberi kita hikmah dan pelajaran berharga. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS. Yusuf: Ayat 111). ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)