Kisah Pemberontakan Azerbaijan dan Armenia di Era Utsman bin Affan
Senin, 14 Oktober 2024 - 05:15 WIB
Beberapa bulan kemudian Habib mendapat berita bahwa pihak Armenia meminta bantuan Romawi dan mereka mengerahkan kekuatan besar-besaran untuk menghadapi pihak Muslimin. Habib segera meminta bala bantuan kepada Khalifah Utsman, yang disambut oleh Utsman dengan menulis surat kepada Mu'awiyah dan Mu'awiyah pun segera mengirimkan bala bantuan sebanyak 2.000 personel. Pasukan bantuan itu kemudian ditempatkan di Qaliqala dengan beberapa lahan yang disediakan untuk tempat garnisun di sana.
Dua sumber ini lahirnya saling bertentangan. Akan tetapi, kata Haekal, kita akan dapat mempertemukannya. Seperti sudah disebutkan, Armenia sebagian membentang ke daerah Persia dan sebagian ke daerah Romawi. Jadi tidak heran bila Salman bin Rabi'ah al-Bahili atas perintah Walid bin Uqbah berangkat ke bagian Persia, dan Habib bin Maslamah al-Fahri berangkat ke bagian Romawi atas perintah Utsman atau atas perintah Mu'awiyah.
"Dan ini yang akan kita dukung, karena memang tidak bertentangan dengan jalannya peristiwa-peristiwa yang terjadi kemudian - kendati di kalangan para narasumber itu masih terdapat perbedaan dalam cara merinci," kata Haekal.
Tabari menyebutkan bahwa ketika Walid bin Uqbah memasuki Mosul ia menerima surat dari Utsman yang mengatakan:
"Amma ba'du. Mu'awiyah bin Abi Sufyan menulis kepada saya mengabarkan bahwa Romawi telah siap menyerang Muslimin dengan pasukan dalam jumlah besar. Saya berpendapat mereka yang di Kufah perlu mendapat bala bantuan. Begitu Anda menerima surat saya ini kirimkanlah sebanyak 8.000, 9.000 atau 10.000 personel dari tempat Anda menerima utusan saya ini, yang dari segi keberanian, kemampuan dan keislamannya sudah Anda setujui. Wasalam."
Setelah itu Walid berpidato, dan setelah membaca hamdalah dan puji-pujian kepada Allah ia berkata:
"Amma ba'du. Dalam hal ini Allah telah menguji keberanian kaum Muslimin, dan mengembalikan negeri mereka yang sudah menjadi kafir, dan membebaskan negeri yang belum ditaklukkan dan mereka dikembalikan dengan selamat dan berhasil membawa harta rampasan. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Amirulmukminin menulis kepada saya dengan perintah agar saya memobilisasi tenaga di antara kalian sekitar 10.000 atau 8.000 orang sebagai bala bantuan untuk saudara-saudara kita di Syam. Pihak Romawi telah mengerahkan kekuatan yang siap menyerbu mereka. Dalam hal itulah akan ada pahala dan jasa yang besar dan nyata. Maka bergabunglah kalian dengan Salman bin Rabi 'ah al-Bahili."
Tak sampai tiga hari kemudian dari Kufah telah berangkat 8.000 orang di bawah pimpinan Salman bin Rabi'ah. Bersama-sama dengan pasukan Syam mereka memasuki kawasan Romawi. Pasukan Syam ini dipimpin oleh Habib bin Maslamah bin Khalid al-Fahri. Mereka mulai mengadakan serangan serentak ke kawasan Romawi itu dan berhasil membawa tawanan serta rampasan perang, di samping tidak sedikit benteng yang dapat mereka duduki.
Haekal mengatakan ini menurut sumber Tabari. Sementara Balazuri menyebutkan bahwa ketika Habib bin Maslamah al-Fahri meminta bala bantuan, Utsman tidak cukup hanya menulis surat kepada Mu'awiyah, tetapi juga menulis kepada Sa'id bin al-As al-Umawi, yang kemudian mengirimkan bala bantuan itu di bawah pimpinan Salman bin Rabi'ah al-Bahili dari angkatan bersenjata Kufah, sebanyak 6.000 personel.
Akan tetapi ketika Habib bertempur menghadapi pasukan Romawi sebelum datang bala bantuan itu, dalam pertempuran ini ia sudah memperoleh kemenangan. Hal ini menunjukkan bahwa dia memang cerdas dan berani. Tatkala ia sedang berpikir-pikir hendak melakukan penyerangan istrinya bertanya:
"Di mana tempat kita bertemu?"
"Di kemah si tiran itu atau di surga," jawabnya.
Sesampainya ia di kemah, istrinya itu sudah di sana. Ketika Salman memberitahukan, yang sementara itu sudah berhasil mengalahkan musuh, pihak Kufah menginginkan mereka juga memperoleh bagian rampasan perang, tetapi pihak Syam menolak dan ada yang mengancam hendak menyerang Salman. Salah seorang prajurit dari pihak Kufah berkata:
"Kalau kalian membunuh Salman, Habib kalian akan kami bunuh."
"Kalau kalian menemui Ibn Affan kami pun akan berangkat."
Sumber yang dikutip oleh Balazuri dan didukungnya itu berasal dari Tabari yang menyebutkan bahwa sumber itu dari Waqidi, untuk memperlemahnya, sebab Futuh asy-Syam yang dinisbatkan kepada Waqidi itu sarat dengan cerita-cerita dongeng yang tak masuk akal dan sangat disangsikan oleh para sejarawan.
Sumber Tabari yang pernah kita kutip itu, disebut juga oleh Balazuri. Kemudian ia mengatakan bahwa berita yang dibawanya itu lebih akurat, dan menyebutkan pula sumber-sumber pengambilannya.
Dua sumber ini lahirnya saling bertentangan. Akan tetapi, kata Haekal, kita akan dapat mempertemukannya. Seperti sudah disebutkan, Armenia sebagian membentang ke daerah Persia dan sebagian ke daerah Romawi. Jadi tidak heran bila Salman bin Rabi'ah al-Bahili atas perintah Walid bin Uqbah berangkat ke bagian Persia, dan Habib bin Maslamah al-Fahri berangkat ke bagian Romawi atas perintah Utsman atau atas perintah Mu'awiyah.
"Dan ini yang akan kita dukung, karena memang tidak bertentangan dengan jalannya peristiwa-peristiwa yang terjadi kemudian - kendati di kalangan para narasumber itu masih terdapat perbedaan dalam cara merinci," kata Haekal.
Tabari menyebutkan bahwa ketika Walid bin Uqbah memasuki Mosul ia menerima surat dari Utsman yang mengatakan:
"Amma ba'du. Mu'awiyah bin Abi Sufyan menulis kepada saya mengabarkan bahwa Romawi telah siap menyerang Muslimin dengan pasukan dalam jumlah besar. Saya berpendapat mereka yang di Kufah perlu mendapat bala bantuan. Begitu Anda menerima surat saya ini kirimkanlah sebanyak 8.000, 9.000 atau 10.000 personel dari tempat Anda menerima utusan saya ini, yang dari segi keberanian, kemampuan dan keislamannya sudah Anda setujui. Wasalam."
Setelah itu Walid berpidato, dan setelah membaca hamdalah dan puji-pujian kepada Allah ia berkata:
"Amma ba'du. Dalam hal ini Allah telah menguji keberanian kaum Muslimin, dan mengembalikan negeri mereka yang sudah menjadi kafir, dan membebaskan negeri yang belum ditaklukkan dan mereka dikembalikan dengan selamat dan berhasil membawa harta rampasan. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Amirulmukminin menulis kepada saya dengan perintah agar saya memobilisasi tenaga di antara kalian sekitar 10.000 atau 8.000 orang sebagai bala bantuan untuk saudara-saudara kita di Syam. Pihak Romawi telah mengerahkan kekuatan yang siap menyerbu mereka. Dalam hal itulah akan ada pahala dan jasa yang besar dan nyata. Maka bergabunglah kalian dengan Salman bin Rabi 'ah al-Bahili."
Tak sampai tiga hari kemudian dari Kufah telah berangkat 8.000 orang di bawah pimpinan Salman bin Rabi'ah. Bersama-sama dengan pasukan Syam mereka memasuki kawasan Romawi. Pasukan Syam ini dipimpin oleh Habib bin Maslamah bin Khalid al-Fahri. Mereka mulai mengadakan serangan serentak ke kawasan Romawi itu dan berhasil membawa tawanan serta rampasan perang, di samping tidak sedikit benteng yang dapat mereka duduki.
Haekal mengatakan ini menurut sumber Tabari. Sementara Balazuri menyebutkan bahwa ketika Habib bin Maslamah al-Fahri meminta bala bantuan, Utsman tidak cukup hanya menulis surat kepada Mu'awiyah, tetapi juga menulis kepada Sa'id bin al-As al-Umawi, yang kemudian mengirimkan bala bantuan itu di bawah pimpinan Salman bin Rabi'ah al-Bahili dari angkatan bersenjata Kufah, sebanyak 6.000 personel.
Akan tetapi ketika Habib bertempur menghadapi pasukan Romawi sebelum datang bala bantuan itu, dalam pertempuran ini ia sudah memperoleh kemenangan. Hal ini menunjukkan bahwa dia memang cerdas dan berani. Tatkala ia sedang berpikir-pikir hendak melakukan penyerangan istrinya bertanya:
"Di mana tempat kita bertemu?"
"Di kemah si tiran itu atau di surga," jawabnya.
Sesampainya ia di kemah, istrinya itu sudah di sana. Ketika Salman memberitahukan, yang sementara itu sudah berhasil mengalahkan musuh, pihak Kufah menginginkan mereka juga memperoleh bagian rampasan perang, tetapi pihak Syam menolak dan ada yang mengancam hendak menyerang Salman. Salah seorang prajurit dari pihak Kufah berkata:
"Kalau kalian membunuh Salman, Habib kalian akan kami bunuh."
"Kalau kalian menemui Ibn Affan kami pun akan berangkat."
Sumber yang dikutip oleh Balazuri dan didukungnya itu berasal dari Tabari yang menyebutkan bahwa sumber itu dari Waqidi, untuk memperlemahnya, sebab Futuh asy-Syam yang dinisbatkan kepada Waqidi itu sarat dengan cerita-cerita dongeng yang tak masuk akal dan sangat disangsikan oleh para sejarawan.
Sumber Tabari yang pernah kita kutip itu, disebut juga oleh Balazuri. Kemudian ia mengatakan bahwa berita yang dibawanya itu lebih akurat, dan menyebutkan pula sumber-sumber pengambilannya.