Israel Klaim Rumah Sakit Al-Aqsa Tempat Komando Hamas, Peperangan di Wilayah Sipil Meningkat

Rabu, 16 Oktober 2024 - 09:53 WIB
Serangan israel ke kamp pengungsi dan RS Al Aqsa atas dugaan mereka bahwa Rumah Sakit Al-Aqsa adalah pusat komando Hamas,. Foto istimewa
Rumah Sakit Al-Aqsa di Kota Deir al-Balah, sentral Gaza, telah menjadi salah satu lokasi pelanggaran hukum internasional terbaru oleh Israel. Peperangan Israel di Gaza semakin memburuk bagi rakyat di Gaza, setelah serangan udara Israel menghantam kamp dan tenda pengungsi di halaman Rumah Sakit Al-Aqsa, pada Senin (14/10/2024). Tenda yang terhantam serangan Israel merupakan tenda yang digunakan para pengungsi untuk tidur dan beristirahat.

Serangan ini dilakukan oleh militer Israel atas dugaan mereka bahwa Rumah Sakit Al-Aqsa adalah pusat komando Hamas, walaupun tanpa menunjukkan bukti nyata. Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian fasilitas medis, memicu kebakaran dahsyat dengan api setinggi 10 hingga 15 meter, melukai setidaknya 70 orang, dan membakar 4 orang secara hidup-hidup. Kondisi kehidupan di Gaza yang sudah sangat sulit karena blokade-blokade militer Israel, yang mempersulit akses kebutuhan para pengungsi, kini semakin memburuk.

Klaim Israel tentang Serangan ke Kamp Pengungsi di Gaza

Israel Mengklaim Aktivitas Hamas di Rumah Sakit Al-Aqsa

Israel mengakui serangan tersebut dengan klaim bahwa serangan udara tersebut ditargetkan secara khusus untuk menghancurkan apa yang mereka sebut sebagai "pusat komando dan kontrol" Hamas, yang menurut mereka beroperasi di dalam rumah sakit. Klaim ini muncul sebagai bagian dari narasi yang sering diangkat oleh pemerintah Israel bahwa Hamas menggunakan infrastruktur sipil, seperti rumah sakit dan sekolah, sebagai lokasi operasi militer. Namun, hingga saat ini, Israel belum bisa menyertakan bukti nyata yang menunjukkan bahwa Hamas benar-benar menjalankan aktivitas militer dari dalam rumah sakit tersebut.

Respon militer Israel, yang disampaikan oleh juru bicara Avichay Adraee, mengakui dan mengkonfirmasi serangan terhadap Rumah sakit Al-Aqsa, namun tidak memberikan rincian serta detail lebih lanjut akan dugaan aktivitas Hamas di lokasi rumah sakit tersebut. Pernyataan ini sejalan dengan strategi militer Israel yang telah berlangsung sejak dimulainya peperangan Israel di Gaza, di mana mereka kerap menargetkan fasilitas sipil dengan alasan “keamanan nasional”.

Para Pengungsi Bantah Klaim Israel, Rumah Sakit Al-Aqsa Tak Ada Aktivitas Militer

Pengungsi yang datang ke kamp Jabalia di lahan Rumah Sakit Al-Aqsa untuk berlindung, membantah keras tuduhan bahwa rumah sakit digunakan sebagai basis operasi Hamas. Salah satu dari pengungsi yang bernama Mahmoud Wahi, menyebutkan bahwa Rumah Sakit Al-Aqsa hanyalah pusat medis biasa dan tidak ada aktivitas mencurigakan yang berbau militer. "Ini adalah sebuah kebohongan. Tidak ada hal seperti klaim tersebut. Semua orang disini tidak bersalah. Bagaimana mungkin keponakan saya yang berusia dua tahun bisa dianggap sebagai pejuang?" ujarnya dalam interview bersama media outlet Timur Tengah.

Pengungsi lain, bernama Maha Al-Sarsak, menyoroti betapa mengerikannya dampak dari serangan Israel ini. Ia melihat keluarganya yang terperangkap dalam kebakaran yang diakibatkan oleh serangan tersebut, dan tubuh mereka hangus terbakar. "Saya melihat mereka menjadi kerangka yang hangus, saya melihat kematian dengan mata saya sendiri," katanya.

Dampak Kemanusiaan yang Mengerikan, Pihak PBB Mengutuk Keras Serangan Israel

Serangan ini telah memicu berbagai pihak internasional untuk mengecam tindakan Israel, termasuk juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menganggap serangan ini sebagai pelanggaran hukum internasional yang berat oleh Israel. Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk keras serangan ini dan menyerukan pemerintahan Israel untuk mengakhiri serangan-serangan atas warga sipil di Gaza akhir-akhir ini.

Serangan terhadap Rumah Sakit Al-Aqsa menambahkan daftar insiden di mana fasilitas sipil menjadi target dalam peperangan Israel di Gaza. Menurut laporan dari UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina), ribuan warga sipil kini terjebak di tengah-tengah zona peperangan tanpa akses yang memadai terhadap bantuan medis, air bersih, atau makanan.

Seorang juru bicara UNRWA, Louise Wateridge, menyatakan bahwa serangan atas Rumah Sakit Al-Aqsa ini telah memperburuk situasi krisis kemanusian di Gaza. “Para pengungsi terbakar hidup-hidup di tenda mereka saat mereka tidur. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat parah," ujarnya dalam sebuah pernyataan di media sosial UNRWA.

Selain serangan atas pusat medis dan rumah sakit, Israel tetap meneruskan serangan dan operasi militer mereka di wilayah sentra Gaza, dan Gaza Utara. Seperti serangan di Nuseirat, sebuah kawasan pengungsi yang padat penduduk, yang telah merenggut setidaknya 22 nyawa termasuk anak-anak yang sedang berlindung di tempat pengungsian.

Segala kekejaman yang telah dilakukan oleh Israel atas Gaza, telah memicu banyaknya seruan dari komunitas Internasional. Puluhan negara-negara PBB kini telah mengecam Israel atas pelanggaran hukum interansional yang tak henti-henti. Meskipun demikian, pemerintah dan militer Israel terus mengabaikan seruan dari komunitas Internasional demi “Keamanan” mereka.Dengan Israel terus melanjutkan operasi militernya di Gaza, krisis kemanusiaan bagi rakyat di Gaza yang telah lama terjadi kini semakin tak berujung.MG/Patrick Daniel H.W.

(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More