Sebaik-baik Puasa Setelah Ramadhan Adalah Puasa di Bulan Muharram

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 21:14 WIB
Umat Islam diperintahkan agar mengisi bulan Muharram dengan amal-amal saleh dan menjauhkan diri dari segala perbuatan tercela. Foto/Istimewa
Hari ini kita berada di malam 'Asyura (10 Muharram ) 1442 Hijriyah. Bulan yang dimuliakan Allah Ta'ala dengan berbagai keutamaan dan kemuliaan. Saking mulianya hari 'Asyura , Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk berpuasa. ( )

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Al-Muharram. Dan sebaik-baik salat setelah salat Fardhu, adalah salat malam." (HR. Muslim, Hadits No. 1982)

( )

Ustaz Rikza Maulan, Dai yang juga Dewan Dewan Pengawas Syariah Rumah Zakat menyebutkan ada 4 keutamaan bulan Muharram , di antaranya:



1). Bulan Muharram merupakan satu di antara bulan-bulan yang haram (Asyuhurul Hurum) yaitu bulan-bulan yang dimuliakan dan disucikan. Karena di bulan tersebut berbagai bentuk perbuatan yang terlarang semakin ditekankan pelarangannya, seperti berperang, mengambil hak orang lain, mencederai kehormatan orang lain dan sebaginya. Dalam riwayat disebutkan, bahwa Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati, 3 bulan berturut-turut Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada Akhir dan Sya’ban.” (HR. Muslim)

2). Bulan Muharram merupakan bulan yang secara penamaannya dinisbatkan kepada Allah Ta'ala sebagaimana digambarkan dalam hadis di atas, Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Al-Muharram..." (HR. Muslim)

( )

3). Bulan Muharram , khususnya pada hari 10 Muharram merupakan hari dimana Allah Swt menyelamatkan dari Bani Israil dari musuhnya, sehingga Nabi Musa AS berpuasa pada hari tersebut. Dalam riwayat disebutkan, "Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura, maka Beliau bertanya: "Hari apa ini? Mereka menjawab, 'Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian". Maka beliau berpuasa dan memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa di tahun yang akan datang." (HR. Muslim)

4). Bulan Muharram merupakan bulan dimana kaum muslimin melaksnakan puasa sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abdullah bin Umar RA. Kaum Jahiliyah dulu berpuasa 'Asyura dan Rasulullah SAW serta kaum muslimin juga berpuasa sebelum diwajibkan puasa Ramadhan". (HR. Muslim)

( )

Karena itu, di bulan Muharram ini anjuran untuk melakukan amal saleh sangat ditekankan dan sebaliknya perbuatan terlarang sangat ditekankan. Karena pahala amal saleh akan dilipatgandakan, sementara dosa dari perbuatan nista juga akan berlipatganda pula. ( )

Bagi yang ingin menunaikan Puasa 'Asyura besok hari, berikut lafaz niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى


Nawaitu Shouma 'Aasyuuro Sunnatan Lillahi Ta'ala

"Aku niat berpuasa 'Asyura (hari ke-10 bulan Muharam) sunnah karena Allah Ta'ala".

( )

Wallahu Ta'ala A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More