Kufur Syirik: Percaya Adanya Allah tapi Menyembah Tuhan Lain

Selasa, 12 November 2024 - 17:03 WIB
Kufur syirik adalah percaya adanya Tuhan tapi menyembah tuhan yang lain. Ilustrasi: Ist
KEKUFURAN terhadap Allah SWT bertingkat-tingkat dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tingkat kekufuran yang paling tinggi adalah kufur Atheis .

Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Fiqh Prioritas, Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah" (Robbani Press, 1996) menjelaskan di bawah tingkat kekufuran di atas ialah kufur syirik , seperti kemusyrikan yang dilakukan oleh orang Arab pada zaman jahiliah .

"Dahulu mereka percaya tentang adanya Tuhan, yang menciptakan langit, bumi, dan manusia, serta yang memberikan rezeki, kehidupan, dan kematian kepada mereka. Akan tetapi, di samping adanya pernyataan tentang adanya Tuhan itu -yang disebut dengan tauhid rububiyyah, mereka juga mempersekutukan Allah- yang disebut dengan tauhid ilahiyyah, dengan menyembah tuhan-tuhan yang lain, baik yang berada di bumi maupun yang berada di langit," ujar Al-Qardhawi.



Allah SWT berfirman: "Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: 'Siapakah yang menciplakan langit dan bumi?,' niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." ( QS az-Zukhruf : 9)

"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka. 'Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab: 'Allah.'...'" ( QS al-Ankabut : 61)

"Katakanlah: 'Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab: 'Allah.' Maka katakanlah: 'Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).'" ( QS Yunus : 31)

Mereka percaya kepada adanya Pencipta, Pemberi Rezeki, dan Pengatur alam semesta. Akan tetapi mereka masih menyembah tuhan-tuhan yang lain berupa pohon, batu, barang tambang, dan lain-lain, dengan mengatakan:

"... Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya ..." ( QS az-Zumar : 3)

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) manfaat, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.'" ... ( QS Yunus : 18)



Bentuk kemusyrikan seperti ini bermacam-macam. Ada kemusyrikan Arab penyembah berhala; kemusyrikan Majusi Persia yang mengatakan ada dua macam tuhan, yaitu tuhan baik atau tuhan cahaya, dan tuhan buruk atau tuhan gelap; kemusyrikan Hindu dan Budha, dan para penyembah berhala lainnya yang masih mewarnai pikiran ratusan juta orang di Asia dan Afrika; yang merupakan jenis kekufuran yang paling banyak pengikutnya.

Al-Qardhawi menjelaskan kemusyrikan itu ialah tempat tumbuhnya berbagai bentuk khurafat, dan bersemayam pelbagai kebathilan, yang sekaligus merupakan kejatuhan martabat manusia.

Di mana manusia menyembah benda yang dia ciptakan sendiri, benda yang tidak dapat berkhidmat kepada dirinya, yang akhirnya manusia itu sendiri yang berkhidmat kepada benda ciptaannya, dan bahkan menjadi hambanya, tunduk dan taat kepadanya. Allah SWT berfirman:

"... Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit dan disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." ( QS al-Hajj : 31)

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَ الرُّوۡحُ اِلَيۡهِ فِىۡ يَوۡمٍ كَانَ مِقۡدَارُهٗ خَمۡسِيۡنَ اَلۡفَ سَنَةٍ‌ۚ‏
Para malaikat dan Jibril naik menghadap kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.

(QS. Al-Ma'arij Ayat 4)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More