Hukum Mewarnai Rambut bagi Wanita
Selasa, 19 November 2024 - 10:45 WIB
Hukum mewarnai rambut bagi wanita ini penting diketahui kaum muslimah. Karena Islam memiliki aturan atau hukum dalam menyikapi mewarnai rambut atau menyemir rambut wanita tersebut.
Saat ini, banyak sekali cat rambut yang membuat penampilan kaum wanita dan pria bisa berubah-ubah sesuai yang diinginkan. Warna rambut pun pun beraneka warna, tidak melulu hitam. Umumnya, alasan yang sering dijumpai adalah menutupi rambut yang berubah menjadi uban dengan berbagai warna, bisa hitam dan warna lainnya. Namun, mewarnai rambut sekarang telah menjadi tren, tak harus krn menutupi uban tetapi karena ingin mengubah penampilan juga banyak.
Sebenarnya, mewarnai rambut ternyata sejak ada di zaman Nabi Muhammad SAW. Hukum mewarnai rambut ada dalam Islam. Namun, cara mengecat warna rambut ini ada yang dilarang dan diperbolehkan ada dalam syariat Islam.
Pada dasarnya, para ulama sepakat menyemir rambut dengan warna selain hitam hukumnya boleh. Hal ini berlaku tak hanya bagi laki-laki namun juga wanita.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, hukumnya sunnah berdasarkan keterangan beberapa hadist, antara lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Dari Abi Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak menyemir rambut mereka, maka kalian salahilah perbuatan mereka itu".
Adapun menyemir rambut dengan warna hitam maka ulama sepakat membolehkannya untuk kepentingan berjihad menghadapi musuh dan sepakat mengharamkannya bila bertujuan menipu.
Akan tetapi mereka berbeda pendapat dalam hal lainya. Dalam kitab-kitab fiqih maupun keterangan hadis setidak-tidaknya ditemukan lima perbedaan pendapat tentang menyemir rambut dengan warna hitam,
Dikatakan oleh Abu Yusuf, Ibnu Sirin, Ishaq bin Rawahih dan lainnya, (lihat Hasyiyah Ibnu Abidin, Fatawi Al-Hindiyyah, Hujjatullah al-Balighah).
Dasarnya hadis riwayat Ibnu Majah, warna semir yang paling baik adalah hitam, karena paling disukai isteri kalian dan membuat gentar hati musuh kalian.
Banyak para Sahabat dan Tabi'in melakukannya, seperti Al-Hasan dan Al-Husien (lihat Zadul Ma'ad Ibnu Qayyim, Tahdzibul atsar Ibnu Jarir).
Boleh, untuk seorang isteri yang mendapat restu suaminya. Dikatakan oleh Syafi'iyyah (lihat Al-Majmu' Imam Nawawi).
Boleh untuk wanita, tidak untuk laki-laki (lihat Fathul Bari Ibnu Hajar, Murqatul Mafatih Al-Qari).
“Memperhatikan uraian ulama tentang menyemir rambut dengan warna hitam tadi, kebanyakan ulama menyatakan minimal hukumnya makruh bila tidak untuk menipu, tapi kalau motifnya hanya untuk mengelabui orang lain maka haram,” jelas Imam Nawawi.
Sekalipun demikian tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh yang sudah berusia lanjut. Diusahakan tidak memakai warna hitam pekat, sebaiknya seperti abu-abu atau hitam agak merah dan sebagainya.
Ditegaskannya, selagi tidak merusak penampilan apalagi bisa mengganggu kesehatan. Bahan yang digunapun pastikan tidak mengandung najis.
Lantas bagaimana hukum mewarnai rambut semula hitam menjadi warna lain? Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin pernah ditanyakan, “Apakah boleh mengubah rambut wanita yang semula berwarna hitam disemir menjadi warna selain hitam misalnya warna merah?”
Saat ini, banyak sekali cat rambut yang membuat penampilan kaum wanita dan pria bisa berubah-ubah sesuai yang diinginkan. Warna rambut pun pun beraneka warna, tidak melulu hitam. Umumnya, alasan yang sering dijumpai adalah menutupi rambut yang berubah menjadi uban dengan berbagai warna, bisa hitam dan warna lainnya. Namun, mewarnai rambut sekarang telah menjadi tren, tak harus krn menutupi uban tetapi karena ingin mengubah penampilan juga banyak.
Sebenarnya, mewarnai rambut ternyata sejak ada di zaman Nabi Muhammad SAW. Hukum mewarnai rambut ada dalam Islam. Namun, cara mengecat warna rambut ini ada yang dilarang dan diperbolehkan ada dalam syariat Islam.
Pada dasarnya, para ulama sepakat menyemir rambut dengan warna selain hitam hukumnya boleh. Hal ini berlaku tak hanya bagi laki-laki namun juga wanita.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, hukumnya sunnah berdasarkan keterangan beberapa hadist, antara lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Dari Abi Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak menyemir rambut mereka, maka kalian salahilah perbuatan mereka itu".
Adapun menyemir rambut dengan warna hitam maka ulama sepakat membolehkannya untuk kepentingan berjihad menghadapi musuh dan sepakat mengharamkannya bila bertujuan menipu.
Akan tetapi mereka berbeda pendapat dalam hal lainya. Dalam kitab-kitab fiqih maupun keterangan hadis setidak-tidaknya ditemukan lima perbedaan pendapat tentang menyemir rambut dengan warna hitam,
Hukum Mengecat Rambut Warna Hitam
1. Makruh
Makruh, ini pendapatnya Syafiiyyah, Malikiyyah dan Hanafiyyah. (lihat Hasyiyah Ibnu Abidin, Ihya Al-Ghazali, Tahdzib Al-Baghawi dan lainya).2. Haram
Haram, dikatakan oleh Hanabilah dan sebagian Syafiiyyah (lihatAl-Majmu', I'anah dan lainnya).3. Boleh
Boleh, selama tidak bermaksud menipu seperti untuk menikah agar dikira masih muda.Dikatakan oleh Abu Yusuf, Ibnu Sirin, Ishaq bin Rawahih dan lainnya, (lihat Hasyiyah Ibnu Abidin, Fatawi Al-Hindiyyah, Hujjatullah al-Balighah).
Dasarnya hadis riwayat Ibnu Majah, warna semir yang paling baik adalah hitam, karena paling disukai isteri kalian dan membuat gentar hati musuh kalian.
Banyak para Sahabat dan Tabi'in melakukannya, seperti Al-Hasan dan Al-Husien (lihat Zadul Ma'ad Ibnu Qayyim, Tahdzibul atsar Ibnu Jarir).
Boleh, untuk seorang isteri yang mendapat restu suaminya. Dikatakan oleh Syafi'iyyah (lihat Al-Majmu' Imam Nawawi).
Boleh untuk wanita, tidak untuk laki-laki (lihat Fathul Bari Ibnu Hajar, Murqatul Mafatih Al-Qari).
“Memperhatikan uraian ulama tentang menyemir rambut dengan warna hitam tadi, kebanyakan ulama menyatakan minimal hukumnya makruh bila tidak untuk menipu, tapi kalau motifnya hanya untuk mengelabui orang lain maka haram,” jelas Imam Nawawi.
Sekalipun demikian tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh yang sudah berusia lanjut. Diusahakan tidak memakai warna hitam pekat, sebaiknya seperti abu-abu atau hitam agak merah dan sebagainya.
Ditegaskannya, selagi tidak merusak penampilan apalagi bisa mengganggu kesehatan. Bahan yang digunapun pastikan tidak mengandung najis.
Lantas bagaimana hukum mewarnai rambut semula hitam menjadi warna lain? Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin pernah ditanyakan, “Apakah boleh mengubah rambut wanita yang semula berwarna hitam disemir menjadi warna selain hitam misalnya warna merah?”