Kisah Sufi: Si Bebal di Kota Agung yang Bangunnya Keliru

Kamis, 05 Desember 2024 - 08:50 WIB
Ia pun mengikatkan sebuah labu di mata kakinya agar ia bisa mengenali dirinya. Ilustrasi: AI
ADAberbagai macam kesadaran. Hanya satu yang benar. Manusia tertidur, tetapi ia mesti bangun dengan cara yang benar. Ada sebuah kisah tentang Si Bebal yang bangunnya keliru.

Si Bebal ini datang ke sebuah kota besar, dan ia kebingungan melihat banyaknya orang di jalanan. Muncullah kekhawatirannya bahwa jika nanti ia tertidur dan bangun, ia tak bisa lagi menemukan dirinya di tengah kerumunan orang yang ramai. Karena itu, ia pun mengikatkan sebuah labu di mata kakinya agar ia bisa mengenali dirinya.

Seorang yang suka iseng, mengetahui apa yang dikerjakan Si Bebal, menanti hingga ia pulas tertidur. Dilepaskannya ikatan labu itu dari kaki Si Bebal lalu dikaitkannya ke kakinya sendiri. Ia pun berbaring di lantai dan tidur. Si Bebal bangun lebih dahulu dan melihat labu itu. Mula-mula disangkanya orang lain itu pasti dirinya sendiri. Tetapi kemudian, ia menyerang orang itu, sambil berteriak lantang, "Demi langit, kalau kau itu aku, lalu siapa dan mana pula aku!"



***

Idries Shah dalam bukunya berjudul "Tales of The Dervishes" yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi" mengatakan kisahini, yang juga muncul dalam kumpulan lelucon Mulla Nasruddin yang terkenal di Asia Tengah, termuat dalam karya klasik spiritualSalaman dan Absalkarya penulis dan ahli mistik abad kelima belas, Abdur-Rahtuan Jami. Ia datang dari Oxus dan wafat di Herat setelah mengukirkan namanya sebagai salah satu tokoh sastra terdepan dalam bahasa Persia .

Jami memunculkan banyak ketidaksukaan di kalangan pemuka agama karena keterusterangannya, terutama pernyataannya bahwa ia tidak mempunyai guru kecuali ayahnya sendiri.

(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا‌ ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا‌ ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا‌ ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً  ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.

(QS. Al-Ahqaf Ayat 15)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More