Kisah Sufi: Fatima si Pemintal Mencari Suami
Sabtu, 21 Desember 2024 - 05:15 WIB
"Saya dapat," jawab Fatima.
Ia minta tali, namun tak ada orang yang punya tali. Mengingat pengalamannya sebagai pemintal, ia membuat tali dari rami. Kemudian, ia meminta kain khusus untuk tenda, tetapi orang Cina tidak memiliki kain seperti yang ia perlukan.
Dengan keterampilan menenun yang dipelajarinya di Aleksandria, ia membuat sendiri kain khusus yang dibutuhkan. Lalu, akhirnya ia mencari tiang tenda, tetapi juga tak ada di Cina. Jadi, Fatima mengandalkan kemampuannya membuat tiang yang dipelajarinya di Istanbul, dan dengan terampil ia menyiapkan tiang untuk tenda.
Setelah segalanya siap, ia memeras otak mengingat kembali tenda-tenda yang pernah dilihatnya selama berkelana; dan akhirnya, jadilah sebuah tenda.
Ketika tenda satu-satunya di Cina itu dibawa kepada Kaisar, Kaisar sangat girang hatinya. Atas pekerjaan Fatima tersebut, Kaisar memenuhi segala harapan dan keinginan hati Fatima. Ia memilih menetap di Cina, menikah dengan seorang pangeran tampan, dan hidup bahagia bersama anak-anaknya hingga akhir hayatnya.
Lewat semua petualangan ini, Fatima menyadari bahwa apa yang semula tampak sebagai pengalaman menyedihkan, ternyata merupakan bagian penting dari pencapaian kebahagian sejati dalam hidupnya.
***
Idries Shah dalam bukunya berjudul "Tales of The Dervishes" yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi" menjelaskan kisah ini sangat dikenal dalam cerita rakyat Yunani , yang kebanyakan tema sezamannya menampilkan para darwis dan legenda-legendanya. Versi yang dikutip di sini berasal dari Syeh Muharumad Jamaluddin dari Adrianople. Ia mendirikan tarekat Jamaliah ('Yang Indah'), dan meninggal tahun 1750.
Ia minta tali, namun tak ada orang yang punya tali. Mengingat pengalamannya sebagai pemintal, ia membuat tali dari rami. Kemudian, ia meminta kain khusus untuk tenda, tetapi orang Cina tidak memiliki kain seperti yang ia perlukan.
Dengan keterampilan menenun yang dipelajarinya di Aleksandria, ia membuat sendiri kain khusus yang dibutuhkan. Lalu, akhirnya ia mencari tiang tenda, tetapi juga tak ada di Cina. Jadi, Fatima mengandalkan kemampuannya membuat tiang yang dipelajarinya di Istanbul, dan dengan terampil ia menyiapkan tiang untuk tenda.
Setelah segalanya siap, ia memeras otak mengingat kembali tenda-tenda yang pernah dilihatnya selama berkelana; dan akhirnya, jadilah sebuah tenda.
Ketika tenda satu-satunya di Cina itu dibawa kepada Kaisar, Kaisar sangat girang hatinya. Atas pekerjaan Fatima tersebut, Kaisar memenuhi segala harapan dan keinginan hati Fatima. Ia memilih menetap di Cina, menikah dengan seorang pangeran tampan, dan hidup bahagia bersama anak-anaknya hingga akhir hayatnya.
Lewat semua petualangan ini, Fatima menyadari bahwa apa yang semula tampak sebagai pengalaman menyedihkan, ternyata merupakan bagian penting dari pencapaian kebahagian sejati dalam hidupnya.
***
Idries Shah dalam bukunya berjudul "Tales of The Dervishes" yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi" menjelaskan kisah ini sangat dikenal dalam cerita rakyat Yunani , yang kebanyakan tema sezamannya menampilkan para darwis dan legenda-legendanya. Versi yang dikutip di sini berasal dari Syeh Muharumad Jamaluddin dari Adrianople. Ia mendirikan tarekat Jamaliah ('Yang Indah'), dan meninggal tahun 1750.
(mhy)
Lihat Juga :