10 Sifat Istidraj yang Perlu Dihindari Umat Muslim
Selasa, 21 Januari 2025 - 05:15 WIB
Ada beberapa sifat istidraj yang perlu dihindari kaum muslim, bahkan harus dijauhi. Kenapa demikian dan apa alasannya?
Dalam Islam, istidraj dipahami sebagai 'hukuman' yang diberikan Allah kepada hamba-Nya sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Allah memberikan kenikmatan dunia yang berlimpah, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat.
Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ro-ja (درج) yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sedangkan secara istilah (terminologi), istidraj berarti kenikmatan bersifat materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat immaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak merasa sama sekali.
Sehingga, apabila seseorang mendapatkan kenikmatan berupa kesehatan, kesempatan dan kelapangan rejeki yang melimpah dan semakin bertambah, tetapi tidak dibarengi dengan perilaku syukur atas kenikmatan tersebut, tetapi sebaliknya ia semakin kufur dan lupa kepada Dzat Pemberi nikmat, maka sesungguhnya yang demikian disebut istidraj.
Peringatan istidraj ini terdapat dalam firman Allah SWT
Falammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli shai'in hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhaznaahum baghtatan fa izaa hum mmublisuun
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44).
Kemudian dalam sebuah hadis disebutkan:
Artinya: "Bila engkau melihat Allah memberikan kepada seseorang dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR. Ahmad)
Di antara tanda bahwa seseorang yang kehidupannya nampak baik-baik saja bahkan terlihat bahagia, tapi sebenarnya sedang dijerumuskan oleh Allah ke dalam kehancuran. Berikut tujuh tanda Istidraj:
1. Bergelimang maksiat, tapi badan tetap sehat dan jarang sakit.
2. Di manapun dia berada, begitu mudah menemui sebab untuk bermaksiat. Seakan-akan peluang untuk berbuat dosa di buka lebar-lebar untuk dirinya.
3. Duit melimpah, meskipun enggan untuk beribadah.
4. Tetap bisa tenang dan tidak merasa khawatir atas dosa kejahatan yang telah dilakukannya.
5. Kepada ahli dunia begitu kagum dan sangat memuliakan, namun sebaliknya meremehkan para ulama dan orang-orang shalih.
6. Selalu siap keluar biaya jika urusannya tentang kesenangan dan foya-foya, tapi begitu kikir dan perhitungan untuk membantu kesulitan orang lain.
7. Bertambah bangga dan jumawa karena sebab bertambahnya kekayaan, kedudukan dan kesenangan dunia lainnya.
Dalam Islam, istidraj dipahami sebagai 'hukuman' yang diberikan Allah kepada hamba-Nya sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Allah memberikan kenikmatan dunia yang berlimpah, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat.
Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ro-ja (درج) yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sedangkan secara istilah (terminologi), istidraj berarti kenikmatan bersifat materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat immaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak merasa sama sekali.
Sehingga, apabila seseorang mendapatkan kenikmatan berupa kesehatan, kesempatan dan kelapangan rejeki yang melimpah dan semakin bertambah, tetapi tidak dibarengi dengan perilaku syukur atas kenikmatan tersebut, tetapi sebaliknya ia semakin kufur dan lupa kepada Dzat Pemberi nikmat, maka sesungguhnya yang demikian disebut istidraj.
Peringatan istidraj ini terdapat dalam firman Allah SWT
فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُكِّرُوۡا بِهٖ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ اَبۡوَابَ كُلِّ شَىۡءٍ ؕ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوۡا بِمَاۤ اُوۡتُوۡۤا اَخَذۡنٰهُمۡ بَغۡتَةً فَاِذَا هُمۡ مُّبۡلِسُوۡنَ
Falammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa 'alaihim abwaaba kulli shai'in hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhaznaahum baghtatan fa izaa hum mmublisuun
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44).
Kemudian dalam sebuah hadis disebutkan:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
Artinya: "Bila engkau melihat Allah memberikan kepada seseorang dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR. Ahmad)
Tanda-tanda Istidraj
Menurut Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq, Pengasuh Ponpes Subulana Kalimantan Timur, ada 7 tanda Istidraj yang patut diketahui umat muslimin.Di antara tanda bahwa seseorang yang kehidupannya nampak baik-baik saja bahkan terlihat bahagia, tapi sebenarnya sedang dijerumuskan oleh Allah ke dalam kehancuran. Berikut tujuh tanda Istidraj:
1. Bergelimang maksiat, tapi badan tetap sehat dan jarang sakit.
2. Di manapun dia berada, begitu mudah menemui sebab untuk bermaksiat. Seakan-akan peluang untuk berbuat dosa di buka lebar-lebar untuk dirinya.
3. Duit melimpah, meskipun enggan untuk beribadah.
4. Tetap bisa tenang dan tidak merasa khawatir atas dosa kejahatan yang telah dilakukannya.
5. Kepada ahli dunia begitu kagum dan sangat memuliakan, namun sebaliknya meremehkan para ulama dan orang-orang shalih.
6. Selalu siap keluar biaya jika urusannya tentang kesenangan dan foya-foya, tapi begitu kikir dan perhitungan untuk membantu kesulitan orang lain.
7. Bertambah bangga dan jumawa karena sebab bertambahnya kekayaan, kedudukan dan kesenangan dunia lainnya.
Lihat Juga :