Kisah Alqamah, Sahabat Nabi yang Mendahulukan istri daripada Ibunya

Jum'at, 31 Januari 2025 - 11:35 WIB
“Ya Rasul, aku memberi kesaksian kepada Allah, malaikat dan semua orang islam yang hadir di sini, bahwa aku telah meridhainya atas anakku Alqamah,”

Mendengar demikian, Rasul mengutus Bilal “Bilal, pergilah kamu, lihatlah Alqamah di sana, apakah ia sudah benar-benar mampu bersyahadah “La ilaha illallah” ataukah belum? Barangkali ibunya Alqamah ini berbicara namun tidak sesuai dengan hatinya karena ia malu denganku!”

Bilal berangkat, dia mendengar sendiri dari mulut Alqamah, ia bisa mengucap syahadat sebelum ajalnya. Alqamah meninggal di hari itu juga. Rasulullah kemudian melayat, mendatangi jenazahnya, mengafani dan menyalatinya. Beliau kemudian berdiri di atas kuburan Alqamah seraya bersabda: “Wahai para sahabat Muhajirin dan Anshar. Barang siapa lebih mengutamakan istrinya, mengalahkan ibunya, maka ia pasti akan mendapat laknat Allah, para malaikat dan semua manusia. Allah tidak akan menerima sedekah dan keadilan orang itu kecuali jika ia bertaubat kepada Allah azza wa jalla serta ia kemudian berbaik budi lalu meminta ridlanya.”

Rasulullah menutup sabdanya dengan kalimat “Ridhanya Allah tergantung pada ridha ibu, sedang kebencian Allah juga tergantung pada kebencian ibu”

Setelah selesai, Rasulullah kemudian naik ke atas minbar yang terdiri dari tiga anak tangga. Setiap naik satu anak tangga, beliau berkata “amin” hingga naik satu tangga lagi “amin” sampai yang ketiga.

Baginda Nabi kemudian menjelaskan alasan beliau mengucapkan “amin” yang baru saja dilakukan. “(Baru saja) Jibril AS datang kepadaku. Dia berkata “Hai Muhammad, sungguh celaka apabila ada orang yang menemukan bulan Ramadan sedangkan ada orang yang sampai-sampainya dosa yang ia miliki tidak diampuniNya”

Usai mengatakan itu, Jibril menyuruh Nabi “Katakan : Amin” lalu aku menurut berkata “Aamin.”

Jibril mengatakan “Sungguh celaka bagi orang yang mendapati orang tuanya di masa tua rentanya, namun bisa-bisa ada anak yang sampai tidak masuk sorga bersama kedua orang tuanya” Katakan “aamin”, lalu Rasul menuruti saran Jibril, kemudian aku berkata “amin.”

Jibril juga mengatakan “Celaka bagi orang yang disebutkan namanya di sisinya, namun orang itu tidak membacakan shalawat kepadamu” Katakan (Muhammad) “amin” lalu Nabi menurut dan berkata “amin”.

Demikian kisah seorang sahabat Nabi SAW Alqamah, meski dia sangat saleh, namun menemui kesulitan mengucapkan syahadat ketika sakaratul mautnya, gara-gara ia tidak memedulikan ibunya dan lebih mengutamakan istrinya dahulu. Semoga umat muslim bisa mengambil hikmah dan ibrahnya dari kisah ini. Wallahu A'lam

Baca juga: Kisah Abdurrahman bin Auf: Sahabat Bertangan Emas yang Kaya Raya dan Dermawan
(wid)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More