Apa Arti Qiyamu Ramadan? Berikut Penjelasan, Asal Usul, dan Keutamaan
Jum'at, 21 Februari 2025 - 08:37 WIB
Qiyamu Ramadan adalah istilah yang merujuk pada ibadah salat malam yang dilakukan selama bulan Ramadan. Foto ilustrasi/ist
Selama bulan Ramadan , umat Muslim sering mendengar istilah qiyamu Ramadan , namun tidak semua orang benar-benar memahami makna dan pentingnya ibadah ini.
Qiyamu Ramadan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan ibadah yang dilakukan pada bulan penuh berkah ini, yang meliputi salat malam, khususnya salat tarawih , yang hanya dapat dilakukan pada bulan Ramadan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami pengertian, asal usul, dan keutamaan qiyamu Ramadan untuk lebih mendalami makna ibadah ini.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, qiyamu Ramadan mencakup seluruh ibadah malam yang dilakukan pada bulan suci ini, yang termasuk tarawih, witir, dan tahajud.
Hal ini menunjukkan bahwa qiyamu Ramadan bukan hanya terbatas pada tarawih, tetapi mencakup ibadah-ibadah malam lainnya yang dikerjakan dengan penuh keimanan dan harapan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Hukum mengerjakan salat qiyamu Ramadan adalah sunnah muakkadah yang dikukuhkan berdasarkan hadis dari Aisyah RA.
Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau mulai mengorganisir salat malam Ramadan secara berjamaah di masjid dengan satu imam, yakni Ubay bin Ka’ab. Salat malam yang dilakukan dengan berjamaah ini, menurut sebagian riwayat, dilakukan dengan istirahat setelah setiap dua rakaat, karena lamanya berdiri. Oleh karena itu, salat ini disebut dengan tarawih yang berasal dari kata raha yang berarti "istirahat", mengacu pada kebiasaan umat Islam pada waktu itu yang beristirahat setelah dua rakaat.
Menurut riwayat dari Imam al-Marwadzi, Ubay bin Ka’ab diperintahkan oleh Umar bin Khattab untuk menjadi imam dalam salat qiyam Ramadan dengan bacaan ayat-ayat yang cukup panjang di setiap rakaatnya. Mereka melakukan istirahat atau tarawih setelah dua rakaat untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat dari lama berdiri. Dengan demikian, tarawih menjadi istilah yang digunakan untuk salat malam di bulan Ramadan yang dilakukan dengan berjamaah dan dengan istirahat setelah dua rakaat.
"Barang siapa yang menegakkan salat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mencari keridhaan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala bagi umat yang melaksanakan salat malam di bulan Ramadan, karena salat tersebut dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, dengan syarat dilakukan dengan penuh keimanan dan harapan akan pahala dari Allah.
"Datang kepada Rasulullah seorang laki-laki dari Bani Qudhaah, lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku telah bersyahadat tiada sesembahan yang hak kecuali Allah, dan bersyahadat bahwa engkau adalah utusan-Nya, aku salat lima waktu, puasa satu bulan (Ramadan), dan aku telah menegakkan salat malam di bulan Ramadan serta aku tunaikan zakat?’
Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang mati dalam keadaan seperti ini, maka dia termasuk dalam kelompok shiddiqin dan orang-orang yang syahid.'”
(Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih keduanya dan oleh selainnya dengan sanad yang sahih)
Hadis ini menegaskan bahwa orang yang melaksanakan qiyamu Ramadan dengan keimanan yang tulus dan penuh harapan akan pahala Allah, akan dihargai dengan derajat yang sangat mulia, yakni sebagai shiddiqin dan syuhada.
Qiyamu Ramadan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan ibadah yang dilakukan pada bulan penuh berkah ini, yang meliputi salat malam, khususnya salat tarawih , yang hanya dapat dilakukan pada bulan Ramadan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami pengertian, asal usul, dan keutamaan qiyamu Ramadan untuk lebih mendalami makna ibadah ini.
Arti Qiyamu Ramadan dalam Islam
Qiyamu Ramadan adalah istilah yang merujuk pada ibadah salat malam yang dilakukan selama bulan Ramadan. Secara etimologis, kata qiyam berasal dari kata qama yang berarti "berdiri". Dalam konteks ibadah, qiyam berarti berdiri untuk salat, dan pada umumnya digunakan untuk merujuk pada salat malam, seperti dalam istilah qiyamul lail yang berarti salat malam secara umum. Sementara itu, qiyamu Ramadan secara spesifik merujuk pada salat malam yang dilakukan di bulan Ramadan, termasuk di dalamnya salat tarawih, witir, hingga tahajud.Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, qiyamu Ramadan mencakup seluruh ibadah malam yang dilakukan pada bulan suci ini, yang termasuk tarawih, witir, dan tahajud.
Hal ini menunjukkan bahwa qiyamu Ramadan bukan hanya terbatas pada tarawih, tetapi mencakup ibadah-ibadah malam lainnya yang dikerjakan dengan penuh keimanan dan harapan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Hukum mengerjakan salat qiyamu Ramadan adalah sunnah muakkadah yang dikukuhkan berdasarkan hadis dari Aisyah RA.
Asal Usul Penamaan Qiyamu Ramadan
Istilah qiyamu Ramadan sendiri berawal pada masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Pada awalnya, ibadah salat malam di bulan Ramadan tidak disebut dengan istilah tarawih, melainkan qiyam Ramadan. Pada masa Nabi SAW dan Abu Bakar RA, salat ini dilakukan secara terpisah-pisah oleh umat Islam, dan belum ada ketentuan untuk melakukannya secara berjamaah.Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau mulai mengorganisir salat malam Ramadan secara berjamaah di masjid dengan satu imam, yakni Ubay bin Ka’ab. Salat malam yang dilakukan dengan berjamaah ini, menurut sebagian riwayat, dilakukan dengan istirahat setelah setiap dua rakaat, karena lamanya berdiri. Oleh karena itu, salat ini disebut dengan tarawih yang berasal dari kata raha yang berarti "istirahat", mengacu pada kebiasaan umat Islam pada waktu itu yang beristirahat setelah dua rakaat.
Menurut riwayat dari Imam al-Marwadzi, Ubay bin Ka’ab diperintahkan oleh Umar bin Khattab untuk menjadi imam dalam salat qiyam Ramadan dengan bacaan ayat-ayat yang cukup panjang di setiap rakaatnya. Mereka melakukan istirahat atau tarawih setelah dua rakaat untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat dari lama berdiri. Dengan demikian, tarawih menjadi istilah yang digunakan untuk salat malam di bulan Ramadan yang dilakukan dengan berjamaah dan dengan istirahat setelah dua rakaat.
Keutamaan Mengerjakan Qiyamu Ramadan
Mengamalkan qiyamu Ramadhan tidak hanya memberikan kebahagiaan duniawi, tetapi juga pahalanya sangat besar di sisi Allah SWT. Berikut ini beberapa keutamaan bagi umat Muslim yang mengerjakan salat malam selama bulan Ramadan:1. Diampuni Dosa-Dosanya
Salah satu keutamaan utama dari qiyamu Ramadhan adalah pengampunan dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang menyatakan:"Barang siapa yang menegakkan salat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mencari keridhaan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala bagi umat yang melaksanakan salat malam di bulan Ramadan, karena salat tersebut dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, dengan syarat dilakukan dengan penuh keimanan dan harapan akan pahala dari Allah.
2. Mendapatkan Gelar Shiddiqin dan Syuhada
Keutamaan lainnya bagi mereka yang melaksanakan qiyamu Ramadan adalah mendapatkan gelar sebagai shiddiqin (orang yang sangat jujur dalam beriman) dan syuhada (orang yang mati syahid). Sebagaimana dalam hadist riwayat Amr bin Murroh, yang artinya:"Datang kepada Rasulullah seorang laki-laki dari Bani Qudhaah, lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku telah bersyahadat tiada sesembahan yang hak kecuali Allah, dan bersyahadat bahwa engkau adalah utusan-Nya, aku salat lima waktu, puasa satu bulan (Ramadan), dan aku telah menegakkan salat malam di bulan Ramadan serta aku tunaikan zakat?’
Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang mati dalam keadaan seperti ini, maka dia termasuk dalam kelompok shiddiqin dan orang-orang yang syahid.'”
(Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih keduanya dan oleh selainnya dengan sanad yang sahih)
Hadis ini menegaskan bahwa orang yang melaksanakan qiyamu Ramadan dengan keimanan yang tulus dan penuh harapan akan pahala Allah, akan dihargai dengan derajat yang sangat mulia, yakni sebagai shiddiqin dan syuhada.
3. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Salat malam di bulan Ramadan tidak hanya memberi manfaat secara spiritual, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak ibadah di malam hari, seorang Muslim dapat merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, memperbaiki diri, dan memperkuat keimanan. Hal ini merupakan kesempatan emas di bulan Ramadan untuk memperbaiki kualitas ibadah dan memperbaharui taubat.Lihat Juga :