Kapan Malam Lailatul Qadar Ramadan 2025? Simak Penjelasannya di Sini!
Selasa, 18 Maret 2025 - 05:00 WIB
Kapan waktu datang Lailatul Qadar pada tahun 2025, tidak ada seorang pun yang tahu pasti, hanya saja mayoritas ulama menyebutkan terjadi pada 10 hari terakhir Ramadan, karena itu sebaiknya kita memperbanyak ibadah dan amal saleh di hari-hari terakhir bula
Kapan malam Lailatul Qadar Ramadan 2025? Pertanyaan ini sering mengemuka terutama menjelang 10 hari terakhir bulan Ramadan. Namun tentang waktu pastinya, tidak ada seorang pun mengetahuinya, kecuali Allah SWT.
Ustaz Ahmad Sarwat, dai dari Rumah Fikih Indonesia menjelaskan dalam bukunya 'Jaminan Mendapat Lailatul Qadar' bahwa para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai waktu terjadinya malam Lailatul Qadar. Sebagian ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar dapat terjadi sepanjang bulan Ramadan .
Sementara mayoritas ulama lainnya sepakat bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Salah satu ulama hadis terkemuka dari mazhab Syafi’i, yaitu Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449), menyatakan ada banyak sekali pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qadar . Masing-masing pendapat memiliki landasan argumennya yang kuat.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Namun dari 45 pendapat itu, yang paling unggul (rajih) adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Jatuhnya di malam berbeda pada tiap tahunnya. Dari tanggal-tanggal ganjil itu, yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23 Ramadan. Sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadan (Fathul Bari, juz 5, halaman 569).
Dalil-dalil yang mendasari argumen Ibnu Hajar tersebut, pendapat yang mengatakan malam Lailatul Qadar pada tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dalilnya berikut ini:
Artinya: Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan” (Muttafaq ‘alaih)
Difokuskan oleh hadis ini:
Artinya: Dari Aisyah ra pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan” (HR Bukhari).
Atas dasar dua hadis di atas, Ibnu Hajar mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Tepatnya pada malam-malam tanggal ganjil.
Kemudian pendapat yang mengatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23 bulan Ramadan. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi’i. Dalam satu hadis dijelaskan, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Unais bertanya perihal malam Lailatul Qadar:
Artinya: Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini? Rasulullah menjawab:
Artinya: Carilah pada malam ini (malam 2 Ramadan). K
Kemudian pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-27 bulan Ramadan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Landasan argumennya berdasarkan atsar Ubay bin Ka’ab berikut:
Artinya: Dari Ubay bin Ka’ab, “Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan salat padanya, yaitu malam ke-27 (HR Muslim).
Sementara pendapat yang menyatakan waktunya tidak dapat dipastikan, dalam artian berbeda setiap tahunnya, namun masih dalam sepuluh hari terakhir Ramadan, berdasarkan banyak riwayat. Di mana setiap riwayatnya ada yang mengatakan tanggal 21, 23, 27, dan 29. Salah satunya hadits berikut ini:
Artinya: Lailatul Qadar berada di bulan Ramadan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau di akhir malam Ramadan. Barangsiapa shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian (HR Imam Ahmad).
Karena itu, menjadi sangat panjang bila berbagai pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qadar itu dipaparkan satu persatu dalilnya. Namun kita dapat mengambil hikmahnya, yaitu masih menurut Ibnu Hajar, dalam Fathul Bari-nya, ia menjelaskan, bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya umat Islam bersungguh-sungguh dalam berusaha memperolehnya dengan kesungguhan ibadah. Berbeda jika ditentukan pada tanggal sekian, khawatir kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja (Fathul Bari, juz 5, hal 155).
Selain itu berdasarkan keputusan sidang isbat Kemenag yang menetapkan awal Ramadan pada 1 Maret 2025, malam Lailatul Qadar 2025 diperkirakan terjadi antara tanggal 20-29 Maret 2025. Berikut adalah rinciannya lebih lanjut:
Kamis, 20 Maret 2025: Malam ke-21 Ramadan
Jumat, 21 Maret 2025: Malam ke-22 Ramadan
Sabtu, 22 Maret 2025: Malam ke-23 Ramadan
Minggu, 23 Maret 2025: Malam ke-24 Ramadan
Senin, 24 Maret 2025: Malam ke-25 Ramadan
Selasa, 25 Maret 2025: Malam ke-26 Ramadan
Rabu, 26 Maret 2025: Malam ke-27 Ramadan
Kamis, 27 Maret 2025: Malam ke-28 Ramadan
Jumat, 28 Maret 2025: Malam ke-29 Ramadan
Sabtu, 29 Maret 2025: Malam ke-30 Ramadan
Wallahu A'lam
Ustaz Ahmad Sarwat, dai dari Rumah Fikih Indonesia menjelaskan dalam bukunya 'Jaminan Mendapat Lailatul Qadar' bahwa para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai waktu terjadinya malam Lailatul Qadar. Sebagian ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar dapat terjadi sepanjang bulan Ramadan .
Sementara mayoritas ulama lainnya sepakat bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Salah satu ulama hadis terkemuka dari mazhab Syafi’i, yaitu Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449), menyatakan ada banyak sekali pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qadar . Masing-masing pendapat memiliki landasan argumennya yang kuat.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Namun dari 45 pendapat itu, yang paling unggul (rajih) adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Jatuhnya di malam berbeda pada tiap tahunnya. Dari tanggal-tanggal ganjil itu, yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23 Ramadan. Sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadan (Fathul Bari, juz 5, halaman 569).
Dalil-dalil yang mendasari argumen Ibnu Hajar tersebut, pendapat yang mengatakan malam Lailatul Qadar pada tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dalilnya berikut ini:
وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يُجَاوِرُ في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، ويقول: «تَحَرَّوا لَيْلَةَ القَدْرِ في العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضانَ». متفقٌ عَلَيْهِ.
Artinya: Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan” (Muttafaq ‘alaih)
Difokuskan oleh hadis ini:
وعنها رضي الله عنها: أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ». رواه البخاري
Artinya: Dari Aisyah ra pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Carilah Lailatul Qadar itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan” (HR Bukhari).
Atas dasar dua hadis di atas, Ibnu Hajar mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Tepatnya pada malam-malam tanggal ganjil.
Kemudian pendapat yang mengatakan Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-23 bulan Ramadan. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi’i. Dalam satu hadis dijelaskan, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Unais bertanya perihal malam Lailatul Qadar:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى نَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ الْمُبَارَكَةَ
Artinya: Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa memperoleh malam penuh berkah ini? Rasulullah menjawab:
(الْتَمِسُوهَا هَذِهِ اللَّيْلَةَ) وَقَالَ وَذَلِكَ مَسَاءَ لَيْلَةِ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ
Artinya: Carilah pada malam ini (malam 2 Ramadan). K
Kemudian pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-27 bulan Ramadan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Landasan argumennya berdasarkan atsar Ubay bin Ka’ab berikut:
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: (وَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Artinya: Dari Ubay bin Ka’ab, “Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menegakkan salat padanya, yaitu malam ke-27 (HR Muslim).
Sementara pendapat yang menyatakan waktunya tidak dapat dipastikan, dalam artian berbeda setiap tahunnya, namun masih dalam sepuluh hari terakhir Ramadan, berdasarkan banyak riwayat. Di mana setiap riwayatnya ada yang mengatakan tanggal 21, 23, 27, dan 29. Salah satunya hadits berikut ini:
هي في شهر رمضان في العشر الأواخر, ليلة إحدي وعشرين, أو ثلاث وعشرين, أو خمس وعشرين, أو سبع وعشرين, أو تسع وعشرين, أو آخر ليلة من رمضان, من قامها إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر
Artinya: Lailatul Qadar berada di bulan Ramadan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau di akhir malam Ramadan. Barangsiapa shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian (HR Imam Ahmad).
Karena itu, menjadi sangat panjang bila berbagai pendapat tentang kapan terjadinya malam Lailatul Qadar itu dipaparkan satu persatu dalilnya. Namun kita dapat mengambil hikmahnya, yaitu masih menurut Ibnu Hajar, dalam Fathul Bari-nya, ia menjelaskan, bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya umat Islam bersungguh-sungguh dalam berusaha memperolehnya dengan kesungguhan ibadah. Berbeda jika ditentukan pada tanggal sekian, khawatir kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja (Fathul Bari, juz 5, hal 155).
Jadwal 10 Hari Terakhir Ramadan
Berdasarkan uraian di atas, mengenai waktu datang Lailatul Qadar pada tahun 2025 ini, sebaiknya pada sepuluh hari terakhir Ramadan ini tingkatkan kualitas dan kuantitas ibadah pada setiap malamnya. Diantaranya dengan salat malam, memperbanyak membaca Al-Quran, berzikir dan berdoa. Semoga pada salah satu malamnya, kita dipertemukan dengan Lailatul Qadar dan mendapatkan rahmat-Nya.Selain itu berdasarkan keputusan sidang isbat Kemenag yang menetapkan awal Ramadan pada 1 Maret 2025, malam Lailatul Qadar 2025 diperkirakan terjadi antara tanggal 20-29 Maret 2025. Berikut adalah rinciannya lebih lanjut:
Kamis, 20 Maret 2025: Malam ke-21 Ramadan
Jumat, 21 Maret 2025: Malam ke-22 Ramadan
Sabtu, 22 Maret 2025: Malam ke-23 Ramadan
Minggu, 23 Maret 2025: Malam ke-24 Ramadan
Senin, 24 Maret 2025: Malam ke-25 Ramadan
Selasa, 25 Maret 2025: Malam ke-26 Ramadan
Rabu, 26 Maret 2025: Malam ke-27 Ramadan
Kamis, 27 Maret 2025: Malam ke-28 Ramadan
Jumat, 28 Maret 2025: Malam ke-29 Ramadan
Sabtu, 29 Maret 2025: Malam ke-30 Ramadan
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :