Taurat Anggap Nabi Luth Berzina dengan Dua Putrinya, Al-Qur'an dan Hadis Mengoreksi

Senin, 19 Oktober 2020 - 06:39 WIB
Para Malaikat tidak menjulurkan tangan mereka ke makanan, sehingga Ibrahim merasa aneh dengan sikap mereka, maka terbersit rasa takut dari diri mereka.

Orang-orang yang tidak makan makanan tamu biasanya adalah para musuh yang datang menginginkan keburukan. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan tentang jati diri mereka kepada Ibrahim. Jelaslah alasan mereka, karena tabiat para Malaikat adalah tidak makan dan tidak minum. ( )

Koreksi

Di antara penyimpangan Taurat yang dikoreksi oleh Al-Qur'an adalah bahwa jumlah Malaikat lebih dari dua, tidak seperti yang dinyatakan oleh Taurat bahwa Malaikat hanya dua saja. Di antara poin yang diakui kebenaran oleh hadis adalah bahwa Luth meletakkan putri-putrinya di antara para tamunya dan kaumnya ketika mereka masuk ke rumahnya.

Taurat menyebutkan bahwa Luth keluar kepada kaumnya di luar rumah dan menutup pintu di belakangnya. (Baca Juga: Benarkah 'Nun' Ikan yang Telan Nabi Yunus Masih Hidup Hingga Sekarang?
Penyimpangan Taurat yang paling berbahaya adalah apa yang dinisbatkan kepada Nabiyullah Luth secara dusta dan palsu. Mereka mengklaim bahwa Luth yang menghabiskan seluruh umurnya untuk memerangi perbuatan keji telah berzina dengan kedua putrinya.

Mereka mengklaim bahwa kedua putri Luth bersekongkol setelah dia keluar dari desa yang diadzab dan tinggal di sebuah gua di gunung dekat kota Shauar. Kedua putrinya itu khawatir jika keturunan bapaknya akan terputus, maka keduanya menyuguhkan khamr kepadanya selama dua malam berturut-turut sampai dia teler.

Selanjutnya, putrinya yang tertua tidur bersamanya di malam pertama dan diteruskan dengan adiknya di malam berikutnya, hingga keduanya hamil darinya.

Dari keturunan putri pertamanya adalah Muabiyin dan dari keturunan kedua adalah Amuniyin. ( )

"Demi Allah, mereka telah berdusta. Rasul-Rasul Allah terjaga dari perbuatan keji. Tidak mungkin Allah membiarkan Nabi-Nya terjerumus ke dalam perbuatan keji seperti ini. Justru dialah orang suci yang memerangi kemunkaran ini. Tidak mungkin putri-putri Luth yang shalihah yang telah diselamatkan oleh Allah dari kota orang-orang yang diadzab karena kesuciannya, melakukan perbuatan keji seperti ini dengan bapaknya," ujar Syaikh Umar.

"Mustahil dan tidak mungkin. Akan tetapi, jiwa-jiwa kotor selalu ingin mengotori orang-orang baik lagi suci. Barangsiapa yang mengetahui sifat-sifat para Nabi dan keadaan mereka, maka dia akan meyakini bahwa semua ini hanyalah fitnah dusta," lanjutnya.

Barangsiapa membaca kisah Luth di dalam Al-Qur'an dengan kisah yang terperinci, ujarnya lagi, maka keyakinannya pasti bertambah bahwa para penyeleweng dalam Taurat telah berdusta.

Sedangkan dalam hadis Luth tidak memiliki dua orang putri sebagaimana yang diklaim oleh Taurat yang telah diselewengkan. Akan tetapi dia mempunyai tiga putri. Luth tidak tinggal di gua, tetapi dia pindah ke bumi Syam. Di tengah perjalanannya dua putrinya wafat dan yang tersisa hanya satu.

"Perincian yang terkait dengan putri-putri Luth dalam Taurat adalah batil lagi palsu. Pembaca hadis mendapati seolah-olah hadis ini dipaparkan untuk membantah tuduhan-tuduhan dusta yang dialamatkan kepada Luth," kata Syaikh Umar. "Oleh karena itu, hadis ini datang untuk membuka hakikat yang dengannya Nabiyullah Luth terbebas dari tuduhan dusta orang-orang zalim," jelasnya.



Selanjutnya, Syaikh Umar mengatakan pelajaran-pelajaran dan faedah dari hadis tentang kisah nabi Luth adalah:

Pertama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebutkan di dalam hadis tentang sebagian berita yang berkaitan dengan Luth yang tidak disinggung oleh Al-Qur'an. Kedua, koreksi hadis terhadap penyelewengan Taurat sebagaimana Al-Qur'an juga mengoreksinya. Ketiga, Nabi Luth tidak sebagaimana yang dituduhkan oleh para penyeleweng Taurat. Keempat, dustanya klaim para penyeleweng Taurat bahwa Muabiyin dan Amuniyin adalah anak-anak zina. Kelima, keterangan tentang besarnya dosa homoseksual. Keenam, keterangan tentang besarnya hukuman yang menimpa para pelaku dosa ini dan bahwa hukuman ini tidak jauh dari orang-orang yang melakukan perbuatan kaum Luth.
(mhy)
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Aisyah radliallahu 'anha berkata, Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 1112)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More