Baginda Raja Jadikan Tempat Tidur Abu Nawas sebagai WC
Rabu, 11 November 2020 - 06:37 WIB
"Saya ingatkan supaya kalian jangan melebihi perintah Baginda Raja. Jika kalian melanggar, saya akan pukul kalian dengan sebuah pentungan besar dan setelah itu saya akan laporkan kepada Baginda bahwa kalian melanggar perintahnya," ancam Abu Nawas.
Dengan cekatan Abu Nawas segera mengambil sebatang kayu besar yang ada di dapur rumahnya. Ia kemudian berlari kembali ke kamarnya dengan membawa pentungan kayu besar itu. ( )
"Hai, apa maksudmu tadi Abu Nawas?" tanya salah satu utusan.
"Ingat, perintah raja hanya buang air besar saja dan tidak boleh lebih dari itu," jawab Abu Nawas.
"Iya, benar," jawab utusan raja.
"Aku ulangi lagi, hanya buang air besar saja. Tidak boleh lebih. Ingat, tidak boleh kencing, tidak boleh buka celana, tidak boleh cebok. Hanya buang air besar saja!" tegas Abu Nawas.
"Mana mungkin? Itu tidak mungkin, kami juga harus bukan celana dan kencing," protes salah satu utusan.
"Aku akan pukul kalian sekeras-kerasnya jika kalian melanggar perintah raja," sahut Abu Nawas kembali mengancam.
Ketiga utusan Baginda Raja tersebut hanya bisa saling pandang kebingungan dengan ucapan Abu Nawas. Di tengah kebingungan tersebut, tiba-tiba ada suara yang memanggil Abu Nawas. Rupanya suara tersebut datang dari pejabat tinggi kerajaan.
Melihat kedatangannya, Abu Nawas dan ketiga utusan raja segera berkumpul untuk menemui suara tersebut.
"Aku sudah mendengar perdebatan kalian. Baginda Raja memang memerintahkan para utusan untuk berak di tempat tidurmu. Jika mereka sanggup, masing-masing akan mendapatkan seribu dirham. Jika mereka gagal, maka mereka boleh engkau pukul sesuka hatimu," kata petinggi kerajaan tersebut..
"Oh, begitu. Lalu hadiah dari baginda untukku berapa Tuanku?" tanya Abu Nawas dengan mata berbinar. ( )
"Sekarang juga engkau boleh menghadap Baginda Raja untuk menerima tiga ribu dirham," jawab pejabat itu.
Mendengar itu, Abu Nawas dibuat kaget serta gembira. Sebelum menghadap Baginda Raja, Abu Nawas kembali mengambil pentungannya lalu mengejar ketiga utusan raja yang hampir buang air besar di ranjangnya. Ketiga utusan itu pun lari terbirit-birit.
"Abu Nawas, Baginda Raja sangat yakin engkau dapat mengatasi masalah ini. Baginda memang menginginkan kehadiranmu di istana untuk menghibur hatinya yang saat ini sedang gundah gulana," jelas pejabat tinggi kerajaan tersebut sambil tertawa.
Abu Nawas setuju. Mereka pun berangkat menuju istana untuk memenuhi panggilan Baginda Raja sekaligus mengambil hadiah 3000 dirham.
Dengan cekatan Abu Nawas segera mengambil sebatang kayu besar yang ada di dapur rumahnya. Ia kemudian berlari kembali ke kamarnya dengan membawa pentungan kayu besar itu. ( )
"Hai, apa maksudmu tadi Abu Nawas?" tanya salah satu utusan.
"Ingat, perintah raja hanya buang air besar saja dan tidak boleh lebih dari itu," jawab Abu Nawas.
"Iya, benar," jawab utusan raja.
"Aku ulangi lagi, hanya buang air besar saja. Tidak boleh lebih. Ingat, tidak boleh kencing, tidak boleh buka celana, tidak boleh cebok. Hanya buang air besar saja!" tegas Abu Nawas.
"Mana mungkin? Itu tidak mungkin, kami juga harus bukan celana dan kencing," protes salah satu utusan.
"Aku akan pukul kalian sekeras-kerasnya jika kalian melanggar perintah raja," sahut Abu Nawas kembali mengancam.
Ketiga utusan Baginda Raja tersebut hanya bisa saling pandang kebingungan dengan ucapan Abu Nawas. Di tengah kebingungan tersebut, tiba-tiba ada suara yang memanggil Abu Nawas. Rupanya suara tersebut datang dari pejabat tinggi kerajaan.
Melihat kedatangannya, Abu Nawas dan ketiga utusan raja segera berkumpul untuk menemui suara tersebut.
"Aku sudah mendengar perdebatan kalian. Baginda Raja memang memerintahkan para utusan untuk berak di tempat tidurmu. Jika mereka sanggup, masing-masing akan mendapatkan seribu dirham. Jika mereka gagal, maka mereka boleh engkau pukul sesuka hatimu," kata petinggi kerajaan tersebut..
"Oh, begitu. Lalu hadiah dari baginda untukku berapa Tuanku?" tanya Abu Nawas dengan mata berbinar. ( )
"Sekarang juga engkau boleh menghadap Baginda Raja untuk menerima tiga ribu dirham," jawab pejabat itu.
Mendengar itu, Abu Nawas dibuat kaget serta gembira. Sebelum menghadap Baginda Raja, Abu Nawas kembali mengambil pentungannya lalu mengejar ketiga utusan raja yang hampir buang air besar di ranjangnya. Ketiga utusan itu pun lari terbirit-birit.
"Abu Nawas, Baginda Raja sangat yakin engkau dapat mengatasi masalah ini. Baginda memang menginginkan kehadiranmu di istana untuk menghibur hatinya yang saat ini sedang gundah gulana," jelas pejabat tinggi kerajaan tersebut sambil tertawa.
Abu Nawas setuju. Mereka pun berangkat menuju istana untuk memenuhi panggilan Baginda Raja sekaligus mengambil hadiah 3000 dirham.
(mhy)