Memohon Doa Ampunan dan Keselamatan Seperti yang Dipanjatkan Nabi SAW
Selasa, 17 November 2020 - 12:19 WIB
Contohnya orang kehilangan motornya, satu kampung tahu. Tapi engkau kehilangan salat fardu, tidak sedikit orang-orang yang salatnya bolong-bolong, dia tidak menganggap itu musibah. Padahal kata Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam:
مَنْ فَاتَتْهُ صَلاَةُ العَصْرِ فَكَأَنَّماَ وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ
“Barangsiapa meninggalkan salat ashar, maka seakan-akan dia kehilangan keluarga dan semua hartanya.” (HR. Bukhari)
Tapi terkadang orang-orang ini merasa santai tatkala musibah itu menimpa agamanya. Ketika musibah menimpa agama, neraka menantinya, tapi tatkala musibah menimpa dunia kita, bisa dicari lagi nantinya. Maka Nabi mengajarkan untuk meminta doa keselamatan dalam urusan agama kita.
(Baca juga : Pendapatan Kereta Api dan Penerbangan Anjlok, Menhub Minta Maaf )
Juga meminta keselamatan dalam urusan keluarga kita. Seorang bapak tidak bisa 24 jam mengawasi putra-putrinya, dan juga tidak bisa mengawasi istrinya. Seorang ayah berangkat kerja, sibuk dengan tugas-tugasnya, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya di sekolah, juga tidak di Pondok, di kampung, dan juga di jalanan. Maka minta kepada Allah agar Allah menjaga mereka. Allah itu:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.”
(Baca juga : 8 WNI di Malaysia yang Disekap Penyalur Pekerja Berhasil Diselamatkan )
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Allah senantiasa mengawasi hambaNya.”
Kita ketika meninggalkan anak di pesantren atau di sekolah, maka kita titip kepada Ibu gurunya atau kepada bapak gurunya. Padahal kita tahu ustadz itu tidak bisa mengawasi anak kita 24 jam. Dia punya keluarga, dia punya anak. Maka hendaklah kita benar-benar menggantungkan permohonan kita kepada Allah Jalla Jalaluhu. Kita meminta keselamatan di keluarga kita.
Wallahu A'lam
مَنْ فَاتَتْهُ صَلاَةُ العَصْرِ فَكَأَنَّماَ وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ
“Barangsiapa meninggalkan salat ashar, maka seakan-akan dia kehilangan keluarga dan semua hartanya.” (HR. Bukhari)
Tapi terkadang orang-orang ini merasa santai tatkala musibah itu menimpa agamanya. Ketika musibah menimpa agama, neraka menantinya, tapi tatkala musibah menimpa dunia kita, bisa dicari lagi nantinya. Maka Nabi mengajarkan untuk meminta doa keselamatan dalam urusan agama kita.
(Baca juga : Pendapatan Kereta Api dan Penerbangan Anjlok, Menhub Minta Maaf )
Juga meminta keselamatan dalam urusan keluarga kita. Seorang bapak tidak bisa 24 jam mengawasi putra-putrinya, dan juga tidak bisa mengawasi istrinya. Seorang ayah berangkat kerja, sibuk dengan tugas-tugasnya, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya di sekolah, juga tidak di Pondok, di kampung, dan juga di jalanan. Maka minta kepada Allah agar Allah menjaga mereka. Allah itu:
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.”
(Baca juga : 8 WNI di Malaysia yang Disekap Penyalur Pekerja Berhasil Diselamatkan )
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Allah senantiasa mengawasi hambaNya.”
Kita ketika meninggalkan anak di pesantren atau di sekolah, maka kita titip kepada Ibu gurunya atau kepada bapak gurunya. Padahal kita tahu ustadz itu tidak bisa mengawasi anak kita 24 jam. Dia punya keluarga, dia punya anak. Maka hendaklah kita benar-benar menggantungkan permohonan kita kepada Allah Jalla Jalaluhu. Kita meminta keselamatan di keluarga kita.
Wallahu A'lam
(wid)
Lihat Juga :