Ketakutan Terkadang Menimbulkan Keajaiban

Sabtu, 12 Desember 2020 - 08:42 WIB
Ilustrasi/Ist
SUATU hari, Nashruddin memasak seekor angsa. Dia lalu membawanya ke Taimurlank untuk dihadiahkan kepadanya. Di tengah jalan, Nashruddin merasa sangat lapar. Dia lalu menyantap paha angsa itu. (Baca juga: Canda Ala Sufi: Andai Aku Hidup, Kuperlihatkan Pada Kalian )


Taimurlank pun heran melihat angsa yang tak utuh lagi, dan berkata kepada Nashruddin, "Di manakah kaki angsa yang satunya."

Nashruddin menjawab, "Wahai paduka, sesungguhnya seluruh angsa di kota ini hanya memiliki satu kaki saja (sambil menunjuk pada kaki Taimurlank yang pincang). Jika Anda tidak mempercayainya, maka silakan Anda melihat angsa yang ada di tepi kolam yang berada di hadapan Anda." ( )

Saat itu, kebetulan ada seekor angsa yang sedang berdiri dengan satu kaki di bawah terik matahari sambil menyembunyikan kepalanya ke dada.

Taimurlank melihatnya dan pura-pura menerima alasan Nashruddin. Namun, dengan perlahan, tiba-tiba dia menginstruksikan kepada seorang pemusik kerajaan untuk membunyikan alat-alat musiknya dengan suara keras di dekat kolam.

Begitu mendengar hiruk-pikuk yang mengagetkan itu, angsa tersebut dengan serta merta berdiri tegak dengan kedua kakinya, lalu bergoyang ke kanan dan ke kiri karena kaget dan ketakutan.

Melihat angsa itu lari, Taimurlank menoleh pada Nashruddin dan berkata, "Mengapa engkau masih mau berdusta padaku? Bukankah telah kau lihat sendiri angsa itu berjalan dengan sepasang kaki?" ( )

Nashruddin menjawab, "Wahai paduka, tetapi Anda lupa bahwa ketakutan terkadang dapat menimbulkan keajaiban. Coba saja kalau Anda sedang ketakutan seperti angsa yang lemah itu, mungkin Anda juga akan berjalan dengan empat kaki!"

==

Dinukil dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra dan diterjemahkan oleh Muhdor Assegaf dengan judul " Canda Ala Sufi Nashruddin "

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More