Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat
Rabu, 13 Mei 2020 - 16:32 WIB
"Lantas, mengapa sampai aku dipecat tanpa alasan yang tepat?" Tukas Khalid dengan suara yang agak tajam.
'Umar menatap muka Khalid dan berkata: "Aku sekadar melakukan tugasku menyelamatkan tauhidnya ummat. Engkau adalah panglima yang gagah perkasa, dan Rasulullah SAW sendiri yang telah mengangkatmu memegang jabatanmu itu.
Sejak itu engkau belum pernah terkalahkan di setiap medan pertempuran, sehingga rakyat sudah mulai menyanyikan lagu-lagu yang memuji dan memuja namamu di samping memuji Allah SWT.
Aku takut hal ini akan berkembang menjadi keyakinan seolah-olah engkaulah satu-satunya yang sanggup memenangkan seluruh perjuangan ini dengan atau tanpa syafa'at Allah SWT.
Bukankah dengan demikian mereka menjadi musyrikin? Maka aku ingin buktikan kepada mereka, bahwa 'Umar, hamba Allah yang lemah dan hina ini, telah sanggup menjatuhkan engkau panglima yang gagah perkasa. Dengan demikian kuharap mereka kembali memuji dan memuja hanya Allah SWT."
Mendengar keterangan 'Umar yang tegas menegakkan tauhid itu Khalid menerima kebijakan khalifah yang 'arif itu dengan ikhlas. Maka besoknya ia kembali ke medan perang membantu rekan-rekannya yang sedang mati-matian di front Romawi Timur.
Khalid maju di bawah pimpinan bekas bawahannya sebagai prajurit biasa. Ketika ditanyakan orang kepadanya mengapa ia terus juga berjuang sesudah dipecat oleh 'Umar sebagai panglima, maka Khalid menjawab tegas: "Aku berjuang bukan karena 'Umar, aku berjuang semata karena Allah SWT."
"Inilah contoh-contoh pribadi tauhid yang tulen," ujar Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim (1931-2008) dalam buku "Kuliah Tauhid" (1990). (Baca juga: Rasulullah Tak Diamkan Kesalahan Akidah Umat yang Baru Peluk Islam )
.
'Umar menatap muka Khalid dan berkata: "Aku sekadar melakukan tugasku menyelamatkan tauhidnya ummat. Engkau adalah panglima yang gagah perkasa, dan Rasulullah SAW sendiri yang telah mengangkatmu memegang jabatanmu itu.
Sejak itu engkau belum pernah terkalahkan di setiap medan pertempuran, sehingga rakyat sudah mulai menyanyikan lagu-lagu yang memuji dan memuja namamu di samping memuji Allah SWT.
Aku takut hal ini akan berkembang menjadi keyakinan seolah-olah engkaulah satu-satunya yang sanggup memenangkan seluruh perjuangan ini dengan atau tanpa syafa'at Allah SWT.
Bukankah dengan demikian mereka menjadi musyrikin? Maka aku ingin buktikan kepada mereka, bahwa 'Umar, hamba Allah yang lemah dan hina ini, telah sanggup menjatuhkan engkau panglima yang gagah perkasa. Dengan demikian kuharap mereka kembali memuji dan memuja hanya Allah SWT."
Mendengar keterangan 'Umar yang tegas menegakkan tauhid itu Khalid menerima kebijakan khalifah yang 'arif itu dengan ikhlas. Maka besoknya ia kembali ke medan perang membantu rekan-rekannya yang sedang mati-matian di front Romawi Timur.
Khalid maju di bawah pimpinan bekas bawahannya sebagai prajurit biasa. Ketika ditanyakan orang kepadanya mengapa ia terus juga berjuang sesudah dipecat oleh 'Umar sebagai panglima, maka Khalid menjawab tegas: "Aku berjuang bukan karena 'Umar, aku berjuang semata karena Allah SWT."
"Inilah contoh-contoh pribadi tauhid yang tulen," ujar Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim (1931-2008) dalam buku "Kuliah Tauhid" (1990). (Baca juga: Rasulullah Tak Diamkan Kesalahan Akidah Umat yang Baru Peluk Islam )
.
(mhy)