Jalan Sufi: Perubahan Secara Perlahan

Senin, 28 Desember 2020 - 09:24 WIB
Ilustrasi/Ist
Pertama-tama dia mewarisi dunia lembam. Dari unsur mineral ia berkembang, menjadi alam tumbuh-tumbuhan. Bertahun-tahun ia hidup demikian. Kemudian ia berlalu ke dalam suatu keadaan sebagaimana binatang, masih belum kehilangan ingatan terhadap kehidupan tumbuh-tumbuhannya--kecuali untuk daya tariknya kepada musim semi dan musim bunga. ( )


Hal ini merupakan sesuatu seperti keinginan yang dibawa sejak lahir dan bayi, pada dada ibunya. Atau seperti daya tarik para murid kepada seorang pembimbing masyhur. Ketika bayangan tersebut lenyap, mereka tahu alasan dari kasih sayang mereka terhadap guru ...

Dari satu alam ke alam manusia pergi, meraih pemikirannya yang dianugerahkan, berpengetahuan luas, sehat, melempar bentuk-bentuk awal kecerdasan.

Demikian juga ia akan lewat melebihi bentuk persepsi (pemahaman) yang biasa digunakan. Ada ribuan bentuk-bentuk berpikir lain ... ( )

Tetapi ia telah tertidur. Dia akan berkata, "Aku telah melupakan pemenuhanku, tidak tahu bahwa tidur dan kesenangan penyebab dari penderitaanku."



Mari tinggalkan keledai-keledai seperti itu di padang rumput mereka. Disebabkan oleh kebutuhan, manusia memperoleh bagian-bagian tubuh. Oleh karena itu, tingkatkan kebutuhanmu. ( )

===

Karya Ar-Rumi dinukil dari Idries Shah dalam The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul " Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat " .
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More