Tahun Baru Masehi, Simbol Nasrani yang Diikuti Kaum Muslimin
Rabu, 30 Desember 2020 - 05:00 WIB
Syaikh Dr Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin mengatakan, “Kaum Muslimin telah menggunakannya kalender Hijriyah dalam kitab-kitab dan sejarah mereka, sekalipun mereka telah mengetahui kalender-kalender umat sebelum mereka.
Hal ini terus berlangsung hingga orang-orang Kristen menguasai sebagian besar negeri-negeri Islam, menjajah mereka, memaksa mereka untuk mempelajari kalender masehi, dan membuat kaum muslimin lupa dengan kalender Hijriyah kecuali apa yang dikehendaki Allah.“
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin menandaskan sesungguhnya kalender dan penanggalan adalah syi’ar sebuah umat. Jika umat melupakan syi’ar ini, maka mereka pun melupakan jati diri mereka.
Selanjutnya, beliau pun menjelaskan tentang pentingnya kaum muslimin dalam menjaga kepribadian mereka, di antaranya dengan memiliki penanggalan yang khas sebagai ciri khas mereka sebagai umat yang terhormat, beliau berkata, “Selayaknyalah kita memiliki kepribadian yang khas, sebuah karakter yang menjadi jati diri kaum muslimin, tidak mengikuti umat lain.
Bukanlah maksud kita memerangi setiap perkara yang baru yang berasal dari umat lain. Jika itu memang baik, akan tetapi kita memerangi umat lain yang datang dengan tujuan buruk, yaitu melunturkan kepribadian kita.
"Wahai Kaum muslimin," seruSyaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin. "Sesungguhnya kaum muslimin adalah umat Islam yang memiliki jati diri, memiliki ciri agama, bahasa, kalender/sejarah, dan ibadah yang khas. Umat Islam adalah umat yang memiliki jati diri yang kokoh, maka (umat Islam) wajib tidak menjadi pengekor umat lainnya sebagaimana Allah telah menganugerahkan kepada umat Islam ini agama yang mulia, Allah berfirman,
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) ilmu dan amal, untuk dimenangkan-Nya atas segala agama lain, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai”(QS At-Taubah:33).
Hal ini terus berlangsung hingga orang-orang Kristen menguasai sebagian besar negeri-negeri Islam, menjajah mereka, memaksa mereka untuk mempelajari kalender masehi, dan membuat kaum muslimin lupa dengan kalender Hijriyah kecuali apa yang dikehendaki Allah.“
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin menandaskan sesungguhnya kalender dan penanggalan adalah syi’ar sebuah umat. Jika umat melupakan syi’ar ini, maka mereka pun melupakan jati diri mereka.
Selanjutnya, beliau pun menjelaskan tentang pentingnya kaum muslimin dalam menjaga kepribadian mereka, di antaranya dengan memiliki penanggalan yang khas sebagai ciri khas mereka sebagai umat yang terhormat, beliau berkata, “Selayaknyalah kita memiliki kepribadian yang khas, sebuah karakter yang menjadi jati diri kaum muslimin, tidak mengikuti umat lain.
Bukanlah maksud kita memerangi setiap perkara yang baru yang berasal dari umat lain. Jika itu memang baik, akan tetapi kita memerangi umat lain yang datang dengan tujuan buruk, yaitu melunturkan kepribadian kita.
"Wahai Kaum muslimin," seruSyaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin. "Sesungguhnya kaum muslimin adalah umat Islam yang memiliki jati diri, memiliki ciri agama, bahasa, kalender/sejarah, dan ibadah yang khas. Umat Islam adalah umat yang memiliki jati diri yang kokoh, maka (umat Islam) wajib tidak menjadi pengekor umat lainnya sebagaimana Allah telah menganugerahkan kepada umat Islam ini agama yang mulia, Allah berfirman,
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) ilmu dan amal, untuk dimenangkan-Nya atas segala agama lain, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai”(QS At-Taubah:33).
(mhy)