Islam Itu Unik, Siapa yang Mengenalnya Akan Jatuh Cinta

Kamis, 07 Januari 2021 - 17:00 WIB
Tapi manusia juga bukan makhluk material (jasad) semata. Manusia adalah makhluk spiritual yang bertengger pada wujud material. Atau dalam bahasa yang biasa saya ekspresikan: Spiritual being in a physical body (wujud ruhiyah dalam wujud jasad.

Karenanya setelah Allah menciptakan manusia secara sempurna dalam wujud jasad, Allah meniupkan ruh-Nya (nafakha fiihi min ruuhiHi). Maka sejak itu manusia secara esensi menjadi makhluk spiritual dalam wujud jasad (material).

Islam pun mewajibkan manusia untuk memenuhi kedua aspek hidupnya itu secara maksimal dan imbang. "Dan jika shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di atas bumi dan carilah rezeki Allah. Dan ingatkah Allah banyak-banyak, semoga kamu sukses" (Al-Jumu'ah).

Keempat, hidup manusia juga di lengkapi dengan dua prasarana dasar. Yaitu hati dan akal (qalb wa aql). Dalam Islam manusia hanya akan hidup secara aman, nyaman dan stabil ketika hidupnya terbangun di atas kekuatan akal dan ketajaman batin (hati). Manusia yang kuat dalam akal (Ilmu dan pemikiran) dan tajam secara batin/hati akan membentuk karakter manusia hebat yang disebut "Ulul Albaab".

Itulah yang digambarkan dalam Surah Al-Imran: "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam adalah tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi mereka yang Ulul albaab. Yaitu mereka yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Serta memikirkan ciptaan Allah di langit dan di bumi."

Manusia yang kuat secara akal tanpa hati boleh jadi menjadi penipu. Tapi manusia yang tajam hati tapi lemah akal boleh jadi akan tertipu. Maka orang beriman tidak menipu dan tak akan mudah tertipu.

Kelima, akhirnya Islam juga mencakup hidup manusia dalam aspek orientasi kebahagiaan atau kesuksesan dunia dan akhirat (ad-dunya way akhirah).

Dalam Islam hidup manusia itu harus berorientasi kepada kesuksesan dan kebahagiaan. Islam tidak melihat dunia ini sebagai tempat untuk menderita, lemah, termarjinalkan dan terbelakang. Tapi tempat untuk kuat, maju, sukses dan menang.

Walaupun tentunya defenisi itu tidak selalu material oriented (orientasi materi). Tapi bagaimanapun bentuk hidup itu, bagi seorang Mukmin hudup adalah kesuksesan dan kebahagiaan.

Ayat-ayat Al-Qur'an itu penuh dengan motivasi, bahkan perintah kesuksesan: "Mereka itu adalah orang-orang yang berada di jalan hidayah dari Tuhan mereka dan mereka adalah orang-orang yang sukses." (Al-Baqarah).

"Sungguh beruntung/sukses orang-orang yang beriman." (Al-Mukminun)

Di sinilah kemudian Islam hadir untuk meyakinkan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan hidup harus secara sempurna dan imbang. Ajaran Islam inilah yang kemudian diekspresikan dalam doa sapu jagad umat:

"Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa adzaban naar."

Maka beruntunglah kita dengan Islam. Berbahagialah kita dengan Islam. Dan seharusnya kita semakin bangga dengan Islam kita. Semoga!

New York, 6 Januari 2021

(Baca Juga: Ungkapan Insya Allah Tiba-tiba Jadi Populer di Amerika)



Ustaz Shamsi Ali
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
cover top ayah
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡ خَلَقَ الۡاَزۡوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۡۢبِتُ الۡاَرۡضُ وَمِنۡ اَنۡفُسِهِمۡ وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُوۡنَ‏
Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

(QS. Yasin Ayat 36)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More