Begini Seharusnya Adab Muslimah jika Ingin Salat Berjamaah di Masjid

Jum'at, 08 Januari 2021 - 14:59 WIB
Jika seorang perempuan hendak salat di masjid, maka janganlah dilarang, namun ia berdiam diri dan salat di rumahnya itu lebih utama dari keluarnya menuju ke masjid untuk menunaikan salat. Foto ilustrasi/ist
Dalam hadis Nabi Muhammad Shallahu 'Alaihi wa sallam, beliau bersabda :

صَلاَةُ الرَّجُلِ فيِ جَمَاعَةٍ تَضْعُفُ عَلىَ صَلاَتِهِ فيِ بَيْتِهِ وَسُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ ضَعْفًا. وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلىَ الْمَسْجِدِ لاَ يَخْرُجُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لمَ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رُفِعَتْ لَهَا دَرَجَة وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً فَإِذَا صَلىَّ لَمْ تَزَلْ المَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فيِ مُصَلاَّهُ مَا لَمْ يَحْدُثْ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ. وَلاَ يَزَالُ فيِ صَلاَةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ

"Dari Abi Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Salatnya seseorang dengan berjamaah lebih banyak dari pada bila salat sendirian atau salat di pasarnya dengan dua puluh sekian derajat. Hal itu karena dia berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian mendatangi masjid dimana dia tidak melakukannya kecuali untuk salat dan tidak menginginkannya kecuali dengan niat salat. Tidaklah dia melangkah dengan satu langkah kecuali ditinggikan baginya derajatnya dan dihapuskan kesalahannya hingga dia masuk masjid dan malaikat tetap bershalawat kepadanya selama dia berada pada tempat salatnya seraya berdoa,"Ya Allah berikanlah kasihmu kepadanya, Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah ampunilah dia. Dan dia tetap dianggap masih dalam keadaan salat selama dia menunggu datangnya waktu shalat.". (HR. Bukhari Muslim)

(Baca juga: Syarat Diterimanya Amal yang Harus Diketahui Muslimah )

Adanya janji pahala dari Allah yang berlipat ganda inilah yang menjadi motivasi besar bagi kaum muslimin muslimat untuk menunaikan salat berjama'ah di masjid. Ditambah lagi kalau salat berjama'ah itu dilaksanakan di bulan Ramadhan. Tentu sangat besar sekali keutamaan dan lebih berlipat lagi ganjaran pahalanya.

Namun ada hal menarik dari sebuah riwayat sayyidah Aisyah istri rasulullah terkait salatnya para wanita di masjid. Beliau pernah berkata:

لو أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رأى ما أحدث النساء، لمنعهن المساجد كما مٌنعت نساء بني إسرائيل

Kalau seandainya Rasulullah melihat apa yang terjadi dengan para wanita sekarang. Maka sungguh beliau akan melarang para wanita ke masjid sebagaimana dulu dilarangnya para wanita bani israil ke masjid. (HR. Muttafaq 'Alaih).

(Baca juga: Ikuti Cara Para Nabi Berdoa, Doa Tidak Akan Tertolak )

Dalam riwayat di atas seolah Aisyah tidak suka para perempuan hadir salat ke masjid. Tidak menganjurkan para perempuan salat di masjid. Maka melihat ini, bagaimanakah pandangan para ulama fiqih terkait hadirnya para perempuan ke masjid untuk salat berjamaah. Apakah dianjurkan atau malah diharamkan? Dan mana yang lebih afdhal bagi mereka untuk salat? Apakah di masjid atau di rumah saja?

Dalam rujukan kitab fiqih empat imam mazhab, disimpulkan bahwa salat di rumah bagi para perempuan terutama yang masih muda-muda lebih utama daripada salat di masjid menurut keempat ulama mazhab.

Mengenai hukum salat berjamaah di masjid bagi perempuan, para ulama membedakan berdasarkan usia dan memberi perhatian agar tidak bersolek. Sedangkan perempuan yang telah berusia senja atau tua semuanya membolehkan selama perempuan ini dinilai sudah tidak menarik lagi dan kecil kemungkinan menimbulkan fitnah di tengah kaum muslimin.

(Baca juga: Inilah Manusia Pertama yang Membuka Pintu Surga )

Bagi para istri jika ingin pergi salat berjama'ah ke masjid, di syaratkan atau dibolehkan dengan seijin suaminya. Dan menjadi syarat diperbolehkannya perempuan ke masjid, tanpa memakai wewangian dan pakaian yang mencolok dan menarik yang dapat menimbulkan syahwat para laki-laki.

Syaikh Sholeh Al-Fauzan hafizhahullah berpendapat, dibolehkan bagi perempuan untuk keluar menunaikan salat di masjid, akan tetapi salatnya di rumah lebih utama baginya, karena salatnya di rumahnya bersifat menutupinya (tersembunyi dari pandangan) dan aman baginya dari terjerumus kedalam fitnah, baik fitnah tersebut disebabkan olehnya atau fitnah yang mengancam dirinya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

«لا تمنعوا إماء الله مساجد الله وبيوتهن خير لهن»

“Janganlah kalian larang wanita (dari) hamba Allah pergi ke masjid-masjid Allah, namun rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”.

(Baca juga: Ilmuwan Teliti Nanobodi Llama untuk Meredam Pandemi Covid-19 )

Jika ia hendak salat di masjid, maka janganlah dilarang, namun ia berdiam diri dan salat di rumahnya itu lebih utama dari keluarnya menuju ke masjid untuk menunaikan salat.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُ‌ۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ (٩) وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنٰهُ نَـعۡمَآءَ بَعۡدَ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُ لَيَـقُوۡلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّىۡ‌ ؕ اِنَّهٗ لَـفَرِحٌ فَخُوۡرٌۙ (١٠) اِلَّا الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ وَّاَجۡرٌ كَبِيۡرٌ (١١)
Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, Telah hilang bencana itu dariku. Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga, kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

(QS. Hud Ayat 9-11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More