Syarat Diterimanya Amal yang Harus Diketahui Muslimah

Kamis, 07 Januari 2021 - 08:59 WIB
loading...
Syarat Diterimanya Amal yang Harus Diketahui Muslimah
Semua amalan yang tidak memenuhi syarat tauhid, tidak diterima dan tidak dibalas, malah menjadi debu yang sia-sia. Hanya Allah yang berhak menetapkan balasan amal hambaNya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Wahai muslimah, berbakti pada suami atau kepada orang tua adalah termasuk amalan yang paling utama . Karena itulah amal dengan sebaik-baik akhlak . Allah Ta'ala bahkan menyuruh perempuan mukmin beribadat dan beramal saleh dan melarang beribadat selain-Nya dan juga melarang berbuat kemaksiatan.

(Baca juga: Ingin Hidup Nikmat? Rutinlah Baca Shalawat Munjiyat Ini )

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

“Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan (sedang dia itu mukmin), maka mereka itu akan masuk surga dan mereka tidak dizhalimi sedikitpun” (QS. An-Nisa : 124).

Perhatikan ada syarat bahwa “dia itu mukmin”. Muslimah juga harus tahu bahwa Allah Ta'ala yang memberi balasan kepada perbuatan manusia, termasuk perempuan. Allah menentukan penerimaan dan penolakan amal hamba-Nya.

(Baca juga : Ingin Didoakan Para Malaikat? Inilah Jenis Manusia yang Mendapatkannya )

Untuk itu, Allah menentukan syarat-syaratnya diterima amal saleh manusia, dan Allah juga yang berhak menolak amalan manusia jika tidak memenuhi syarat yang ditetapkan Allah. Hanya Allah yang berhak menetapkan syarat-syarat itu.

Allah nyatakan dalam Al-Qur'an dan RasulNya juga menjelaskannya. Syarat diterima amal saleh ada tiga, yakni:.
1. Iman dan tauhid.
2. Ikhlas
3. Mutabbah ( mengikut tatacara Nabi shallahuali wa sallam)

Dua syarat khusus yaitu ikhlas dan ikut cara nabi Shallallahu alaihi wa sallam sentiasa diberi perhatian dan diulang-ulang dalam masyarakat kita. Dalam kitab "Jami' al-Ulum', Ibnu Rajab ak-Hanbali rahimahullah mengatakan, Imam Bukhari mengawali kitab shahihnya dengan hadis niat dan ikhlas dalam beramal dan menempatkannya laiknya sebuah khutbah atau pembuka untuk kitab itu.

Dengan hal itu, seolah-olah Imam Bukhari ingin menyatakan bahwa segala amal yang dilakukan tidak ikhlas karena ingin mencari wajah Allah maka amal itu akan sia-sia, tidak ada hasilnya baik di unia maupun di akhirat.

(Baca juga : Mulailah Persiapkan Bekal untuk Kesuksesan di Akhirat )

Alhamdullilah, ramai yang mengambil pelajaran darinya. Tapi sayangnya syarat yang pertama tidak diberi perhatian sebagaimana dua syarat diatas. Syarat yang pertama iman dan tauhid. Padahal, para muslimah, Allah Ta'ala hanya akan menerima amal saleh yang dilakukan seseorang dengan syarat orang tersebut mukmin dan tauhid.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا يَخَافُ ظُلْمًا وَلا هَضْمًا
“Dan barangsiapa mengerjakan kebajikan sedang dia itu mukmin, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zhalim terhadapnya dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya”. (QS. Thaha : 112)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan, sedang dia itu mukmin, maka usahanya tidak akan diingkari (sia-sia) dan sungguh Kami akan mencatat untuknya” (QS. Al-Anbiyaa : 94)

(Baca juga: Lembaga Pengelola Investasi, Strategi Baru Pembiayaan Nasional )

Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2027 seconds (0.1#10.140)