Canda Ala Sufi: Andai Kau Lepas Bajumu dan Lari Mendahului Burung
Minggu, 10 Januari 2021 - 15:31 WIB
Berikut Canda Ala Sufi terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.
Andai Aku Punya
Saat Nashruddin berjalan, dia bertemu dengan beberapa orang muridnya. Dia lalu mengajak mereka untuk menikmati bubur bersamanya. Mereka pun mengikuti Nashruddin pulang ke rumahnya.
Setibanya di rumah, Nashruddin memerintahkan istrinya untuk menyediakan bubur.
Istrinya berkata, "Mana minyak samin dan berasnya?"
Nashruddin pun ingat kalau dia tidak memiliki apapun. Karena itu, dia mengambil sebuah bejana kosong dan meletakkannya di depan murid-murid yang diundangnya itu. Dan berkata kepada mereka, "Niat saya, andai saya mempunyai minyak samin dan beras, tentu saya akan membuatkan bubur dagi'ng di tempat ini."
Mendengar ucapan Nashruddin itu, mereka bangkit dan meninggalkan Nashruddin.
Baca juga: Canda Ala Sufi: Menjemur Tepung di Atas Tali
Andai Kau Lepas Bajumu, Tentu Tidak Akan Basah
Suatu hari, Taimurlank pergi bersama Nashruddin untuk berburu. Saat itu Nashruddin menaiki seekor kuda yang tak bisa berjalan cepat. Tiba-tiba, hujan pun turun.
Karena itu, Taimurlank beserta anak buahnya segera pulang, sehingga tidak kehujanan. Karena berjalan sendirian, Nashruddin melepas pakaiannya dan mendudukinya. Setelah hujan reda, dia mengenakan pakaian itu kembali.
Sesampainya di istana, Taimurlank melihat pakaian Nashruddin tidak basah. Dengan penuh heran, Taimurlank bertanya, "Mengapa pakaianmu tidak basah?"
Nashruddin menjawab, "Wahai tuanku, karena kudaku hebat!"
Taimurlank mengira kuda Nashruddin sangat cepat sehingga dapat menghindarkan Nashruddin dari air hujan. Dia lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar kuda itu dijadikan kendaraan pribadinya.
Beberapa hari kemudian, Taimurlank keluar untuk jalan-jalan. Saat itu, dia menggunakan kuda Nashruddin. Tiba-tiba, hujan pun turun sehingga seluruh pakaiannya basah-kuyup.
Andai Aku Punya
Saat Nashruddin berjalan, dia bertemu dengan beberapa orang muridnya. Dia lalu mengajak mereka untuk menikmati bubur bersamanya. Mereka pun mengikuti Nashruddin pulang ke rumahnya.
Setibanya di rumah, Nashruddin memerintahkan istrinya untuk menyediakan bubur.
Istrinya berkata, "Mana minyak samin dan berasnya?"
Nashruddin pun ingat kalau dia tidak memiliki apapun. Karena itu, dia mengambil sebuah bejana kosong dan meletakkannya di depan murid-murid yang diundangnya itu. Dan berkata kepada mereka, "Niat saya, andai saya mempunyai minyak samin dan beras, tentu saya akan membuatkan bubur dagi'ng di tempat ini."
Mendengar ucapan Nashruddin itu, mereka bangkit dan meninggalkan Nashruddin.
Baca juga: Canda Ala Sufi: Menjemur Tepung di Atas Tali
Andai Kau Lepas Bajumu, Tentu Tidak Akan Basah
Suatu hari, Taimurlank pergi bersama Nashruddin untuk berburu. Saat itu Nashruddin menaiki seekor kuda yang tak bisa berjalan cepat. Tiba-tiba, hujan pun turun.
Karena itu, Taimurlank beserta anak buahnya segera pulang, sehingga tidak kehujanan. Karena berjalan sendirian, Nashruddin melepas pakaiannya dan mendudukinya. Setelah hujan reda, dia mengenakan pakaian itu kembali.
Sesampainya di istana, Taimurlank melihat pakaian Nashruddin tidak basah. Dengan penuh heran, Taimurlank bertanya, "Mengapa pakaianmu tidak basah?"
Nashruddin menjawab, "Wahai tuanku, karena kudaku hebat!"
Taimurlank mengira kuda Nashruddin sangat cepat sehingga dapat menghindarkan Nashruddin dari air hujan. Dia lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar kuda itu dijadikan kendaraan pribadinya.
Beberapa hari kemudian, Taimurlank keluar untuk jalan-jalan. Saat itu, dia menggunakan kuda Nashruddin. Tiba-tiba, hujan pun turun sehingga seluruh pakaiannya basah-kuyup.