Ini Kewajiban Seorang Hamba Ketika Bencana Menimpa
Rabu, 20 Januari 2021 - 13:23 WIB
Kehidupan manusia tentu saja tidak selalu lancar dan mudah. Kadang manusia mengalami rasa gembira , kemudian ditimpa kesedihan. Bahkan, ada juga yang ditimpa musibah yang berat . Artinya, hidup kadang berada dalam kemudahan dan kadang berada dalam kesulitan .
Namun, yang harus disadari bahwa kesedihan atau musibah semua datang dari Allah Ta'ala. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa melakukan apa saja. Dalam seluk beluk kehidupan manusia, Allah sudah mengaturnya dan mengetahui apa-apa yang akan dialami hamba-Nya.
Dari setiap kisah sedih dan duka manusia Allah tahu. Meskipun Allah sudah mengatur kehidupan dan segala apa pun yang akan terjadi pada hamba-Nya di dunia ini, Allah memberikan keleluasaan kepada manusia untuk mengajukan permohonan, keinginan dan harapan kepada-Nya.
Allah Ta'ala suka kepada hamba yang selalu berdoa pada-Nya. Dan Allah Ta'ala memang memberikan perintah untuk berdo’a kepada-Nya. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa berdo’a kepada-Nya untuk setiap apa yang kita perlukan, karena do’a adalah ibadah.
Maka kewajiban seorang hamba ketika bencana atau musibah menimpa adalah dengan memperbanyak do'a. Berdoa'a pada Allah Ta'ala agar dilindungi dari bencana-bencana atau musibah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Do’a adalah ibadah”. (HR. Abu Daud, Shahih).
Dan Allah Ta’ala berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ
“Berdo’alah kepadaKu, niscaya Kukabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang sombong (enggan) beribadah kepadaKu, akan masuk ke neraka jahannam dalam keadaan terhina” (QS. Ghafir : 60).
Maha Suci Allah yang melimpahkan karunia dan anugerah yang tak terhingga, dia menjadikan permohonan hamba atas kebutuhan-kebutuhannya sebagai bentuk ibadah kepadaNya. Dan Allah juga mencela siapa-siapa yang meninggalkannya dengan celaan yang keras dan menggolongkannya sebagai orang yang sombong.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallalahu ‘alayhi wa sallam bersabda : “Barangsiapa tidak memohon kepada Allah, ia akan dimurkai” (HR. At-Tarmidji dan Ibnu Majah, Hadis Hasan).
Ketika banyak muncul bencana tiba-tiba seperti gempa, banjir, kebakaran dan musibah lainnya hendaknya kita memperbanyak membaca doa berikut.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ, وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ, وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ, وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. (HR. Muslim)
Syaikh Abdul Mushin Az-Zamili menjelaskan :
ﻓﺠﺄﺓ ﺍﻟﻨﻘﻤﺔ ﺃﻭ ﻓﺠﺎﺀﺓ ﺍﻟﻨﻘﻤﺔ ﻣﻦ ﺑﻼﺀ ﺃﻭ ﻣﺼﻴﺒﺔ ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﻓﺠﺄﺓ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺳﺒﻘﻪ ﺷﻲﺀ ﺑﺄﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﺠﺄﺓ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺧﻒ
“Siksa yang tiba-tiba yaitu berupa bencana atau musibah yang datang secara mendadak.Tentunya berbeda dengan musibah yang didahului oleh sesuatu (sebagai awalnya semisal penyakit) dan tidak mendadak, hal ini lebih ringan perkaranya.”. (Dari kitab Syarh Bulughul Maram)
Bencana seperti gempa, banjir dan musibah akan menghilangkan nikmat dan bisa jadi merupakan murka dari Alllah karena banyaknya kesyirikan dan maksiat. Untuk menghindari terjadi musibah dan bencana pada kita hendaknya kita benar-benar memhami bahwa sebab turunnya musibah dan bencana akibat keyirikan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.
Hendaknya kita melakukan muhasabah dan segera kembali kepada Allah serta menghentikan keyirikan dan kemaksiatan yang merajalela agar terhindar dari hilangnya nikmat, datangnya bencana dan terhindar dari murka Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalahdisebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy Syura: 30).
Bisa jadi Allah kirimkan bencana dan musibah kepada manusia agar manusia takut kepada Allah dan agar kaum muslimin kembali kepada Allah dan menghentian kesyirikan dan maksiat.
Allah berfirman :
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
“Tidaklah Kami mengirim tanda-tanda kekuasaan Kami kecuali untuk menakut-nakuti“. (Al-Isra’ : 59)
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa maksud menakuti-nakuti di sini adalah agar manusia takut kepada Allah. Beliau berkata,
أذن الله سبحانه لها في الأحيان بالتنفس فتحدث فيها الزلازل العظام فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم
“Terkadang Allah subhanahu mengizinkan bumi untuk bernafas maka terjadilah gempa bumi yang dahsyat, maka muncul rasa takut dan khawatir pada hati hamba-hamba Allah dan agar mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan dan merendahkan diri di hadapan-Nya serta menyesal (atas dosa dan maksiat).” (Kitab Miftah Daris Sa’adah).
Maka do’a mutlak diperlukan manusia, karena manusia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya dalam setiap musibah yang menimpa. Manusia harus berdoa kepada Allah Ta'ala agar dijauhkan dari setiap bencana atau musibah. Manusia mutlak membutuhkan pertolongan Allah.
Wallahu 'Alam
Namun, yang harus disadari bahwa kesedihan atau musibah semua datang dari Allah Ta'ala. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa melakukan apa saja. Dalam seluk beluk kehidupan manusia, Allah sudah mengaturnya dan mengetahui apa-apa yang akan dialami hamba-Nya.
Dari setiap kisah sedih dan duka manusia Allah tahu. Meskipun Allah sudah mengatur kehidupan dan segala apa pun yang akan terjadi pada hamba-Nya di dunia ini, Allah memberikan keleluasaan kepada manusia untuk mengajukan permohonan, keinginan dan harapan kepada-Nya.
Allah Ta'ala suka kepada hamba yang selalu berdoa pada-Nya. Dan Allah Ta'ala memang memberikan perintah untuk berdo’a kepada-Nya. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa berdo’a kepada-Nya untuk setiap apa yang kita perlukan, karena do’a adalah ibadah.
Maka kewajiban seorang hamba ketika bencana atau musibah menimpa adalah dengan memperbanyak do'a. Berdoa'a pada Allah Ta'ala agar dilindungi dari bencana-bencana atau musibah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Do’a adalah ibadah”. (HR. Abu Daud, Shahih).
Dan Allah Ta’ala berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ
“Berdo’alah kepadaKu, niscaya Kukabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang sombong (enggan) beribadah kepadaKu, akan masuk ke neraka jahannam dalam keadaan terhina” (QS. Ghafir : 60).
Maha Suci Allah yang melimpahkan karunia dan anugerah yang tak terhingga, dia menjadikan permohonan hamba atas kebutuhan-kebutuhannya sebagai bentuk ibadah kepadaNya. Dan Allah juga mencela siapa-siapa yang meninggalkannya dengan celaan yang keras dan menggolongkannya sebagai orang yang sombong.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallalahu ‘alayhi wa sallam bersabda : “Barangsiapa tidak memohon kepada Allah, ia akan dimurkai” (HR. At-Tarmidji dan Ibnu Majah, Hadis Hasan).
Ketika banyak muncul bencana tiba-tiba seperti gempa, banjir, kebakaran dan musibah lainnya hendaknya kita memperbanyak membaca doa berikut.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ, وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ, وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ, وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. (HR. Muslim)
Syaikh Abdul Mushin Az-Zamili menjelaskan :
ﻓﺠﺄﺓ ﺍﻟﻨﻘﻤﺔ ﺃﻭ ﻓﺠﺎﺀﺓ ﺍﻟﻨﻘﻤﺔ ﻣﻦ ﺑﻼﺀ ﺃﻭ ﻣﺼﻴﺒﺔ ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﻓﺠﺄﺓ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺳﺒﻘﻪ ﺷﻲﺀ ﺑﺄﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﺠﺄﺓ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺧﻒ
“Siksa yang tiba-tiba yaitu berupa bencana atau musibah yang datang secara mendadak.Tentunya berbeda dengan musibah yang didahului oleh sesuatu (sebagai awalnya semisal penyakit) dan tidak mendadak, hal ini lebih ringan perkaranya.”. (Dari kitab Syarh Bulughul Maram)
Bencana seperti gempa, banjir dan musibah akan menghilangkan nikmat dan bisa jadi merupakan murka dari Alllah karena banyaknya kesyirikan dan maksiat. Untuk menghindari terjadi musibah dan bencana pada kita hendaknya kita benar-benar memhami bahwa sebab turunnya musibah dan bencana akibat keyirikan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.
Hendaknya kita melakukan muhasabah dan segera kembali kepada Allah serta menghentikan keyirikan dan kemaksiatan yang merajalela agar terhindar dari hilangnya nikmat, datangnya bencana dan terhindar dari murka Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalahdisebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy Syura: 30).
Bisa jadi Allah kirimkan bencana dan musibah kepada manusia agar manusia takut kepada Allah dan agar kaum muslimin kembali kepada Allah dan menghentian kesyirikan dan maksiat.
Allah berfirman :
وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
“Tidaklah Kami mengirim tanda-tanda kekuasaan Kami kecuali untuk menakut-nakuti“. (Al-Isra’ : 59)
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa maksud menakuti-nakuti di sini adalah agar manusia takut kepada Allah. Beliau berkata,
أذن الله سبحانه لها في الأحيان بالتنفس فتحدث فيها الزلازل العظام فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم
“Terkadang Allah subhanahu mengizinkan bumi untuk bernafas maka terjadilah gempa bumi yang dahsyat, maka muncul rasa takut dan khawatir pada hati hamba-hamba Allah dan agar mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan dan merendahkan diri di hadapan-Nya serta menyesal (atas dosa dan maksiat).” (Kitab Miftah Daris Sa’adah).
Baca Juga
Maka do’a mutlak diperlukan manusia, karena manusia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya dalam setiap musibah yang menimpa. Manusia harus berdoa kepada Allah Ta'ala agar dijauhkan dari setiap bencana atau musibah. Manusia mutlak membutuhkan pertolongan Allah.
Wallahu 'Alam
(wid)
Lihat Juga :