Amalan Saat Terjadi Gempa : Bertobat Hingga Memberi Bantuan
loading...
A
A
A
Bencana gempa bumi yang terjadi di beberapa tempat di dunia, merupakan tanda dan ayat-ayat kekuasaan Allah Subhanahu Ta'ala yang digunakan sebagai peringatan bagi para hamba-Nya bahwa adalah Rabb yang Maha berkuasa atas segalanya. Semua yang terjadi di alam ini, yakni berupa gempa dan peristiwa lain yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam penderitaan merupakan tanda kiamat kecil.
Gempa juga merupakan peringatan bagi manusia betapa dahsyatnya jika Allah Ta'ala sudah menimpakan sesuatu. Maka hendaknya manusia selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Ahli Kitab :
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِم مِّن رَّبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al Qur`an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka“. (al-Maidah :66)
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz memberi nasihat soal datangnya gempa ini dengan mengatakan, wajib bagi setiap kaum Muslimin yang mukallaf (seseorang yang telah memenuhi beberapa kreteria untuk menyandang kewajiban dari Allah sebagai konsekwensi dari beban syariat Islam) dan yang lainnya, agar bertobat kepada Allah Azza wa Jalla.
Umat juga konsisten di atas din (agama)nya, serta waspada terhadap semua yang dilarang, yaitu berupa perbuatan syirik dan maksiat. Sehingga, mereka selamat dari seluruh bahaya di dunia dan akhirat, serta Allah menolak semua adzab dari mereka, dan menganugerahkan kepada mereka segala jenis kebaikan.
Ulama juga mengatakan, gempa akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia.
Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan tobat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat : 143–144).
Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal : 33).
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari azab. Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua,istighfardan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
Yang ada rezeki berlebih dianjurkan untuk memberi bantuan kepada yang tertimpa musibah gempa. RasulullahShallallahu’alaihi Wasallambersabda:
“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban.
Gempa juga merupakan peringatan bagi manusia betapa dahsyatnya jika Allah Ta'ala sudah menimpakan sesuatu. Maka hendaknya manusia selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Ahli Kitab :
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِم مِّن رَّبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al Qur`an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka“. (al-Maidah :66)
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz memberi nasihat soal datangnya gempa ini dengan mengatakan, wajib bagi setiap kaum Muslimin yang mukallaf (seseorang yang telah memenuhi beberapa kreteria untuk menyandang kewajiban dari Allah sebagai konsekwensi dari beban syariat Islam) dan yang lainnya, agar bertobat kepada Allah Azza wa Jalla.
Umat juga konsisten di atas din (agama)nya, serta waspada terhadap semua yang dilarang, yaitu berupa perbuatan syirik dan maksiat. Sehingga, mereka selamat dari seluruh bahaya di dunia dan akhirat, serta Allah menolak semua adzab dari mereka, dan menganugerahkan kepada mereka segala jenis kebaikan.
Ulama juga mengatakan, gempa akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia.
Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan tobat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit” (QS. ash-Shoffat : 143–144).
Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. al-Anfal : 33).
Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari azab. Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua,istighfardan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.
Yang ada rezeki berlebih dianjurkan untuk memberi bantuan kepada yang tertimpa musibah gempa. RasulullahShallallahu’alaihi Wasallambersabda:
“Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat” (HR. Muslim no. 2699).
Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban.